[ Edited (1) ]
“— Namaku adalah Adellia, Adellia Monattlas.” lanjut gadis itu.
“Oh ternyata namamu Adellia Monattlas, terimakasih telah menyelamatkan kami tadi.”
“Kalau kalian sudah selesai dengan urusan kalian lekas lah menuju kamp penyembuhan dan bersembunyi lah di sana, biarlah kami yang akan mengurus monster ini.” Tanpa menghadap ke arahku.
'Lagi-lagi ada orang yang menyuruhku untuk sembunyi?!'
“Maaf atas kelancangan ku, tapi aku akan tetap di sini, biarlah Saigiri yang akan menjagaku. Kalian fokuslah untuk mengalahkan monster itu. Aku peringatkan bahwa monster itu sangatlah kuat, pertahanannya sulit sekali untuk ditembus, dan yang terpenting dia sangat licik dan pintar. Kalian pasti akan membutuhkanku nanti.”
“Baiklah jika itu pintamu, tapi jangan harap aku akan menolong mu lagi. Kau jangan sampai menganggu kami, ini telah menjadi tanggung jawab kami.” Adellia kemudian melangkah maju tanpa memperdulikan perkataan ku lagi.
Sebenarnya aku tak begitu mengerti bagaimana mereka yang terdiri dari pasukan gabungan antara para kesatria terkuat berbagai ras terkuat dapat tergabung dalam satu pasukan, terlihat banyak pasukan yang memakai baju zirah yang berbeda-beda.
Ada yang berpakaian serba hitam yang melambangkan kaum kesatria seperti Adellia, rata-rata mereka bersenjatakan sebuah pedang dan tombak.
Ada yang memaki rompi sederhana nan coklat serta celana pendek yang menandakan kaum «rakshasa» atau «golem». Mereka terkenal kaum terkuat karena mereka bisa berubah menjadi raksasa dan bahkan pedang pun tidak mempan terhadap kaum ini karena tubuhnya yang keras dan besar.
Dan yang terakhir adalah kaum penyihir. Mereka memang seperti manusia pada umumnya. Tapi mereka lahir dengan bakat sihir. Tugas mereka adalah sebagai pendukung dan terkadang sebagai penyerang jarak jauh, mereka berpakaian serba longgar serta topi runcing khas seorang penyihir.
Kelebihan dari kaum penyihir adalah daya serang mereka yang sangat kuat, bahkan jika mereka berada di Pegunungan Witch kekuatan mereka dapat bertambah hingga berkali-kali lipat.
Adellia menghentikan langkah dan mengatakan suatu hal.
“—Oh ya, asal kau tau dunia kita akan segera hancur seperti pada masa itu, sebab itu belakangan ini sering terjadi sebuah insiden-insiden aneh seperti ini, tak hanya kaum elf saja yang merasakannya.”
"A-Apa.......!? Hancur...!?"
***
Aku mengistirahatkan tubuh yang terluka di atas pangkuan Saigiri. Pedang tergeletak nun jauh di sana menancap di atas tanah tampak gelisah.
Kecewa mungkin perasaan yang cocok untuk menggambarkan keadaanku saat ini, tidak bisa mengalahkannya dan dengan luka separah ini mungkin aku masih harus lebih bekerja keras lagi dalam berlatih.
“Apa kau sudah merasa baikan Kak?” tanya Saigiri.
Aku mendongak ke atas tampak wajahnya yang imut serta senyuman tulus yang membuatku melupakan semua rasa perih yang kurasakan. Aku merasa kehangatan yang dia berikan, pangkuannya sungguh nyaman dan membuatku betah untuk menetap.
“Maaf atas kelakuanku selama ini, tolong tetaplah seperti ini. Aku mohon biarlah aku tidur mengistirahatkan tubuh di atas pangkuan mu lebih lama,” ucapku sedikit manja.
“Sebentar ataupun untuk selamanya aku akan tetap seperti ini jika kakak memintanya dan juga kakak tidak perlu meminta maaf kepadaku. Selama ini kakak selalu melindungiku tanpa meminta balasan apapun. Sementara aku... aku selalu merepotkan kakak, selalu meminta bantuan, dan selalu mengaggumu di setiap kesibukanmu sehari-hari. Jadi untuk kali ini biarkan aku yanng akan menjadi pelindungmu.”
“Ba-Baiklah.....” balasku lirih.
Hanya saja perkataan Adellia masih menggema dalam pikiranku, kenapa kejadian di masa lampau akan kembali terulang. Apa benar dunia ini akan kembali hancur? Membayangkannya saja sudah membuatku ketakutan.
“Kak, apa tidak sebaiknya kita kembali saja ke markas, di sini masih terlalu berbahaya.” pinta Saigiri seraya membelai rambutku, memandangku dengan tatapan miris.
“Kita di sini saja, kau tak perlu takut, mereka tak akan kalah dari monster itu....”
Dia mengangguk, sepertinya dia paham apa yang aku rasakan sekarang.
Setelah beberapa menit beristirahat aku mulai bangkit dengan stamina yang telah pulih kembali. Kupaksakan tubuh untuk bangun meski luka di kaki masih terasa perih. Aku mengambil seutas kain yang tergeletak tak jauh lalu mengikatnya dengan kencang.
Dengan langkah menyeret aku mengambil pedang yang menancap tegak, mengayunkannya ke kanan dan ke kiri sebelum menyarungkannya. Tapi kali ini aku tak akan menggunakan pedang ini untuk bertarung karena kondisiku yang tidak memungkinkan.
“Saigiri, apa kau masih sanggup untuk berjalan? Sekarang kau lekaslah kembali ke markas, beri tahu mereka bahwa pasukan bala bantuan telah datang, dan tolong rawatlah ayah.” Aku memegang tangan kecilnya dan membantunya untuk bangun, lalu tanpa sengaja mata kami saling bertatapan.
“Tapi bagaimana denganmu? Apa kau ingin kembali ke medan perang?” ucapnya.
“Tidak, aku hanya ingin memastikan keadaan mereka.”
“Tapi kau tetap harus berhati-hati, mungkin monster itu akan mengincarmu lagi.”
“Tenanglah mereka pasti akan melindungiku, tapi jika memang itu terjadi aku masih dapat bertarung, lagian pedangku masih sanggup untuk memenggal kepala monster itu.”
“Jangan paksakan dirimu! Aku akan secepatnya memberi tahu markas pusat dan mengirim bala bantuan lebih banyak lagi,” ujar Saigiri seraya pergi menjauh dariku, tapi tampak dari sorot matanya bahwa dia masih mengkhawatirkanku.
Dari kejauhan dia melambaikan tangannya, aku pun membalasnya. Selain itu aku mulai melangkahkan kaki ke medan perang, mental serta stamina yang telah pulih kembali. Bahkan aku telah siap akan kemungkinan terburuk.
Menang atau kalah, aku akan tetap menyaksikan pertarungan selanjutnya antara pasukan bala bantuan melawan Zardock. Sekali lagi aku belum tahu kelanjutan dari pertempuran ini yang mungkin tak akan ada habisnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hallo sobatt pembaca sekalian!! yang sudah membaca novel ini maupun sekadar mampir, saya sebagai author mengucapkan banyak terimakasih jika kalian memberikan dukungan dengan cara di bawah ini:
* Dukung penulis dengan memberikan tips / vote seadanya
* Follow akun penulis
* Berkomentar yang baik dan bijak
* Always like and share in your social media
* Bintang limanya ya gaes
* Favorit (Ini yang paling penting wkwkwkwk)
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan dapat menambah semangat author dalam melanjutkan cerita ini!! Dukung terus ya gaesss.... :D
# Terimakasih banyak gaes, see you on the next chapter.... ^_^
WA : 08973952193
IG : bayusastra20
email : bayu_sastra20@yahoo.co.id
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Honey
Si Zardock ini duh, bikin repot aja. Sampe semua ksatria kumpul. Jadi penasaran dia ini mau ngapain. Mau ngehnacurin dunia? Kenapa? Apakah ada yang mengendalikan si Zardock?
2020-07-01
0
San Jaya
Mantap, tapi menurutku untuk bagian di mana pemeran utama istirahat di pangkuan Saigiri dan tiba² pulih dalam hitungan menit terlalu mengambang—tabu.
Ceritanya tetep menarik, Bay
2020-06-18
1
🌸Momy Kece🌸
k
2020-05-25
1