4. Sasha yang matre

Akhirnya pelajaran pertama pun selesai, kini giliran guru bahasa inggris masuk ke dalam kelas namun setelah menunggu beberapa saat sang guru tak kunjung datang.

Beberapa siswa dan siswi kasak-kusuk sendiri menebak apa yang terjadi dengan Mr Andre kok jam segini belum muncul.

"Tumben ya, Mr Andre belum datang, padahal aku sudah kangen dengan wajahnya yang tampan itu," kata Micin dengan menampilkan wajah imutnya, membayangkan wajah guru bahasa Inggris yang tampan itu.

"Ck apa menariknya sih Mr Andre, menurutku biasa saja," kata Sasha heran, ya dia memang tahu wajah gurunya itu bisa dibilang tampan namun dia buka tipe pria yang Sasha sukai.

"Dasar mata kamu saja yang rabun, masa orang ganteng begitu di bilang biasa saja," protes Micin tak terima kalau idolanya itu dianggap biasa saja sama sahabatnya.

"Asal kamu tahu yah kalau banyak dari murid perempuan yang mengidolakan Mr Andre," kata Micin lagi. Entah dia tak suka wajah tampan guru idolanya itu di bilang biasa-biasa saja.

" Bagiku sih pria tampan itu tuh jangan cuma wajah aja yang tampan tetapi tubuhnya harus bagus berisi atau berotot bukan kerempeng kalau nanti ketemu penjahat kan bisa lindungi aku, terus dia juga harus tinggi, pintar dan yang penting harus banyak duit karena kita tidak makan cinta," jawab Sasha tanpa ada rasa bersalah sekalipun.

"Itu sih matre," kata Micin.

"Kalau ada orang perfect seperti itu mah banyak saingannya. Lagian tipenya itu juga bukan kita yang biasa-biasa ini, biasanya ya dia nyari pacar yang spek bidadari seperti model kan cantik-cantik atau pengusaha wanita sukses bukan seperti kita. Sadar woe lulus sekolah aja belum masih kurang beberapa bulan lagi sudah pengen pacar sempurna tajir lagi. Mimpi kamu tuh ketinggian," gerutu Micin kesal sambil memukul tangan Sasha agar temannya itu sadar diri. Ya karena yang di inginkan sahabatnya itu tipe pria sempurna yang tak mungkin mereka gapai.

Shasha tak membalas ucapan Micin, dia sudah terlanjur kesal mendengar ucapan temannya itu seolah memperingatkan dia agar dia sadar diri.

"Lihat saja nanti ku buktikan kalau aku bisa nemuin pria seperti tipe ku," batin Sasha penuh tekad kuat.

Sasha membalik badan tak menghadap Micin, dia terlanjur kesal.

Ceklek....

Pintu kelas terbuka, semua siswa dan siswi terdiam dengan wajah tegang menatap ke arah pintu seolah menunggu guru bahasa inggris masuk kedalam kelas.

Namun semua langsung menghela nafas panjang merasa lega karena itu adalah Bela dan Lisa yang masuk kedalam kelas.

"Huuuuu....." Sorak ramai para siswa dan siswi ke arah keduanya yaitu Bela dan Lisa.

"Sstttt diam..." Teriak ketua kelas, semua langsung terdiam.

"Bagus...." Ketua kelas langsung mengacungkan dua jempolnya.

"Hadeh ternyata belalang yang datang ku kira Mr Andre," kata seorang siswa laki-laki.

"Hei Juned mulut mu tuh lemes banget, ngatain aku belalang lagi, siap-siap aku kasih bogem mentah sekarang juga. Mau??" Kata Bela tengah berkacak pinggang dengan gaya seperti seorang preman.

"He he he he, ampun ratu saya nyerah," kata pria itu dengan berjongkok dan tangannya di taruh diatas kepala seperti sedang meminta maaf ala-ala kerajaan. Memang ada-ada saja kelakuan bocah-bocah ini.

Sedangkan Lisa hanya mengelengkan kepalanya, dia sudah lelah dan langsung memilih untuk segera duduk di kursinya.

Beberapa siswa dan siswi ada yang tertawa melihat aksi keduanya, yaitu Bela dan pria yang bernama Juned.

"Kenapa tuh muka lecek banget seperti cucian belum kering," kata Sasha menatap ke arah Lisa yang seperti orang kelelahan.

"Pake nanya lagi, kan tadi aku sudah bilang kalau ban motor ku bocor," jawab Lisa.

"Iya tadi Sasha sudah bilang sih," kata Micin.

"Kan ban motor kamu sudah di tambal, terus kenapa muka mu masih jelek begitu," kata Sasha tanpa rasa bersalah mengatakan temannya itu jelek.

"Dasar Bumbu dapur, muka kucel begini gara-gara dorong motor sampai ke bengkel," kesal Lisa.

"Ck bumbu dapur tuh sih Micin bukan aku," protes Sasha.

"Hilihhhh sama saja, beda tipis," kata Lisa.

"Suka-suka kamu lah," jawab Sasha pasrah tak ingin berdebat.

"He he he he he," Micin melihat Sasha kalah berdebat, dia langsung tertawa cengengesan .

"Sudah jangan ketawa, nanti gigi mu kering," kata Sasha dengan sinis.

"Dasar emaknya bumbu," kesal Micin.

"Sesama bumbu dapur dilarang bertengkar," kini giliran Lisa menjadi pemisah keduanya.

"Terima nasib saja memang nama kita sama dengan bumbu dapur, Sasha dan Micin," kata Micin membuat Sasha mendelik kesal.

"Berisik..." Jawab Sasha.

"Oh ya teman kamu tuh, suruh kalem dikit biar tenang nih kelas," tegur teman sebelah mereka yang bernama Eca.

"Biarin aja lah Ca, kalau capek juga balik ke setelan awal," kata Sasha yang tak mau ikut pusing.

Tok tok tok tok...

"Diam semua..." Perintah ketua kelas, karena jam kosong begini banyak dari mereka malah mengobrol tak jelas bahkan ada yang becanda.

Mendengar teriakan ketua kelas yang kesekian kalinya, mereka langsung terdiam.

Pintu terbuka menampilkan wajah perempuan.

"Eh Rani ngapain kesini?" Tanya salah satu siswi.

"Nih ada tugas dari Mr Andre katanya dia ada keperluan mendadak jadi kalian kerjakan tugas ini. Oh ya jangan lupa setelah selesai harus di kumpulkan di mejanya Mr Andre," kata siswi bernama Rani itu menyerahkan kertas berisi tentang soal yang nanti akan mereka kerjakan.

"Terimakasih Ran," kata perempuan itu sebelum Rani pergi.

Sekertaris kelas mengambilnya dan menulis soal-soal di lembar itu ke depan papan tulis.

Semua sibuk mengerjakan tugas dari Mr Andre.

Tak lama bel kelas berbunyi menandakan jam pelajaran telah selesai. Kini giliran wakil ketua kelas mengumpulkan tugas mereka yang sudah selesai mengerjakan soal yang di tulis.

Setelah selesai mengerjakan yugas, mereka pun berhamburan ke luar mencari udara dan pemandangan sejuk.

"Mau makan apa?" Tanya Bela.

"Bakso kali ya," tawar Micin.

"Aku mau mie goreng aja, sama teh manis sebagai jawaban kata Lisa.

"Kalau kamu apa?" Kini giliran Sasha yamg di tanya Lisa.

"Bakso aja sama Micin dan juga Bela," jawab Sasha membuat Lisa menganggu mengerti.

"Wuih 3 lawan 1, aku kalah nih," kata Lisa dengan candaan garing nya.

"Sudah jangan bercanda deh, ayo kita turun. Perutku sudah protes minta di isi," kata Micin.

Mereka Berempat pun turun bersama siswa dan siswi menuju kantin yang membeli beberapa makanan kesukaan mereka masing-masing.

Setelah itu mereka menuju kedai masing-masing makanan untuk membeli yang mereka inginkan.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

▫️

▫️

udh wa like syaf tp kotakmu basi tak trsentuh🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️

2024-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!