PART 4 ( Agustus 2018 )

Emma menjalani hari-harinya seperti biasa meskipun ia masih menyimpan rasa curiga yang begitu besar, ia memilih untuk tetap tenang sambil berusaha mencari tahu segalanya tentang suaminya juga Tasya.

Meskipun sudah berupaya berbagai cara usaha Emma untuk membuktikan kecurigaannya sia-sia. Pikirannya semakin kacau, ia tak lagi terlihat sebagai sosok wanita bahagia. Terkadang ia menangis tanpa sebab, hingga pada suatu malam suaminya mengajaknya untuk berbicara.

" Mah..papah lihat akhir-akhir ini mamah jadi semakin berubah, mamah lebih banyak diam namun gampang emosi, ada apa mah? Apa mamah masih memikirkan persoalan kemarin?"

Suaminya memulai pembicaraan. Emma terdiam, ia bingung harus menjawab apa, ia tak ingin berdebat namun suara hatinya ingin mengatakan perasaannya. akhirnya Emma memutuskan untuk berkata jujur agar hatinya bisa tenang.

" pah..maafkan aku sayang, jujur sejak aku tahu kamu berhubungan dengan Tasya meskipun kamu bilang hanya iseng dan hanya lewat whatsapp tapi perasaanku tak tenang, aku merasakan ada sesuatu diantara kalian, aku bisa merasakan ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku pah, jika boleh aku meminta, tolong katakan padaku sejujur jujurnya, jangan pernah menyembunyikan apapun dariku meskipun itu menyakitkan buatku, akan lebih baik bagiku mendengarnya langsung darimu daripada aku mendengarnya dari orang lain pah, aku mohon jika papah mencintaiku katakan sejujurnya."

Emma tak bisa menahan airmatanya. Meskipun ia belum mendengar jawaban dari suaminya namun ia tak bisa menahan tangisnya. Suaminya mencoba menenangkannya, merangkulnya dan menghapus airmatanya.

" jangan menangis sayang, maafkan aku..aku sudah menyakitimu, aku akan mengatakan semuanya dengan jujur seperti yang kamu inginkan mah, tapi maafkan aku jika kejujuranku menyakitimu. Aku ingin menyimpan semua kesalahan ini sendiri karena aku tidak ingin menyakitimu tetapi sekarang seperti yangkamu minta aku akan mengatakan semuanya mah"

Emma melepaskan pelukan suaminya, mencoba menenangkan dirinya. Emma siap mendengarkan pengakuan suaminya, Emma siap mendengar meskipun mungkin akan sangat menyakitkan untuknya.

" Mah..aku berselingkuh dengan Tasya bahkan sebelum kamu berangkat ke jakarta aku telah mempunya hubungan istimewa dengannya beberapa bulan, maafkan aku mah..aku salah..aku pasrah..aku salah telah menyakitimu sayang, maafkan aku telah menipumu."

Tangis Emma pecah, ia.menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berusaha meredam suara tangisnya, sesak sungguh sesak, suami yang sangat dicintainya tega menipunya dan menghianatinya. Richard pria yang sangat baik telah menodai pernikahan suci mereka.

" aku tidak pernah menyangkah papah tega melakukan semua ini padaku. Apa salahku pah? Kenapa? Kenapa papah tega mebohongiku dan berselingkuh dengan dia? Tasya..dia adalah temanku pah, dia tetangga kita? Jadi selama ini kalian bersandiwara di depanku, berpura pura baik sehingga kebusukan yang kalian sembunyikan tidak aku ketahui? Kenapa papah tega menghancurkan perasaanku? Aku mencoba bertahan dari segala godaan pria di luar sana meski terkadang aku nyaris jatuh namun aku sekuat tenaga menahan hatiku untuk tetap setia kepadamu, setia kepada pernikahan kita tapi inikah balasan yang kudapat pah? apakah aku kurang cantik pah? Atau aku membosankan?bilang pah? "

sambil menangis Emma menumpahkan segala yang terpendam di dalam hatinya.

Suaminya memeluknya dan menangis, ia tak mampu menjelaskan apapun lagi, hanya kata maaf yang berulang kali ia ucapkan sambil mengecup kening istrinya berulang kali, membawa istrinya kedalam dekapannya. Mereka menangis bersama.