"Sah.... Sah... Sah.... " teriakkan para saksi dan pak penghulu sampai sekarang masih teriang di telinga Arisya seperti pisau yang menyayat nyayat dirinya. Akhirnya dia memutuskan untuk menikah dengan Arsya demi menjalankan keinginan papa dan mama.
Hanya berselang beberapa menit setelah ijab kabul dirinya dan Arsya, mama dan papa pun pergi untuk selama-lama nya. Meninggalkan dirinya dengan kemelut batin yang luar biasa karena sudah menjadi istri adiknya sendiri.
" Sya..... makan dulu " gedor Arsya dengan membawa semangkuk bubur.
" Gue nggak lapar " ketus Arisya.
" Walaupun nggak lapar, lo harus makan " ucap Arsya.
" Gue nggak lapar A " teriak Arisya kesal. Hari ini, Arisya benar-benar nggak mood makan. Apalagi makanan itu berasal dari Arsya, adiknya yang sekaligus menyandang status sebagai suaminya.
" Dari pagi lo nggak makan.... makan dikit aja " pujuk Arsya.
Dari kecil, Arisya memang sedikit manja. Kalau dia sedang marah atau ngambek, sikap keras kepala nya pasti mendominasi dirinya. Hanya Arsya yang bisa melembutkan hati nya.
Tapi sekarang, Arisya tidak mau berbicara dengan Arsya. Dia lebih senang mengunci dirinya dikamar. Arisya masih terpuruk dengan kepergian mama dan papa. Apalagi dengan pernikahannya.
" Sya... please... makan dulu... sedikit aja... " pinta Arsya dengan suara yang begitu lembut.
Sekarang ini perasaan Arsya sama seperti perasaan Arisya. Dia juga sedih dengan kepergian mama dan papa. Dia juga mengalami tekanan bathin dengan pernikahan wasiat dari papa dan mama.
" A.... kenapa berdiri disitu ??! " Tanya tante Mita heran melihat Arsya berdiri didepan kamar Arisya.
" Ini tante.... dari tadi Arisya nggak mau keluar kamar... dia juga belum makan "
" Sini biar tante yang bicara sama Arisya " Arsya bergeser dari posisinya dan mempersilahkan tante Mita untuk membujuk Arisya. Mungkin tante bisa membujuknya.
" Sya.... ini tante... boleh tante masuk ??! "
" Maaf tante... Arisya pengen sendiri "
" Ada yang ingin tante bicarakan "
" Tante.... Arisya nggak mau bicara sama siapapun... Arisya pengen sendiri " teriak Arisya dengan sedikit terisak.
" Sayang... lima menit aja... " terdengar suara pintu yang dibuka.
" Lima menit.... hanya lima menit " lirih Arisya pelan. Matanya terlihat sembab, wajahnya pucat. Dan dandanannya urak-urakkan.
Arsya melihat Kakaknya yang sekarang menjadi istrinya khawatir. Pasalnya ini pertama kalinya Arisya berpenampilan seperti itu. Seperti orang yang benar-benar frustasi.
" A... bisa tinggalin Tante dan Arisya berdua aja ??!! " Tanya Tante pelan dan dijawab anggukan kepala Arsya. Tanpa sepatah katapun Arsya meninggalkan tante bersama Arisya. Berharap tante bisa membujuk Arisya, setidaknya untuk makan saja. Karena dari tadi Arisya belum makan.
" Sya... tante tau kamu sekarang lagi sedih... marah.... kecewa... tapi semua ini kamu lakukan demi almarhum orang tua kamu sayang... "
" Tapi tan.... bagaimana Arisya bisa menjalani pernikahan Arisya bersama Arsya tante.. dia itu adik Arisya... "
" Dengarkan tante.... " cukup lama Arisya dan tante Mita berbincang. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi itu cukup membuat Arsya lega. Karena Arisya tidak terdengar menangis lagi.
" Maaf tante... kalau A ganggu... " ucap Arsya saat membawa minuman kepada tante dan Arisya.
" Kami sudah selesai mengobrol kok... "
Arisya menatap Arsya dengan tatapan kaget. Mungkin sekarang status mereka yang berbeda, dari kakak adik menjadi suami istri. Itu yang membuat mereka merasa canggung untuk berdekatan atau berbicara.
" Tante.... Arsya boleh minta tolong " Ucap Arsya pelan.
" Apa A... ngomong aja " Arsya menatap Tante Mita dan Arisya bergantian. Sulit baginya mengatakan kalau dia ingin kembali ke Australia.
Arsya tau, kalau dirinya tetap berada disini atau tetap tinggal disini. Maka Arisya tidak akan nyaman dan tenang.
" Tante mau nggak tinggal disini bersama Arisya ??! "
" Emangnya A.... "
" Arsya mesti balik ke Australia tante " potong Arsya cepat.
" Lohh bukannya 3 bulan lagi kamu balik ke Ausi ??!! " Arsya tersenyum pelan.
" Ada urusan yang harus Arsya selesaikan disana tante... "
" Kalau begitu ajak Arisya pergi bersama.. " pinta tante Mita.
" Tapi tan... "
" Nggak ada tapi-tapian A... sekarang kalian itu udah jadi suami istri... "
Arsya menatap Arisya yang sejak tadi hanya menunduk dengan sesekali terdengar suara sesegukkan dari mulutnya. Arisya nggak mungkin mau ikut bersama dengannya pergi ke Australia.
" Sepertinya kalian butuh bicara... jangan seperti ini terus menerus.. kalian itu sekarang sudah menjadi suami istri, bukan lagi kakak adik.. " ucap tante Mita.
" A... kapan kamu balik ke Australia ??! "
" Lusa tante... "
" Tante akan jaga Arisya, tapi dengan satu syarat.. kamu disana hanya untuk mengurus kepindahan kamu disini "
Arsya menatap tante kaget. Bagaimana bisa, dia pergi ke Australia untuk menghindari Arisya. Tapi tante malah menyuruhnya untuk mengurusi kepindahannya ke Indonesia.
" Arisya itu tanggung jawab kamu sekarang " tante Mita meninggalkan A termangu di depan kamar Arisya.
Yachh... dia butuh bicara dengan Arisya, tentang hubungannya. Hubungan yang aneh ini. Bagaimanapun juga, ini untuk masa depan mereka.. bukankah dulu A dan Arisya bagaikan lem dan kertas yang nggak mau lepas sedikitpun. Kenapa sekarang seperti ada jurang yang memisahkan mereka.
" Boleh A bicara sama kamu ??! " tanya Arsya pelan sambil melangkah ragu masuk ke kamar Arisya.
" Jangan masuk ??! " bentak Arisya.
" Ok... A akan bicara disini aja " tukasnya pelan. Arsya menarik nafasnya panjang.
" Lusa A akan pulang ke Australia... " ucapnya pelan. Arsya menutup matanya.
Satu tahun yang lalu saat dia pertama kali mengutarakan niatnya untuk kuliah di Australia, Arisya berlari dan langsung memeluknya dengan erat. Arisya menangis tersedu-sedu memohon agar dirinya tidak pergi meninggalkannya.
" Mungkin A akan pulang 2 tahun lagi... " Arsya terdiam.. tak sedikitpun dia mendapat respon dari Arisya. " Saat A pulang... kita akan urus perceraian kita "
Brukkkk....
Astaga... ada mangkuk terbang.. mangkuk yang tadi berisi bubur kini sudah terbang hampir mengenai Arsya, untung masih ada pintu yang menghalanginya kalau tidak apa nasib kepala Arsya. Mungkin ada belasan jahitan yang akan negkreng disana.
" Lo..... lo udah hancurin hidup gue... " teriak Arisya histeris sambil menarik-narik rambutnya kasar. " Gue benci ama lo.. gue benci.... "
" Sya.... Sya... please... jangan seperti ini " peluk Arsya.
" Lo jahat A... lo jahat .... hikkssss... "
" Iya... gue jahat... lo bisa pukul gue sesuka hati lo... lo bisa hujat gue... lakuin apa yang lo mau asal lo bisa tenang "
" Gue mau mati.... gue mau mati.... "
" Sya..... sadar... "
" Papa dan mama sudah ninggalin gue dan sekarang.... sekarang lo juga mau ninggalin gue ??!! Untuk apa gue hidup A... untuk apa ??!"
Arsya terdiam, air matanya mengalir melihat Arisya yang sefrustasi ini. Bukan niatnya untuk meninggalkan Arisya, ini ia lakukan agar Arisya bahagia. Jika bersama dirinya Arisya akan merasa terbebani dengan pernikahan mereka.
" Gue nggak akan pernah ninggalin lo... nggak akan pernah... "
" Hikksss.... hikkssss apa yang harus kita lakukan A... kenapa tuhan begitu tega dengan kita... "
Arsya tau dimana arah pembicaraan Arisya. Pernikahan ini... pernikahan ini bukan hanya beban untuk Arisya tapi juga dirinya.
" Kita akan jalani seperti biasa Sya.. sebagai kakak dan adik bukan sebagai suami istri.. "
" Tapi mama dan papa... "
" Mereka pasti mengerti... kalau kita butuh waktu untuk itu.. " dekap Arsya.
Maafkan kami ma.. pa.. bathin Arsya.
****
Arisya pov
Aku mengerjapkan mata ku beberapa kali yang terasa sangat berat. Kepala ku juga terasa sangat pusing. Mungkin karena semalam aku terlalu banyak menangis.
Uhmmm... apa yang harus aku lakukan ?!! Jika benar perkataan tante Mita, maka aku harus menerima pernikahan konyol ini.
Ya Tuhan... kenapa kau takdirkan semua ini pada ku ??! Sekarang hanya tinggal Arsya, satu-satunya orang yang aku sayangi di dunia ini.. apa aku harus kehilangan dirinya juga ??!
Jika aku menerima pernikahan ini, hubungan kami akan menjadi canggung. Aku pasti nggak akan pernah melihat Arsya yang jahil dan perhatian seperti dulu. Tapi jika aku menolak pernikahan ini, aku akan benar-benar kehilangan Arsya. Dan aku nggak akan pernah sanggup lagi merasakan kehilangan setelah aku kehilangan papa dan mama.
" Hallo Nan... " ucapku pelan saat Hp ku berdering yang tertera nama Nanda disana.
" ....... "
" Tugas ?!!! Tugas apaan... ??!! "
" ...... "
" Oh Tuhan.... gue lagi masa berkabung dan si killer itu malah memberikan tugas yang banyak.. dasar, manusia tak berperasaan " ketusku saat mendengar uraian tugas yang harus aku dan kelompokku lakukan.
"...... "
" Ok... gue akan kesana... semua pada ngumpul kan ??! Soalnya gue nggak bisa lama-lama.. "
"..... "
" Okkk bye...." aku segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk menjernihkan pikiran ku. Aku sudah memutuskan kalau aku akan menjalani hubungan ini seperti yang kami sepakati.
Sebagai kakak adik...
Semoga papa dan mama tidak pernah marah dengan ku..
Author pov
" Selamat pagi A.... " sapa Arisya girang sambil menatap Arsya dengan senyuman yang merekah dibibirnya walaupun mata Arisya masih sembab karena kebanyakan menangis tadi malam.
" Pagi Sya.... "
" Sarapan dulu... tapi maaf A, Arisya mau kerumah Nanda mau ambil catatan.. kata Nanda, kemaren dosen banyak ngasiin tugas.. "
" Mau A temenin... "
" Nggak perlu A.. A sarapan aja dulu.. "
" Arisya pergi dulu yach... bye.... "
Arsya menatap heran kearah Arisya. Tapi ada senyum yang tergores diwajahnya melihat tingkah Arisya yang seperti dulu lagi. Sepertinya Arisya sudah tidak mempermasalahkan pernikahan mereka lagi.
" Sya... tunggu.... " Teriak Arsya berusaha menghentikan langkah Arisya.
" Ada apa A ??!! "
" Pulang jam berapa ??!! "
" Hmmmm nggak tau... Emang kenapa ??! " Arsya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
" Nanti Arisya telp dech kalau sudah mau pulang.. " ucap Arisya yang kemudian mengendarai motor matic kesayangannya.
****
" Hallo sayang.... Sedang apa kamu disana ??!!" Tanya tante Mita mengagetkan Arsya yang sedang membenamkan kakinya di kolam renang.
" Ehhh tante... kapan datangnya tan ?!! "
" Barusan aja... Arisya mana ??!! "
" Kerumah Nanda... "
" Kenapa kamu biarkan Arisya pergi sendirian ??! Kalau terjadi apa-apa dengan Arisya gimana ??!
" A yakin, Arisya anak yang kuat tante. Arisya nggak akan pernah ngelakuin yang nggak-nggak. Lagian Arisya butuh ketenangan tante.. mungkin dengan ketemu temannya, Arisya bisa sedikit melupakan semua yang terjadi "
" A.... !! "
" Tenang aja tante, Arisya nggak akan melakukan hal bodoh "
" Bagaimana dengan hubungan kalian ??! "
" Semuanya baik-baik aja tan... Arisya cuma butuh waktu untuk menerima A sebagai suaminya bukan lagi sebagai adiknya. "
" Tapi... apa nggak sebaiknya kita bicarakan semuanya dengan Arisya ??! "
" Jangan tante... kepergian mama dan papa, pernikahan kami.. sudah membuat Arisya streess dan sangat terpukul. Apalagi kalau dia mengetahui kenyataan ini... A yakin, Arisya belum sanggup menerima itu semua "
Tante Mita menarik nafasnya dalam. Bukan hanya Arisya dan Arsya yang merasa stress dengan pernikahan mereka. Tapi Tante Mita juga.
Keputusan papa dan mama juga membuat Tante Mita shock... apalagi kenyataan yang selama ini di sembunyikan mama dan papa dari semua orang yang ada didekatnya. Membuat Tante Mita sempat marah besar sama Mama.
" Maafin tante A.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Jina Jianto
ini yang ade itu yg mana,????
2022-06-10
0
Ntoonreaderlover
ah udah ketebak mah ini😏
2020-10-20
0
Dunia haluu😍
yakin ni mah bukan sodara kandung deh??
2020-04-13
2