My Brother is My Husband
"Ma.... pa.... " Teriak Arisya sambil berlari memasuki rumah.
" Kok sepi ??!! " gumam Arisya pelan.
" Bi......... " teriak Arisya lagi. Tapi nggak ada satupun yang menyahut panggilannya. Pada kemana orang-orang dirumah ??!
" Sya..... "
" A.... kenapa disini ??! Kapan pulang ??! " Tanya Arisya saat Arsya memanggilnya.
Arsya, adik satu-satu nya Arisya yang kuliah di Australia. Tapi kenapa Arsya dirumah ??!! Ini kan bukan musim liburan ??!
" Mama.... papa.... "
" Hmmm gue juga cariin mama dan papa... tapi sepertinya mereka nggak dirumah. Bi Inah juga nggak dirumah. Aneh banget... nggak biasanya rumah sesepi ini "
" Mama.... papa.... " ulang Arsya yang langsung mendekap Arisya dan menangis di bahu Arisya.
" A.... ada apa ??! " Tanya Arisya bingung. Nggak biasanya Arsya menangis seperti ini. Arsya bukanlah type cowok yang cengeng seperti ini kalau bukan karena dia benar-benar terluka.
" Mama... papa kenapa ??!! " Tanya Arisya panik.
" Mama... papa... dirumah sakit "
" Rumah sakit ???! "
" Mama... papa kecelakaan mobil tadi pagi.. dan sekarang mereka koma " Jelas Arsya yang semakin mendekap erat tubuh Arisya yang mulai bergetar.
" Nggak.... nggak mungkin.... lo boongkan ?!! " Tanya Arisya sambil tertawa tertahan.
Arsya pasti sedang bercanda. Bukannya Arsya paling senang ngerjain Arisya kalau dia sudah dirumah. Dulu aja Arsya pernah ngerjain Arisya dengan berpura-pura jatuh dari tangga. Kali ini juga pasti sama.
Arsya pasti sedang mengerjainya. Papa dan mama pasti bersembunyi sekarang. Papa dan mama pasti ikut-ikutan mau ngerjain Arisya.
" Pa... ma.... ayo donk jangan main lagi.... nggak keren becandanya " teriak Arisya.
" Sya....... "
" A.... udah dech... gue nggak mood bercanda ma lo "
" Gue nggak bercanda... papa dan mama sekarang di rumah sakit... "
" Terus kenapa lo disini ??!! Kenapa lo nggak jaga papa dan mama di rumah sakit ??! "
" Gue kesini mau jemput lo.... " bentak Arsya.
" Ayo..... " tanpa basa basi lagi Arisya menarik tangan Arsya paksa dan menyeretnya masuk ke mobil. Jika Arsya benar, maka......
Arisya berusaha membuang fikiran jelek yang selalu menggerogoti kepalanya.
****
" A..... kenapa ruangan papa dan mama ramai begini ??!! " tanya Arisya bingung. Karena sekarang kamar di rumah sakit tempat mama dan papa dirawat disulap seperti pelaminan. Lengkap dengan pak penghulu dan beberapa teman papa dan mama.
" Sayang.... " Sapa tante Mita yang langsung berjalan menuju ke arah Arisya dan memeluknya dengan erat.
" Tante Mita kenapa ?? " Tanya Arisya bingung.
Tante Mita adalah sahabat mama dari kecil.
" Sayang..... apa kamu bersedia ??! " Tanya Tante Mita sambil mengusap kepala Arisya lembut.
" Bersedia apa tante ??! " Tanya Arisya semakin bingung. Dia menatap Arsya yang berdiri mematung di depan pintu. Kemudian melihat ke arah Om Alberth yang tertunduk.
" A.... " panggil Tante Mita
" Maaf tante... Arsya belum bilang "
" Sebenarnya ada apa tante... A.... " tanya Arisya semakin bingung.
" Arisya sayang kan sama mama dan papa ??!"
Arisya mengangguk dengan kerutan di dahi nya. Pertanyaan konyol apaan itu ??! Mana ada seorang anak yang nggak sayang sama orang tua nya.
" Arisya mau kan ikutin permintaan mama dan papa ?!!! " Tanya Tante Mita berbelit-belit.
" Sebenarnya kenapa tante ??!! Ada apa sich tante... Arisya bingung "
" Gini Arisya... sebelum papa dan mama kamu koma.. mereka ada satu permintaan " ucap Om Alberth
" Permintaan apa om ?!!! "
" Kamu menikah "
" Apa ?!!! Menikah ??!! " Arisya menatap Om Alberth kaget.
Diliriknya di sekeliling kamar, tidak ada satupun yang seumuran dengannya kecuali Arsya adiknya. Yang lainnya seusia papa. Tidak mungkin papa menjodohkannya dengan pria yang seusia papa...
Nggak mungkin.... ini nggak mungkin...
" Iya.... menikah.... "
" Tttttaaaaaaapiiiii dengan siapa ??!! " tanya Arisya gusar.
Om Alberth dan tante Mita tertunduk. Air mata mereka seketika mengalir pelan diwajah mereka. Baru kali ini Arisya melihat Om Alberth yang penuh kharisma menitikan air mata.
Jadi benar, papa akan menikahkan dirinya dengan pria tua bangka. Oh astaga.... papa kenapa papa melakukan ini pada Arisya.
" Maaf kan kami.... jika kami harus menikahkan kalian... tapi ini benar-benar permintaan orang tua kalian " ucap tante Mita pelan.
" Tapi tante.... Arisya menikah dengan siapa ??! " Tanya Arisya bingung dengan tatapan mata yang ketakutan.
" A.... kamu belum bilang sama Arisya ??!! " Tanya Om Alberth. Arsya menggeleng sambil terrunduk.
" Om.... tante.... tolong jelasin sama Arisya "
" Kamu akan menikah dengan Arsya sayang... "
" Apa ?!!! Arsya ?!!!! " Arisya menarik nafas panjang. " Apa kalian gila... Arsya itu adik aku... nggak mungkin aku menikah dengan dia. Lagian.... nggak mungkin papa dan mama meminta aku menikah dengan adik ku sendiri " protes Arisya.
" Sya..... ini benar permintaan papa dan mama sebelum mereka koma... " ucap Arsya pelan berusaha meredakan emosi Arisya.
" Nggak mungkin A..... mana ada orang tua yang menikahkan kedua anak kandungnya "
" Apa lo mau melihat mama dan papa sedih... karena kita tidak mengikuti keinginan mereka"
" Kita akan menunggu papa dan mama sadar dari koma nya. Papa dan mama pasti mau membatalkan pernikahan ini "
" Tapi sayang..... " Tante Mita berusaha membujuk Arisya.
" Tante... please... jangan biarkan Arisya dan Arsya menikah.. itu dosa besar tante... "
" Tapi ini permintaan orang tua kamu sayang... dan mungkin ini akan menjadi permintaan terakhir mereka " ucap Tante Mita pelan menahan isak tangisnya. Berat untuk membayangkan akan kehilangan sahabat terbaiknya. Tapi Tante Mita berusaha untuk tegar dan tabah. Tuhan pasti punya rencana indah di balik ini semua.
Yang sekarang jadi masalahnya adalah Arisya. Bagaimana membujuknya agar dia mau mengikuti permintaan orang tua nya.
" Tante doain mama dan papa meninggal ??!!" Bentak Arisya dengan suara lantang.
" Sya..... yang sopan kalau ngomong sama tante Mita " kesal Arsya yang melihat tingkah Arisya yang sudah kelewatan dengan tante Mita.
Mama selalu bilang kalau Tante Mita juga seperti mama Arisya dan Arsya. Membuat tante Mita sedih sama aja membuat mama sedih. Dan Arsya nggak mau durhaka karena sudah membuat tante Mita sedih.
" A.... tapi tante Mita udah.... "
" Dokter yang bilang kalau persentase untuk mama dan papa sadar dari koma hanya 1%... dan hanya sebuah keajaiban kalau mama dan papa bisa melewati malam ini " sela Arsya dengan suaranya bergetar menahan air mata yang hampir jatuh dari matanya.
Perasaannya juga hancur dan sakit melihat mama dan papa terbaring tak sadarkan diri seperti ini. Sama seperti Arisya.
Jika dibilang Arsya mau menikah dengan Arisya... jawabannya tidak.... tapi bagaimanapun ini permintaan mama dan papa. Dan benar kata tante Mita, mungkin ini akan menjadi permintaan terakhir dari mereka.
Dan Arsya akan melakukannya walaupun otaknya juga nggak bisa menalar kenapa mama dan papa menginginkan mereka menikah.
Pernikahan sedarah.....
Secara agama dan secara hukum tidak ada yang membenarkan adanya pernikahan sedarah.
Tapi biarlah.... dosa ini harus dia tanggung demi kebahagiaan mama dan papa. Mungkin ini sudah takdirnya.
" Tapi ini gila A.... ini nggak bisa kita lakukan "
" Apa yang nggak bisa kita lakukan kalau itu demi mama dan papa "
" Astaga A.... " Arisya mengacak rambutnya frustasi. Entah apa yang ada di otak Arsya saat ini hingga dia setuju dengan permintaan mama dan papa.
Bahkan itu bisa saja akal-akalan saja. Karena Arisya tidak mendengar langsung dari bibir kedua orang tua nya.
Apa jangan-jangan ini jebakan badman.... A, tante Mita, Om Alberth, papa dan mama sengaja mengerjai Arisya. Seperti biasanya, jika Arsya datang pasti ada aja yang direncanakan mereka untuk mengerjai Arisya.
" Sya... please... kali ini aja.... tolong ikutin permintaan mama dan papa "
" Hahhaa kalian cuma ngerjain kan... wahhh... niat banget yach ngerjainnya sampai segininya" ucap Arisya tertawa riang berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau ini benar-benar jebakan untuk dirinya.
Tiiiiiiittttttttt....
Tiba-tiba saja suara EKG yang terpasang di tubuh papa mendadak menampilkan gambar garis lurus di monitornya. Membuat Om Alberth yang berada didekat papa langsung panik dan memanggil dokter dengan tergesa-gesa. Bahkan beberapa kali Om Alberth hampir jatuh karena dia tidak bisa mengimbangi tubuhnya sendiri yang bergetar hebat.
" Maaf.... kalian semua bisa keluar sebentar... " ucap dokter pelan yang langsung memeriksa papa dengan beberapa perawat yang datang bersamanya.
Tangisan tante Mita seolah-olah menghipnotis Arisya. Tubuhnya kaku tepat dihadapan Arsya. Tatapan matanya kosong. Nggak ada satu katapun yang terucap dari bibirnya. Bahkan nggak ada air mata yang keluar dari pelupuk matanya.
Membuat Arsya merasa takut melihatnya. Arisya yang dikenalnya, Arisya yang blak-blakkan dengan apa yang dirasakannya bukan seperti ini. Seperti patung yang tidak bisa berbicara sedikitpun.
Arsya mencoba mendekap tubuh Arisya, memeluknya dengan hangat berusaha untuk menenangkan hati Arisya yang saat ini pasti sangat ketakutan. Tapi sia-sia, tidak ada respon sedikitpun dari Arisya. Dia tetap seperti patung.
" A... bawa Arisya pulang... disini biar om dan tante yang jagain " ucap Om Alberth pelan.
" Nggak Om... biarkan kami disini... kami ingin menemani papa dan mama "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Hrawti
Mungkin Mereka Bukan Saudara Kndung
2023-05-25
0
Cahaya Rizqy
iini maksud nya lebih tua yang cewek?? kok aku bingung ya thorr...
2020-08-28
0
Muhammad Ari
keren thor, ijin promo ya... jgn lupa baca dan mampir di novel dg judul "MY CLICK GIRL" 😇😇😇
2020-07-17
0