Bab 5

Emilia kini tengah berada di rooftops' dia melirik ke sekeliling ternyata benar bahwa rumah megah itu berada di sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan yang tidak terlihat ujungnya.

Disana terdapat landasan pesawat dan juga sebuah lapangan yang lebih mirip lapangan golf semua dijaga oleh para bodyguard yang terlihat sedang beraktivitas.

Sampai seseorang yang tadi ribut dengan dirinya datang menghampiri nya lalu berkata."masih berfikir untuk pergi saat melihat lautan yang tidak berujung tersebut."ucap Arthur dengan nada menyindir.

"Aku sedang malas bicara dengan mu jadi jangan merecoki ku yang sedang bersantai."ucap Emilia dengan santainya seakan dialah pemilik semua itu.

"Oh... nona rumput liar sedang menikmati pemandangan ternyata tapi dia tidak sadar bahwa saat ini dirinya sendiri berada di dalam bahaya."ucap Arthur yang langsung menarik Emilia, saat gadis cantik itu akan menyentuh sebuah pembatas yang dialiri arus listrik.

"Lepas apa yang kau lakukan aku sudah bilang bahwa aku tidak ingin bicara dan tidak tertarik untuk bicara dengan penggembala seperti mu."ucap Emilia yang kini mengusap hidung mancung nya yang terbentur dada bidang Arthur.

"Lihat itu."ucap Arthur saat ia melempar sesuatu ke arah pagar pembatas yang langsung tersengat listrik.

"Oh ya ampun! ya ampun."ucap Emilia yang hampir saja menjadi daging panggang.

"Rumah ini memiliki banyak perangkap yang tidak akan pernah orang lain sadari jadi jangan pernah berfikir bisa lolos dariku."ucap Arthur yang kini berbisik di samping kuping Emilia yang kini terlihat bergidik geli karena perbuatan Arthur yang mengakhiri ucapan nya dengan tiupan lembut di kuping Emilia.

Pria itu pergi dengan senyum yang mereka entah sejak kapan dia bisa merasakan kebahagiaan setelah menggoda seorang gadis. Mungkin selama ini ia terlalu dingin pada setiap gadis kecuali mereka yang selama ini selalu menggoda Arthur yang super tampan dan gagah itu.

Emilia pun pergi dari tempat itu dan berjalan menuju lantai bawah, tapi baru di lantai tiga dia mendengar suara jeritan seorang gadis yang entah siapa hingga jiwa penolongnya bangkit dan langsung menerobos masuk kedalam ruangan yang selama ini dijaga oleh para bodyguard tersebut.

Terlihat Arthur sedang memaksa seseorang gadis cantik untuk minum obat yang entah obat apa yang dia tepis hingga berhamburan di lantai.

"Jangan lakukan itu dia tidak ingin minum kenapa dipaksa kau ingin membunuh gadis ini hhh! Aku tidak habis pikir kenapa penggembala seperti mu selalu saja menindas wanita yang tidak berdaya aku rasa kau punya kelainan."ucap Emilia yang kini mendekap gadis cantik yang mulai terlihat tenang dalam dekapan nya.

Arthur yang awalnya ingin marah pun langsung bersikap seperti biasanya."Nona rumput liar kau berfikir terlalu jauh. apa salah jika aku ingin mengobati adikku yang telah kalian hancurkan hingga seperti ini."ucap Arthur yang pandangan mata nya kini kembali terlihat begitu dingin.

"Cup... Cup tenang ya dengarkan aku tidak akan ada yang berbuat jahat terhadap mu disini ada aku, duduk dengan tenang aku akan menyingkirkan penggembala ini terlebih dahulu."ucap Emilia yang ajaibnya kata-kata itu dituruti oleh gadis yang sedari tadi mengamuk histeris saat beberapa pelayan masuk untuk membantu dirinya mandi dan berganti pakaian.

Belum sempat dilakukan gadis itu mengamuk dan membuat mereka kewalahan hingga akhirnya memanggil Arthur.

"Tuan penggembala apa kau masih berfikir bahwa aku adalah orang yang telah bersekongkol dengan mereka saat melihat gadis cantik itu menuruti kata-kataku barusan. tidakkah anda tau bahwa orang dalam gangguan jiwa saja bisa merasakan niat baik seseorang dan jika aku tau waktu itu masalahnya mungkin aku sudah membantu mu untuk menemukan mereka."ucap Emilia yang kini terlihat tulus.

Arthur menatap lekat wajah cantik yang kini tengah menatap kearahnya dengan tatapan yang sangat serius tersebut.

"Kau pikir aku aku percaya?"ucap Arthur tegas.

"Terserah sekarang cepat pergi atau aku akan membantu gadis ini menghancurkan semuanya."ucap Emilia.

'Tidak aku tak akan membiarkan dia bersama orang asing yang sudah membuat aku tidak bisa memberikan hukuman yang setimpal untuk orang yang telah melukai nya."ucap Arthur tegas.

"Baiklah jika seperti itu tetaplah berdiri di sana dan jangan pernah bergerak sedikit pun."ucap gadis itu.

Dia pun berbalik pada gadis yang kini terlihat sangat anteng seperti perintah nya tadi."Nona manis aku akan membuat kan mu puding coklat yang super enak jika kamu terus menurut seperti ini sekarang kita mandi karena baju mu banyak noda dan keringat."ucap Emilia dengan lembut.

Gadis cantik itu pun langsung mengangguk dan tersenyum manis pada Emilia sambil berkata puding coklat.

Emilia pun meminta orang lain untuk pergi dan hanya dia dan Arthur di kamar tersebut dengan berkata bahwa gadis ini trauma bukan karena seseorang pasti ada banyak orang yang telah membuat dia trauma.

Emilia pun memandikan gadis itu dengan sangat telaten hingga selesai sambil mengajak dia bermain busa sabun di dalam bathtub-e.

Dan Valeria yang kini lebih terlihat seperti anak kecil yang sangat polos pun tengah sibuk bermain busa seperti arahan Emilia yang kini tengah mencuci rambut gadis yang mungkin berbeda lima tahun dengan dirinya.

Sampai saat acara mandi dan berganti pakaian itu selesai dilakukan, Valeria kini tengah anteng dengan sesuatu yang diberikan oleh Emilia dari atas meja rias yang ada di dalam kamar tersebut.

"Aku akan membuat puding untuk mu apa kamu mau ikut."ucap Emilia lagi bertanya pada gadis yang terlihat sangat polos tersebut saat dia tengah anteng.

Padahal saat ini dia belum minum obat sama sekali, Arthur terus mengikuti mereka hingga tiba di area dapur yang sebenarnya baru Emilia datangi saat ini.

"Aku minta puding dan coklat juga susu murni untuk bahan yang aku butuhkan saat ini."ucap nya pada koki yang kini menatap kearah Arthur untuk meminta persetujuan darinya.

Arthur pun memberi izin dengan caranya sendiri.

Sampai saat Emilia meminta gadis cantik itu duduk di kursi depan meja tempat dimana para pelayan dan koki biasa meracik bahan makanan tapi tetap itu tidak kotor seperti yang dibayangkan semua terlihat sangat higienis dan terjaga kebersihan nya.

"Tunggu sampai aku selesai, sambil menunggu kamu bisa nikmati jus buah yang aku akan buat untuk mu."ucap Emilia yang terlihat sangat keibuan saat ini.

Arthur pun duduk di kejauhan tempat di meja makan tempat biasa dia menikmati makanan yang dibuat secara khusus oleh koki yang kini menyiapkan semua bahan yang Emilia perlukan.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Seperti halnya ia meracik minuman keras saat berada di sebuah club malam tangan Emilia begitu lihai menggunakan peralatan memasak yang super mewah yang biasa ia lihat di televisi saat dirinya masih kecil saat ia tinggal bersama dengan sang ibu yang tega meninggalkan dirinya hingga saat ini dengan almarhum sang nenek dari ayahnya itu.

Sampai saat dia selesai membuat puding coklat dan terlihat sangat menggoda tersebut.

Emilia tidak langsung memberikan puding coklat tersebut pada Valeria melainkan memasukkan puding berukuran besar itu kedalam kulkas untuk didinginkan terlebih dahulu.

Sementara Emilia kembali meminta bahkan makanan untuk sarapan pagi dirinya dan gadis cantik yang kini tengah menikmati segelas jus tersebut.

Emilia pun mulai membuat sarapan pagi ala diri sendiri dengan telur gulung dan juga steak salmon favorit nya hingga terdapat dua porsi berikut kopi hitam yang ia beri sedikit susu sebagai campuran nya.

Sarapan pagi telah siap dia pun menyajikan itu di meja makan yang kini ditempati oleh Arthur dan setelah itu ia membawa Valeria bersama dengan dirinya untuk sarapan pagi terlebih dahulu sambil menunggu puding coklat nya benar-benar ngeset .

"Nona sekarang sambil menunggu pudding coklat siap kita sarapan pagi dulu ya setelah itu baru kamu bisa menikmati pudding coklat itu sepuasnya."ucap Emilia yang kini menyodorkan garpu berisi potongan steak salmon dan telur gulung yang disatukan tersebut.

"Eum... ini sangat lezat mom."tiba-tiba ucap gadis itu.

Sontak Arthur yang sedari tadi hanya menatap datar kearah mereka pun terkesiap karena setelah sekian lama kepergian ibu kandung mereka Arthur baru mendengar panggilan manja tersebut.

Emilia yang sempat terdiam beberapa detik pun mulai mencerna ucapan gadis itu yang akhirnya harus ia ikuti alurnya.

"Jika kamu sangat suka harus dihabiskan ok?"ucap Emilia lagi dengan sangat lembut.

Arthur yang melihat itu pun seakan tak percaya gadis yang kini menjadi tawanan nya rela menjadi seperti orang yang adiknya sebut meskipun dia sendiri tidak tau seperti apa ibu Arthur dan Valeria dan bahkan usia mereka sungguh sangat jauh berbeda.

Namun Emilia menunjukan ketulusan hatinya terhadap adiknya hingga tidak butuh waktu lama untuk Emilia menyuapi Valeria yang selama ini sangat sulit untuk makan.

Sampai saat Emilia mengambil sendiri pudding coklat berukuran besar yang terlihat menggugah selera tersebut, dengan telaten gadis itu memotong-motong pudding tersebut dan menyajikan itu di hadapan Valeria.

Gadis itu langsung meraih dan memakan pudding tersebut hingga kekenyangan dan Emilia meminta mereka menyimpan sisanya dengan baik lalu ia sendiri menghabiskan sarapan pagi yang ia buat sendiri.

Dengan cueknya di hadapan Arthur tanpa menawarkan makanan tersebut pada pemilik rumah tersebut.

Sampai saat dia selesai sarapan dia kembali membawa Emilia ke dalam kamar nya, dan meminta gadis itu untuk istirahat sampai jam makan siang tiba.

Gadis cantik itu pun kembali menurut hingga membuat Arthur semakin tidak tahan untuk mengintrogasi Emilia.

Saat Emilia keluar dari dalam kamar tiba-tiba lengannya itu dicekal oleh Arthur dan dibawa menjauh dari area kamar tersebut.

"Lepas kan aku penggembala mesum, kau mau apa? heh!"ucap Emilia.

"Aku mau apa? Tentu saja aku mau mendengarkan penjelasan mu."ucap Arthur.

"Penjelasan apa lagi? sepertinya kau adalah penggembala yang merangkap sebagai detektif Conan."ucap Emilia sambil tersenyum sinis.

"Jangan berkilah lagi apa yang kamu lakukan terhadap Valeria?"ucap Arthur serius.

"Apa mata ini buta tuan penggembala hingga kau tidak bisa melihat apa yang aku lakukan sedari tadi."ucap Emilia sambil mengibas ngibaskan tangannya di hadapan wajah Arthur yang lebih tinggi darinya.

Seketika tangan yang yang halus dan lembut itu berada di dalam genggaman tangan Arthur.

"Aku sedang serius rumput liar."ucap Arthur tegas.

"Aku jauh lebih serius. dan kau punya mata untuk melihat dan otak untuk berfikir kenapa tidak gunakan itu, gadis itu tidak gila dia hanya mengalami trauma akibat kekerasan yang dialami secara brutal dan oleh orang banyak itulah sekiranya yang aku lihat sejak tadi, dan sekarang aku tanya padamu apa dia selalu histeris saat melihat orang banyak?"tanya Emilia di akhir Omelan nya itu.

"Hmm... darimana kau tahu semua itu?"tanya Arthur.

"Aku hidup di dunia ini beralasan bumi dan beratapkan langit. aku bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda juga dari jenis yang berbeda."

"Dan aku sedikit banyak mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga dari sana. Tapi yang aku heran kenapa manusia sejenis kamu otaknya kosong dan bodoh bahkan cenderung tidak mau berfikir dan lebih suka bertanya dan sangat mengesalkan. satu lagi kau pria penggembala yang sangat mesum."ucap Emilia yang membuat Arthur membulatkan matanya saat ini.

Awalnya Arthur bisa melihat keseriusan gadis itu saat berbicara dan dia juga bisa memahami apa yang gadis cantik itu jelaskan. tapi ditengah penjelasannya itu rumput liar itu kembali berbicara sesuka hatinya.

Sontak Arthur membulatkan matanya tidak percaya bahwa gadis itu kembali berbicara sesuka hati saat dirinya tengah serius mendengarkan penjelasan darinya.

"Jangan menatap ku seperti itu, apa kamu tau obat apa yang tadi kamu berikan terhadap tawanan mu itu?."ucap Emilia tanpa berfikir terlebih dahulu menyebut Valeria sebagai tawanan Arthur padahal Emilia sempat mengobrol dengan Arthur dan Arthur bilang bahwa dia adalah gadis yang sangat berarti untuk nya.

Disini Arthur lebih berfikir keras, benarkah gadis cantik yang bilang bahwa dirinya adalah pria bodoh itu benar-benar pintar. Ataukah Arthur yang memang benar-benar idiot saat ini.

Arthur sebenarnya tidak berkomentar ataupun memarahi Emilia saat gadis itu bicara sembarangan, sebenarnya dia tengah mempelajari sifat dari gadis yang ada di hadapannya itu.

Mungkin jika itu orang lain dia akan langsung memenggal kepala gadis cantik itu. Tapi sejak pertama kali bertemu Arthur memiliki ketertarikan pada gadis itu meskipun bukan jatuh cinta karena itu adalah hal yang mustahil bagi seorang Arthur memperlakukan wanita seperti sampah tidak berguna sejak sang mommy meninggal dunia setelah mendapati kenyataan bahwa suaminya tergoda wanita lainnya .

Sejak saat itu bahkan Arthur tidak pernah tertarik untuk memiliki hubungan dengan siapapun termasuk sang daddy yang kini sudah menikah dengan wanita itu.

"Dokter keluarga ku yang menangani nya dia tidak mungkin berbohong."ucap Arthur tegas.

"Jika kamu tidak percaya silahkan lakukan pengecekan secara diam-diam."ucap Emilia.

"Rumput liar jangan lancang. Bagaimana mungkin dokter pribadi keluarga bisa melakukan hal itu."ucap Arthur tegas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!