One
โ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ โ
๐ฝ๐๐ ๐๐ผ๐๐๐๐พ๐๐๐๐
๐๐ ๐๐ผ๐๐๐๐พ๐๐๐๐
๐๐ผ๐๐๐๐๐!!
๐พ๐๐ง๐๐ฉ๐ ๐๐ฃ๐ ๐๐๐ฃ๐ฎ๐ ๐๐ข๐๐๐๐ฃ๐๐จ๐ ๐๐ช๐ฉ๐ค๐ง, ๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐จ๐๐ข๐๐๐ฃ ๐๐ฉ๐ช ๐ข๐ช๐ง๐ฃ๐ ๐ ๐๐ฉ๐๐๐๐ ๐จ๐๐ฃ๐๐๐๐๐๐ฃ:)
๐๐๐ข๐ช๐ ๐๐๐ข๐๐๐ง ๐๐ ๐๐๐ง๐๐ฉ๐ ๐๐ฃ๐ ๐๐ ๐๐ข๐๐๐ก ๐๐๐ง๐ ๐ฅ๐๐ฃ๐ฉ๐๐ง๐๐จ๐ฉ.
๐๐ฉ๐๐ง๐ฉ ๐๐ง๐ค๐ข: ๐๐ค๐ซ๐๐ข๐๐๐ง, 2024.
๐๐๐
๐๐ ๐๐๐ผ๐ฟ๐๐๐:)
โโโโโโโโโโโโโโ
๐Seuli High School, 2018.
Yoona bersimpuh di atas lantai, sembari mengambil barang-barangnya yang jatuh berserakan.
Bukan, ini bukan karena jatuh.
Ada seseorang yang dengan niat mengobrak-abrik barang-barang di lokernya.
Tentu ini bukan pertama kalinya.
Selalu , dia harus melewati berbagai perundungan yang terjadi setiap hari.
Lee Suhyun
Ya! Jangan menangis!
Suara sentakan itu membuat Kim Yoona menoleh.
Seseorang datang ikut mengambil buku yang masih tersisa di lantai.
Kim Yoona tersenyum ke arah Lee Suhyun, Dia adalah satu-satunya teman yang ia miliki.
Lirih Yoona sambil menahan air matanya.
Lee Suhyun
Sudah ku bilang jangan menangis.
Lee Suhyun
Kalau kau menangis, orang-orang akan semakin mengganggu mu.
Lee Suhyun
Ayo! ku traktir toppoki.
Kim Yoona
Gomawo Suhyun-ah..
[๐๐ฐ๐ฎ๐ข๐ธ๐ฐ : ๐๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ, ๐ช๐ฏ๐ง๐ฐ๐ณ๐ฎ๐ข๐ญ]
Kim Yoona
Sepertinya mereka mengambil sepatuku lagi.
Lee Suhyun
Ah, aku tahu ini akan terjadi, maka dari itu aku sudah berjaga-jaga.
Lee Suhyun
Ini pakai sepatuku.
Suhyun mengeluarkan sebuah sepatu dari dalam tasnya.
Mata Yoona langsung berbinar lalu mengambil sepatu itu dan langsung memakainya.
Kim Yoona
Sekali lagi terimakasih, hehe.
Kim Yoona
Kalau saja tidak ada dirimu, mungkin aku sudah pindah sekolah.
Lee Suhyun
Ya! Bertahanlah sampai lulus.
Lee Suhyun
Jangan tinggalkan aku sendiri.
Lee Suhyun
Aku juga bergantung padamu.
Kim Yoona
Aku hanya lelah.
Kim Yoona
Sampai kapan mereka akan seperti ini?
Kim Yoona
Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun.
Kim Yoona
Kenapa efeknya jadi seperti ini?
Lee Suhyun
Sudahlah, mereka akan berhenti kalau sudah bosan.
Lee Suhyun
Ini akan segera berakhir.
Kim Yoona
Ku harap saja begitu...
[๐๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐ข : ๐๐ฃ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฃ๐ฉ๐ด ๐ฌ๐ฐ๐ณ๐ฆ๐ข]
Yoona berteriak saat melihat mobil milik ibunya sudah terpakir di depan rumah.
Tidak biasanya ibunya berada di rumah pada saat ini.
Semenjak orang tua Yoona bercerai, Ibunya sibuk bekerja hingga jarang berada di rumah.
Teriak Ibunya dari dalam kamar Yoona.
Kim Yoona
Eomma sedang apa?
Tanya Yoona saat tiba di hadapan Ibunya.
Sedangkan Ibunya tengah sibuk menata baju Yoona dan memasukkannya ke dalam koper.
Kim Taeri
Yoona-ya, Eomma akan menitipkanmu pada teman Eomma.
Kim Taeri
Eomma ada pekerjaan mendadak dan harus keluar kota selama 3 bulan.
Kim Taeri
Eomma tidak mungkin membiarkanmu tinggal sendirian di rumah ini.
Kim Yoona
Kenapa mendadak sekali?
Kim Yoona
Aku baru pulang sekolah, dan Eomma akan mengusirku?
Kim Yoona
Aku tidak mau tinggal di rumah orang lain!
Kim Taeri
Ini demi kebaikanmu.
Kim Yoona
Pokoknya aku tidak mau! aku akan tetap disini.
Kim Taeri
Yoona-ya, Teman Eomma ini punya anak yang satu sekolah denganmu.
Kim Taeri
Kau pasti mengenalnya.
Kim Taeri
Dia pintar dan juga baik, kalian bisa bersama, dia akan menjagamu selama Eomma tidak ada.
Kim Yoona
Aku tidak mengenalnya, Eomma.
Kim Yoona
Akan terasa canggung jika aku harus serumah dengannya.
Kim Yoona
Eomma pergi saja, aku akan tetap di rumah ini.
Kim Taeri
Aku akan membiarkanmu mengacaukan semuanya?
Kim Taeri
Kau saja selalu membuat masalah, bagaimana aku akan meninggalkan mu sendirian?
Kim Taeri
Eomma tahu akhir-akhir ini kau sering buat masalah di sekolah.
Kim Taeri
Gurumu telpon Eomma, dan bilang bahwa kau mencuri dompet milik temanmu, benar kan?
Mulut Kim Yoona ternganga, tidak menyangka kalau berita ini akan sampai pada Ibunya.
Kim Yoona
Bukan aku, Eomma.
Kim Yoona
Ada orang lain yang memasukkan itu ke dalam tas ku.
Kim Taeri
Berhenti berbohong!
Kim Taeri
Padahal aku selalu melebihkan uang sakumu, bagaimana bisa kau mencuri uang temanmu sendiri?
Kim Yoona
Aku berani bersumpah bukan aku yang mencurinya!
Kim Yoona mulai menangis.
Semua orang boleh menuduhnya.
Tapi ini bukan orang lain, Ibunya sendiri bahkan tidak mempercayainya meskipun ia berkata jujur.
Dunia Yoona seakan runtuh di depan matanya.
Kim Taeri
Kau ketahuan merokok, menganggu temanmu, berbuat onar setiap hari.
Itu semua yang ku dengar dari laporan gurumu.
Kim Taeri
Lalu bagaimana Eomma bisa membiarkanmu tinggal disini sendirian?
Kim Taeri
Kekacauan apa lagi yang akan kau buat selama aku tidak ada.
Lirih Kim Yoona, dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Kim Taeri
Dan juga, sepatu..
Kim Taeri
Kenapa kau tidak pernah membawa sepatumu pulang?
Kim Taeri
Sebenarnya apa yang kau lakukan di sekolah?
Kim Taeri
Aku mencoba bersabar selama ini.
Kim Taeri
Tapi kelakuanmu semakin aneh saja.
Kim Taeri
Sekarang, aku akan mendengar alasanmu.
Kim Taeri
Kenapa kau melakukan itu semua?
Lebih tepatnya mulutnya sudah tak sanggup untuk bicara lagi.
Harinya sudah berat di sekolah, kini ia harus merasakan ini lagi.
Di hakimi oleh orang tua sendiri.
Kim Taeri
Jawab Eomma, Kim Yoona!
Bentak Ibunya dengan keras.
Kim Yoona
Mau menjawab bagaimanapun, Eomma tidak akan mempercayaiku.
Kim Yoona
Lebih baik aku pergi saja!
Teriak Yoona lalu pergi meninggalkan Ibunya, tapi sebelum itu, dia membanting pintu kamarnya cukup keras.
Kim Taeri
Eomma belum selesai bicara!
Dan disinilah Yoona sekarang.
Berdiri di depan rumah mewah bernuansa hitam yang akan menjadi tempatnya selama 3 bulan.
Dia bahkan belum tahu siapa pemiliknya.
Entah ada hal baik atau buruk yang sedang menantinya.
Semoga saja ia tidak membuat masalah di rumah besar ini.
Comments