Latihan

...***...

Setelah keluar dari rumah sakit, Evelin memutuskan untuk kembali berenang. Dia bahkan terus mengikuti semua perlombaan yang di selenggarakan, dan mendapat beberapa medali.

Namun, sosok Gunner masih terus tersimpan di dalam kepalanya. Sambil berjuang untuk menjadi atlet sukses, dia terus berusaha untuk menemukan sosok pria itu lagi. Dia ingin meneruskan percakapan yang belum usai. Tentang perkenalan, pembahasan tentang diri masing-masing dan tentang cuaca esok.

Sampai dia beranjak dewasa dan pindah ke salah satu perguruan tinggi di Hamburg, dia menemukan fakta bahwa Gunner adalah seorang pria penggila wanita.

Hal itu cukup mengecewakan, mengingat betapa baik Gunner saat itu. Namun, bagaimanapun Gunner, dia tetap pria yang membawa Evelin kembali pada kehidupannya. Seandainya tidak ada Gunner, Evelin mungkin tidak dapat merasakan betapa sejuknya air di kolam renang dan betapa menyenangkannya mendapat medali setelah bekerja keras.

*

*

Pagi hari setelah menangis semalaman, Evelin bersiap untuk melakukan pelatihan antar kampus yang di selenggarakan untuk menambah wawasan para Atlet sebelum lomba Internasional. Latihan itu di selenggarakan di kampusnya, jadi dia tidak perlu merasa tertekan dengan hal baru.

Saat mereka bersiap secara berjajar masuk ke area renang, mereka langsung di sambut oleh sorakan. Evelin menatap sekelilingnya, dan matanya bertemu dengan mata Gunner. Dia terkejut melihat keberadaan Gunner di kursi paling depan dan di jajaran yang sama dengan teman-teman kampusnya.

"Siap.."

"Sedia.."

Pipp

Saat suara peluit terdengar, mereka serentak masuk ke dalam kolam. Air yang tampak biru dari kejauhan itu memiliki rasa sejuk yang luar biasa. Seperti hidup dalam dunia baru, sensasi bergerak, mengayun tangan dan menatap jauh ke dalam sungguh sangat indah dan nyaman. Alasan itulah yang membuat Evelin sangat menyukai renang.

Di saat para atlet sibuk berlomba-lomba mencapai finish, di kursi penonton ada Gunner yang terus menatap Evelin. Dia tentu sangat terkejut melihat fakta, bahwa gadis yang terus menatapnya di bar ternyata seorang atlet.

"Wah... Seperti biasa, Evelin berada paling depan!"

"Ayo Evelin!!"

Beberapa teman sekampus Evelin mulai bersorak. Hal itu semakin membuat Gunner terkejut. Ternyata dirinya dan Evelin berada di universitas yang sama!

"Luke, apa kau kenal gadis yang berada di jajaran ke tiga itu?"

Saat Gunner memutuskan untuk bertanya, Luke menoleh dengan raut wajah yang tampak sangat bingung.

"Kau tidak mengenalnya? Dia Evelin Jenniver! Dia sering mengikuti lomba dan membanggakan kampus kita. Kalau tidak salah, dia di tahun kedua sekarang."

"Dia di tahun kedua?! Bagaimana mungkin aku tidak pernah melihatnya selama dua tahun?"

"Itu karena kau sibuk menggoda para gadis di kelasmu, dasar gila."

Gunner terbungkam dengan cepat. Dia tidak menyangkal karena itu memang sebuah fakta. Namun, mendengar kebenaran bahwa dia tidak mengenal Evelin meskipun gadis itu adalah seorang perenang hebat, dia merasa sedikit kecewa. Pasalnya, Evelin terlihat sangat cantik. Dia seharusnya tidak pernah melewatkan gadis dengan wajah secantik itu.

Di antara waktu itu, para perenang sudah hampir mencapai finish. Yang berada di paling depan tentu saja Evelin. Sementara di posisi kedua adalah Fanny, kekasih dari Luke. Melihat pacarnya hampir mencapai finish, Luke turun ke area untuk membantu dia beranjak dari kolam.

"Luke!"

Gunner secara naluriah menyusul dan ikut turun ke area renang. Saat dia berdiri di atas para perenang, dia memilih untuk mengikuti Luke ke jajaran Fanny. Sementara itu, di samping Fanny adalah Evelin yang sudah mencapai finish duluan.

Mata mereka bertemu lagi dan lagi. Evelin mendongak menatap Gunner, sementara Gunner menunduk menatap Evelin. Entah kenapa pria itu tiba-tiba mengulurkan tangannya.

"... Ayo naik."

Sebelum meraih tangan pria itu, Evelin membola terkejut. Dia sangat terharu sampai ingin meneteskan air mata, melihat sosok pria yang dia cari selama lima tahun kini berdiri di hadapannya.

Dia meraih tangan Gunner dan naik. Tangan pria itu terasa begitu hangat, sementara tangan miliknya yang baru di angkat dari air terasa sangat dingin.

"Terima kasih."

Gunner menjawabnya dengan senyuman. Evelin kembali terpaku oleh keindahan itu. Sebuah senyuman indah yang terpampang dari wajah seorang pria tampan. Senyumannya masih tetap sama dari lima tahun yang lalu. Cara dia menarik bibirnya ke samping dengan lugas, dan menampilkan sebuah pemandangan yang memanjakan indera pengelihatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!