Mulai Cemburu

Mamih Aleesya menemani menantunya ke rumah sakit untuk memeriksa mata Zena. Sementara anak-anaknya kuliah dan Alana juga Athala bekerja. Tak lama omah Winda menyusul. "Gimana Zena?" Tanya omah Winda.

"Masih diperiksa di dalam mah, mudah-mudahan Zena bisa segera dapat pendonor ya mah." Lirih mamih Aleesya. "Amin sayang, semoga cucu menantu mamah bisa sembuh." Lanjut omah Winda.

Zena diperiksa dirumah sakit keluarga Dewantara. Jadi Alana dengan mudah bulak balik melihat keadaan kakak iparnya. "Sayang kok kesini? Emang enggak ada pasien?" Tanya omah Winda. "Udah beres omah, nanti sore dilanjut. Kangen omah." Alana memeluk omah kesayangannya.

"Omah juga kangen sekali sama Alana."

-

-

-

Zena sudah selesai dengan pemeriksaannya. Dia dibantu perawat keluar dari ruangan dokter. Zena menunggu di luar bersama Alana.

Sekarang giliran mamih Aleesya dan omah Winda menemui dokter. "Alhamdulillah keadaan Zena sedikit membaik, insya Allah operasi bisa segera di laksanakan. Namun ada sedikit kendala." ucap dokter Dika.

"Kenapa dok?" tanya mamih Aleesya.

"Kami belum mendapatkan donor yang cocok untuk Zena. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin. Sebetulnya kemarin ada kabar dari bank donor, bahwa ada seorang pria yang ingin memberikan donor untuk Zena. Namun dia ingin bertemu dengan Zena. Karena, dia akan mendonorkan mata almarhum istrinya." lanjut dokter Dika.

"Bisa dok. Kapan?"

"Baik, akan segera kami kabari secepatnya."

Selesai bicara dengan dokter, akhirnya mamih Aleesya dan omah Winda bisa bernafas lega mendengar ada pendonor mata yang ingin mendonorkan matanya untuk Zena. Mereka juga sudah mendapatkan identitas pendonor itu.

"Alana mana?" Tanya omah Winda yang celingukan mencari Alana. "Katanya ada pasien gawat darurat omah." Jawab Zena dengan lembut. Omah Winda mengangguk pelan.

Tak lupa mamih Aleesya juga menceritakan semuanya pada Zena "Alhamdulillah mih, terima kasih mih, omah! Kapan kita bertemu orangnya mih?" tanya Zena.

"Nanti dokter akan kasih kabar lagi nak." jawab omah Winda. Zena mengangguk dengan rasa bahagia, akhirnya dia punya harapan untuk melihat dunia lagi.

-

-

-

Di sela-sela pekerjaan yang dijalani Athala tiba-tiba dia teringat Luna. Dia membuka laci meja kerjanya disana ada photo dirinya dan Luna.

"Kenapa kamu harus pergi secepat ini Lun? Maafkan aku yang sudah menikah saat kuburan kamu masih basah, aku hanya ingin memberi hukuman pada dia yang telah membuatmu pergi." Lirih Athala sembari mengelus photo itu.

TOK TOK TOK

CEKLEK

"Ehm boss maaf mengganggu! Tadi nyonya telepon, katanya ada calon pendonor yang ingin bertemu non Zena." Ucap Juna.

Tanpa melihat ke arah Juna masih dengan fokusnya menatap photo itu "Ya udah tinggal ketemu aja kok repot!"

"Tapi dia duda boss!" sahut Juna lagi "Terus kenapa kalau duda?" Jawab Athala dengan ketus.

"Duda tampan boss, dokter spesialis, udah gitu pengusaha sukses sama seperti tuan Alarich, terus_"

BRAK

Athala menggebrak meja dan menyimpan photo itu. "Ayo kita temui orang itu!" Athala mengambil jasnya lalu pergi melewati Juna.

"Halah cemburu juga kan? Dasar gengsian!" Gumam Juna sangat pelan namun masih bisa terdengar oleh Athala.

Athala balik badan dan menatap tajam asistennya itu "Coba ulangi ngomong apa? Mau gaji dipotong atau_"

Juna dengan cengengesan buru-buru lari melewati bossnya. Dasar boss dan asisten sama-sama aneh! Mereka pergi ke rumah sakit menyusul Zena dan yang lainnya.

-

-

-

"Loh Athala, kok kesini? Emang kerjaan kamu udah selesai?" Tanya omah Winda. Athala menyalami omahnya dan tersenyum hangat. "Udah omah, katanya pendonornya mau ketemu? Mana?" Tanya Athala yang celingukan.

"Nanti di kabarin sama dokter Dika, mungkin besok atau lusa." Kata mamih Aleesya. Zena yang mendengar ada suara suaminya merasa senang. Dia merasa, kalau suaminya mulai perduli padanya.

"Yuk kita makan siang dulu, Atha ikut kan?" Tanya mamih Aleesya. Namun Alana tak bisa ikut, dia masih ada praktek.

"Ikut mih, Zena ikut mobil Atha mih! Kamu sana sama mamih!" Athala menunjuk Juna "Oke boss!"

-

-

"Makasih ya mas udah datang!" Ucap Zena dengan lembut.

"Hmm, pede banget kamu! Kalau enggak di telepon mamih juga aku ogah ke sana! Mana aku harus batalin meeting." Gerutu Athala. "Iya maaf ya mas, aku enggak tahu kalau mas sibuk." Jawab Zena pelan.

Drrrttt Drrrrttt Drrrttt

Zena meraba tasnya dan ponselnya berdering. "Maaf mas bisa tolong klik tombolnya?" Zena memberikan ponselnya. Athala menghentikan mobilnya dan mengambil ponsel istrinya. Dia melihat ada nama lelaki, yaitu Irvan.

"Siapa Irvan?" Tanya Atha dengan ketus "Oh itu, salah satu donatur panti mas, beliau juga yang suka ngajar ngaji di panti. Jadi yang telepon kak Irvan?" Tanya Zena lagi.

Athala menjawab ponsel Zena lalu dia menyalakan speaker ponselnya "Hallo Assalamualaikum Zena, gimana kabarnya Zen?" Tanya Irvan di telepon.

"Zena baik! Dan tolong jangan hubungi Zena, dia sudah menikah!" Ucap Athala dengan sinis. "Mas kok gitu ngomongnya?" Zena terheran-heran mendengar perkataan suaminya.

"Menikah? Loh ini siapa yah? Zenanya mana?"

"Ini suaminya, jangan hubungi Zena lagi mengerti?"

TUT TUT TUT

Athala juga memblokir nomor ponsel Irvan. "Astagfirullah mas kenapa? Kak Irvan ba_" belum selesai Zena bicara namun Athala malah mencium bibir istrinya.

Zena melongo dan terkejut. Kenapa suaminya tiba-tiba seperti ini? Zena sama sekali tak membuka bibirnya. Hingga Atha menggigit sedikit bibir istrinya, sampai Zena membuka mulutnya.

Atha menangkup wajah istrinya dan menciumnya lebih dalam. Zena tak menolak sama sekali. Dia juga mencoba membalas ciuman itu namun memang dasar Zena tak ahli seperti suaminya dia merasa kaku.

Atha melepaskan ciumannya dan merapihkan hijab istrinya yang sedikit agak berantakan "Jangan macam-macam dibelakangku mengerti? Apalagi sampai dekat sama cowok lain! Dan jangan sebut nama pria itu di depanku!" Ketus Athala.

"Iya mas, kami cuma te_"

"Sssttt ! Tak ada bantahan! Mau teman atau siapapun!"

Zena tersenyum tipis sekali "Ya Allah apa suamiku sudah mulai cemburu? Apa hatinya sudah mulai terbuka untuk hamba ya Allah?" Gumam Zena dalam batinnya.

Athala menjalankan lagi mobilnya menuju restorant, sepertinya keluarganya sudah sampai disana. Zena hanya terdiam mengingat kejadian menyenangkan tadi. Seandainya saja dia sudah bisa melihat ketampanan suaminya, pastinya dia akan lebih bahagia.

"Aku mencintaimu mas Atha dari dulu dan selamanya. Semoga hatimu bisa terbuka untukku mas. Maafkan aku yang sudah menghancurkan hidupmu. Aku pun sama hancurnya mas!"

Episodes
1 Kecelakaan
2 Menikah Dadakan
3 Hari Pertama Menjadi Istri
4 Pendonor Untuk Zena
5 Mulai Cemburu
6 Erlando Agathias
7 Kelamnya Malam Pertama
8 Mulai Mencintaimu
9 Wanita Misterius
10 Operasi Mata
11 Fakta Mengejutkan
12 Masa Kelam Zenata
13 Zalindra Kusuma
14 Pertemuan Pertama
15 Hamil?
16 Balas Dendam
17 Fakta Baru
18 Ular Keket
19 Resepsi Athala & Zenata
20 Salah Paham
21 Terbongkar
22 Jangan Khianati Aku
23 Syukuran Rumah
24 Terasa Jauh
25 Honeymoon
26 Melepas Rindu
27 Jangan Pergi
28 Janjimu Mana?
29 Tak Mau Kehilangan
30 Wanita Penggoda
31 CEO Pengganti
32 Penjahat Yang Sebenarnya
33 4 Bulanan
34 Cemburu
35 Kejutan Untuk Zenata
36 Penangkapan Dignata
37 Gala Dinner
38 Menyesal
39 Bertanggung Jawab
40 Nasihat Seorang Kakak
41 Setan Kunti
42 Setan Part.2
43 Melahirkan
44 Jodoh ???
45 Terhalang Restu
46 Sheera Nekad
47 Mendapat Restu
48 Sheera dan Zalindra Menikah
49 Hutang Piutang
50 Opah Abimana Meninggal
51 Ellea sakit
52 Kesayangan Omah dan Opah
53 Sampai Akhir Hayat
54 Sindrom Couvade
55 Tragedi Roller Coaster
56 Ular Betina
57 Haus Belaian Lelaki
58 Athala Sakit
59 Ibu Tetaplah Seorang Ibu
60 Kerinduan Ellea
61 Terror Misterius Untuk Zenata
62 Dia Kembali
63 Kembalinya Luna
64 Menghilangnya Zenata
65 Pencarian
66 Tangisan Sang Suami
67 Zenata Tersadar
68 Ulang Tahun Ellea
69 Kepergian Alana
70 Aku Mencintaimu, Alana ~ Erlando Agathias
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Kecelakaan
2
Menikah Dadakan
3
Hari Pertama Menjadi Istri
4
Pendonor Untuk Zena
5
Mulai Cemburu
6
Erlando Agathias
7
Kelamnya Malam Pertama
8
Mulai Mencintaimu
9
Wanita Misterius
10
Operasi Mata
11
Fakta Mengejutkan
12
Masa Kelam Zenata
13
Zalindra Kusuma
14
Pertemuan Pertama
15
Hamil?
16
Balas Dendam
17
Fakta Baru
18
Ular Keket
19
Resepsi Athala & Zenata
20
Salah Paham
21
Terbongkar
22
Jangan Khianati Aku
23
Syukuran Rumah
24
Terasa Jauh
25
Honeymoon
26
Melepas Rindu
27
Jangan Pergi
28
Janjimu Mana?
29
Tak Mau Kehilangan
30
Wanita Penggoda
31
CEO Pengganti
32
Penjahat Yang Sebenarnya
33
4 Bulanan
34
Cemburu
35
Kejutan Untuk Zenata
36
Penangkapan Dignata
37
Gala Dinner
38
Menyesal
39
Bertanggung Jawab
40
Nasihat Seorang Kakak
41
Setan Kunti
42
Setan Part.2
43
Melahirkan
44
Jodoh ???
45
Terhalang Restu
46
Sheera Nekad
47
Mendapat Restu
48
Sheera dan Zalindra Menikah
49
Hutang Piutang
50
Opah Abimana Meninggal
51
Ellea sakit
52
Kesayangan Omah dan Opah
53
Sampai Akhir Hayat
54
Sindrom Couvade
55
Tragedi Roller Coaster
56
Ular Betina
57
Haus Belaian Lelaki
58
Athala Sakit
59
Ibu Tetaplah Seorang Ibu
60
Kerinduan Ellea
61
Terror Misterius Untuk Zenata
62
Dia Kembali
63
Kembalinya Luna
64
Menghilangnya Zenata
65
Pencarian
66
Tangisan Sang Suami
67
Zenata Tersadar
68
Ulang Tahun Ellea
69
Kepergian Alana
70
Aku Mencintaimu, Alana ~ Erlando Agathias

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!