Part 1
Arga menghela nafas lega, hari ini merupakan hari terakhir Ujian Nasional tentunya sangat melegakan bagi semua siswa apalagi untuk Arga, karena setelah ini Arga akan bebas masuk kantor papanya setelah dilarang ke kantor oleh Aruna.
Derita siswa setelah lulus, menentukan jurusan masa depan. Kalau ditanya cape engga sih sekolah sambil belajar bisnis, Arga akan dengan cepat menjawab
Arga Putra Bramasta
Ya cape lah, materi pelajaran saja udah bikin pusing apalagi tambah belajar bisnis keluarga yang udah turun-temurun
Arga Putra Bramasta
Kalau bukan gue terus siapa? Salsa?
Juna tertawa mendengar jawaban tetangganya itu, usia mereka yang terpaut 2 tahun nyatanya tetap membuat obrolan mereka nyambung terutama masalah usaha keluarga mereka.
Arga menyeruput jus jambunya. Suasana cafe yang sepi pengunjung membuat suasana hatinya senang, pakaiannya yang kini telah berganti dari yang awalnya pakaian putih abu-abu menjadi setelan jas berwarna abu- abu kesukaannya.
Juna
Gue cabut dulu kak, adek Lo minta ketemuan
Arga mengangguk, sepeninggalan tetangganya itu ia segera mengeluarkan ponselnya bermaksud menghubungi sekretarisnya di kantor agar segera menjemputnya. Sendirian di cafe bukanlah gayanya.
Sendirian di cafe bukanlah gayanya. Belum sempat ia memanggil sekretarisnya, mata hitam Arga menangkap seorang gadis yang tiba-tiba duduk di depannya dengan ekspresi yang bisa Arga tebak menahan marah?
Arga sontak mengangkat alisnya bingung, baru saja ia ingin bertanya kenapa gadis beralmet itu duduk di mejanya padahal masih banyak kursi kosong tetapi gadis di depannya menggebrak meja lebih dulu.
gadis
Lo kan yang dijodohin kakek gue, to the point aja gue engga mau nikah sama Lo!
Arga Putra Bramasta
*menaikkan alisnya
gadis
Lo diiming-imingin apa sama kakek gue? Duit?
Oh oke Arga mulai paham maksud gadis manis didepannya.
Arga Putra Bramasta
Saya engga dikasih apapun
gadis
Engga usah bohong deh Lo! Lo itu bukan satu- satunya cowo yang diiming-iming buat dapetin perusahaan.
Gadis itu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan lalu menatap Arga sinis bahkan dapat Arga lihat senyum mengejek terbit di bibir gadis itu.
gadis
Oke gini aja, Lo cakep, masih muda, gue yakin paling Lo cuma modal tampang dan janji manis doang jadi jangan malu-maluin diri Lo sendiri, mending Lo nyerah aja deh!
Arga membenarkan ucapan gadis itu, dia tidak marah dengan ucapan gadis di depannya saat menuduh Arga hanya modal tampang, dia kan memang tampan. Arga maklum dengan apa yang dikatakan gadis itu, derita orang tampan kan gini selalu dituduh modal tampang.
Arga tersenyum lebar, gadis di depannya itu juga tersenyum lebar, mengira Arga sudah tersinggung ucapannya lalu menolak perjodohan gila ini. Tapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Arga benar- benar membuatnya tercengang.
Arga Putra Bramasta
Kenapa engga mau nikah?
Arga Putra Bramasta
Saya akui saya memang tampan, tapi modal tampang ya bukan salah saya. Salah Daddy yang menurunkan wajah tampannya *sombong
Arga Putra Bramasta
Saya tanya kenapa kamu engga mau nikah, seperti yang kamu bilang saya tampan, tapi tampan tidak jadi alasan kamu untuk menikah kan?
Arga Putra Bramasta
Jadi apa alasan sebenarnya yang buat kamu engga mau nikah?
Gadis itu menatap tajam Arga dan dibalas tatapan lembut Arga. Gadis itu menghela nafas, ia menyadari laki-laki di depannya bukan seperti orang yang sebelum-sebelumnya dijodohkan dengannya.
gadis
Gue engga mau dikekang
Arga Putra Bramasta
Saya engga bakal ngekang kamu
gadis
Gue engga bisa masak
Arga Putra Bramasta
Saya bisa masakin kamu
gadis
Gue engga suka anak kecil
Arga terdiam sejenak, mencoba menelaah jawaban yang tepat. Tidak mungkin kan kalau dia menjawab kalau Arga juga tidak suka anak kecil, di rumahnya saja sering dijadikan tempat penitipan anak.
Arga Putra Bramasta
Saya engga berharap punya anak
*menahan tawanya saat melihat gadis di depannya melototkan matanya
gadis
Gue engga mau terikat
Arga Putra Bramasta
Kita bisa nikah hanya di atas kertas
gadis
Gila!
*mendengus kesal
Arga memperhatikan hal itu, sungguh manis. Jarang-jarang ada seorang perempuan yang menantangnya berbicara seperti ini. Menarik kalau kata Arga, apalagi saat melihat berbagai ekspresi muncul di wajah cantik gadis yang belum ia tahu namanya.
gadis
Lo jangan gila ya! Nikah di atas kertas itu cuma ada dua kemungkinan
gadis
Yang pertama nikah terus kita jalanin hidup masing-masing sampe akhirnya salah satu ngekang
gadis
Dan yang kedua jalanin hidup masing-masing terus kita ketemu orang lain dan cerai
gadis
Tentunya gue engga mau ada dua kemungkinan itu, buang-buang waktu dan juga gue cuma pengin nikah satu kali
Arga meminum habis jus jambunya, setelahnya ia menatap intens gadis itu sambil memajukan tubuhnya, ia tersenyum.
Arga Putra Bramasta
Ada satu kemungkinan lagi, kita nikah, saling mengenal, saling sayang lalu punya anak.
gadis
Lo bilang engga berharap punya anak!
Teriak gadis itu yang mengundang banyak pasang mata kini menatap mereka aneh.
Arga meringis melihat ternyata ada satu hama yang melihat mereka dengan tatapan sinisnya. Arga menggeleng pelan lalu kembali fokus kepada gadis yang telah menghiburnya hari ini.
Arga Putra Bramasta
[Untuk sekarang emang engga]
Arga Putra Bramasta
[Karena gue belum lulus SMA]
gadis
Pokoknya gue ga mau tau, Lo harus nolak perjodohan ini!
Arga Putra Bramasta
Saya Arga
*memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya yang dengan bodohnya dibalas oleh gadis itu.
Seperti tersadar gadis itu menatap Arga yang kini sedang mengambil tas ransel yang baru gadis itu sadari.
Arga Putra Bramasta
Ini kartu nama saya, saya suka kamu dan ayo nikah!
Comments
Yayang Amri
lanjut dong upload penasaran kelanjutannya 💪💪💪💪🥰🥰🥰🥰 , aku mampir thorr
2024-10-19
1
Laurena Imelya
lanjut dong kak plis dan semangat 💪💪💪💪
2024-10-18
2