Month Three, Everyday Sickness (Fifteen)

           “Yaa Tuhan... cobaan apa lagi ini... Huekk.. Hueekk..”

            Eden berjongkok lemah di depan kloset sambil menumpahkan seluruh makanannya yang baru saja ia makan. Sejak memasuki bulan ke tiga, Eden mulai merasakan apa itu yang dinamakan morning sickness. Namun apa yang ia alami saat ini bukan hanya sekedar rasa mual di pagi hari, tapi setiap hari, bahkan setiap saat ia merasa mual dan selalu ingin memuntahkan seluruh makanan yang telah ia makan. Dan ini adalah ritual muntahnya yang ke enam sepanjang hari ini hingga ia merasa benar-benar tak memiliki tenaga untuk bangun dari

toilet. Kemarin Aciel telah memanggil dokter kandungannya untuk memeriksa kondisinya di rumah, dan dokter itu mengatakan jika ia mengalami hiperemesis yang cukup parah.

            “Kau masih muntah?”

           “Jangan mendekat!”

            Eden berteriak keras pada Aciel yang baru pulang dari kantor. Pria itu tampak terpaku di ambang pintu sambil menatap jijik pada Eden yang masih berjongkok di depan kloset. Namun ia segera mengenyahkan seluruh rasa jijiknya demi mengangkat Eden yang tampak tak berdaya di dalam kamar mandi.

            “Kubilang jangan mendekat!” Teriak Eden lagi ketika Aciel mulai berjongkok di depannya dan bersiap untuk mengangkat tubuh lemah itu. Aroma parfum Aciel yang begitu maskulin dan juga aroma aftershave Aciel yang begitu kuat membuat Eden langsung membungkam mulutnya sambil menatap panik kearah Aciel yang mulai membawa tubuhnya keluar dari kamar mandi. Ia takut sesuatu yang buruk akan segera terjadi setelah ini.

            “Hueekk!”

            Eden sukses memuntahkan seluruh sisa makanannya di atas kemeja Aciel hingga pria itu hampir saja melemparkan tubuh Eden dari gendongannya. Beruntung akal sehatnya masih memegang kendali cukup kuat di otaknya hingga ia tak sampai melempar tubuh lemah itu dari gendongannya.

            “Menjijikan! Apa kau sengaja melakukannya?” geram Aciel kesal. Pria itu membuang wajahnya ke samping sambil mengernyit jijik pada bau amis yang menguar dari kemejanya. Seketika Eden meminta turun dari gendongan Aciel sambil mengomel kesal karena pria itu telah mengabaikan peringatannya.

            “Aku sudah mengatakan padamu untuk jangan mendekat. Aroma parfummu dan aftershavemu membuatku mual. Hueekk!”`

            Eden langsung berlari kedalam toilet dan kembali memuntahkan isi perutnya yang hanya tersisa lendir. Sedangkan Aciel, ia tampak khawatir melihat kondisi Eden dan ingin melakukan sesuatu untuk wanita itu. Sayangnya ia sendiri terlalu jijik dengan semua bau amis yang menguar dari seluruh tubuhnya. Ia bersumpah tidak akan mendekati Eden lagi setelah ini.

            “Ace... Bisa kau bantu aku, kakiku lemas.” teriak Eden parau dari dalam toilet. Aciel ingin mengabaikan teriakan itu, namun kakinya justru berjalan mendekati pintu toilet sambil melirik Eden dari ambang pintu.

            “Dasar merepotkan! Kemejaku kotor karena ulahmu, kau yakin ingin kubantu?”

            “Aku akan menutup hidungku agar aku tidak mencium bau apapun dari tubuhmu, termasuk bau parfummu yang menjijikan.”

            Dengan wajah malas, Aciel masuk ke dalam toilet sambil membantu memapah Eden yang terlihat benar-benar lemas. Ia tidak pernah tahu jika wanita hamil akan menjadi semerepotkan ini, bahkan juga sangat menjijikan. Tapi ini semua juga karena salahnya, ia tidak seharusnya menyentuh Eden berkali-kali tanpa pengaman seperti dulu.

            “Tidurlah, aku akan meminta pelayan untuk membersihkan semua kekacauan ini.”

            “Aku tidak kuat Ace, bayi ini mengerikan...” racau Eden sambil memejamkan matanya. Masih teringat di benaknya jika tiga minggu yang lalu ia berjanji akan meyayangi bayinya dengan sepenuh hati. Tapi melihat bagaimana kondisinya sekarang, ia rasanya ingin menarik semua janjinya karena ia sudah benar-benar tidak kuat dengan semua rasa mual yang mengaduk-aduk perutnya. Saat ini ia ingin makan, tapi ia tidak bisa karena

rasa mual yang masih tertinggal di perutnya. Seluruh obat yang diberikan dokter Hwang sama sekali tidak berguna untuk mengurangi semua penderitannya selama satu minggu ini.

            “Aku akan menghubungi dokter Hwang lagi.”

            “Untuk apa, obat yang diberikan dokter Hwang sama sekali tidak berguna. Aku justru semakin ingin muntah saat meminumnya.” Gerutu Eden kesal. Melihat itu Aciel tampak tak ingin berkomentar dan langsung meninggalkan wanita itu sendiri untuk mengganti pakaiannya yang kotor. Ini sungguh sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Menemani seorang wanita hamil, melihat muntahan yang menjijikan, dan bersikap sabar pada

Eden. Damn! Permainan apa yang sebenarnya sedang wanita itu mainkan hingga ia bisa begitu mudah masuk kedalam permainan wanita itu karena rasa iba yang tiba-tiba muncul di hatinya. Sungguh menggelikan!

            “Kim, siapkan Eden makanan. Berikan dia makanan apapun asalkan bisa mengurangi rasa mualnya. Aku jijik melihatnya terus muntah sepanjang hari.” Perintah Aciel setelah ia mengganti pakaiannya dengan pakaian rumah. Tuan Kim tampak sedikit terkejut melihat Aciel yang telah berada di rumah di jam enam sore seperti ini. Rasanya hampir tidak bisa dipercaya karena Aciel tidak pernah berada di rumah sesore ini karena biasanya Aciel selalu menginjakan kakinya di rumah pukul sebelas malam. Itu pun jika Aciel tidak memiliki banyak pekerjaan yang membuatnya harus lembur. Selebihnya, terkadang Aciel baru pulang pukul dua pagi dan akan kembali lagi ke kantor pukul enam pagi.

            “Tuan, mungkin nona Eden perlu menghirup udara segar di luar rumah agar gangguan mualnya tidak semakin parah.” Saran tuan Kim ketika sedang menata beberapa irisan buah di atas piring. Pria itu dengan cekatan berjalan kesana kemari untuk menyiapkan sepiring puding dan buah-buahan untuk Eden. Sedangkan Aciel, ia hanya menatap tuan Kim datar sambil memikirkan saran tuan Kim yang cukup brilian.

            “Ini pengalaman pertamaku Kim, kira-kira apa yang harus kulakukan untuk menghadapi kondisinya yang fluktuatif? Terutama emosinya.” Ucap Aciel bersungguh-sungguh. Sejak Eden dirawat di rumah sakit karena hampir keguguran, ia selalu berusaha untuk memahami wanita itu. Ia yang tidak pernah menyentuh buku-buku kehamilan, mulai membiasakan diri untuk membacanya agar ia bisa menghadapi Eden yang sering menyusahkan. Selain itu, hingga detik ini ia belum sekalipun menyentuh wanita manapun. Ia benar-benar tidak pergi ke klub sejak Eden dirawat di rumah sakit hingga detik ini. Bahkan Sian sendiri sampai dibuat heran dengan sikapnya yang langsung berubah total semenjak Eden sakit. Dan semua itu ia lakukan semata-mata untuk membuktikan pada Eden jika ia bukan pria brengsek yang tak bertanggungjawab. Sebisa mungkin ia akan membuat Eden terkesan dan membuat wanita itu kembali menjadi Edennya yang dulu.

            “Anda harus sabar tuan. Memang di trimester pertama kondisi wanita hamil akan sangat membingungkan. Terkadang mereka baik-biak saja, namun beberapa detik kemudian mereka bisa saja terlihat mengkhawatirkan hingga membuat orang-orang disekitarnya menjadi panik. Ketika isteri saya mengandung, saya tidak terlalu banyak berada di sampingnya, sehingga saya juga tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi wanita hamil. Tapi isteri saya sering mengonsumsi buah-buahan untuk mengurangi rasa mualnya, jadi saya harap ini juga bisa membantu mengurangi kondisi mual yang dialami oleh nona Eden.”

            Tuan Kim mengangsurkan senampan buah-buahan yang telah dipotong kecil kepada Aciel. Dengan senyum meneduhkannya pria itu memberikan semangat untuk Aciel agar senantiasa sabar dalam menghadapi Eden, karena hal itu memang biasa terjadi pada wanita hamil di trimester pertama.

            “Terimakasih Kim, semoga saran yang kau berikan bisa membantuku menghadapi Eden.”

            Tuan Kim tampak tersenyum lembut sambil menatap punggung Aciel hingga pria itu benar-benar menghilang dibalik tangga. Terkadang ia merasa jika tuannya itu terlalu kejam dan mengerikan bak monster. Namun disaat-saat seperti ini ia merasa jika tuannya tidak sejahat itu. Memang Aciel adalah pria dingin yang liar dan tidak menyukai komitmen, namun jika ia dipaksa untuk menghadapinya ternyata Aciel juga bisa melakukannya demi janin yang sedang dikandung oleh Eden.

-00-

            Eden menggeliat pelan di atas ranjangnya sambil merasakan sensasi mual yang sejak tadi belum hilang juga dari perutnya. Dengan kasar ia menyibak selimut yang menutupi separuh tubuhnya, lalu ia berjalan menuju balkon untuk menghirup udara malam yang saat ini terasa lembab karena bercampur dengan rintik-rintik hujan yang mulai membasahi Vegas.

            “Sampai kapan kau akan menyiksaku sayang?”

            Eden mengelus perutnya yang mulai buncit sambil mendesah pelan meratapi kondisinya yang tidak baik-baik saja. Ia merasa saat ini perutnya lapar, tapi ia takut akan kembali muntah setelah ia memakan makananya seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu.

            “Apa yang kau lakukan di sana?”

            Tanpa menoleh, Eden bergumam pelan menanggapi pertanyaan Aciel sambil tetap merasakan hembusan angin lembab yang menerpa wajahnya. Rasanya aneh berada di dekat Aciel dalam keadaan baik-baik saja tanpa sebuah pertengkaran karena ia sudah terbiasa memaki-maki pria itu dengan kalimat-kalimatnya yang kasar

            “Kau harus makan, Kim sudah menyiapkan buah-buahan segar untukmu.”

            “Letakan saja di sana, aku akan memakannya jika perutku sudah lebih baik.”

            “Tidak, kau harus makan sekarang. Buka mulutmu.”

            Eden berdecak kesal melihat sikap arogan Aciel yang kembali muncul. Namun pada akhirnya ia tetap membuka mulutnya untuk menerima sepotong apel yang disodorkan Aciel di dekat mulutnya.

            “Akhir-akhir ini aku tidak melihatmu membawa wanita ke rumah.” ucap Eden tiba-tiba seperti tanpa minat. Kedua matanya masih setia memandangi rintik-rintik hujan yang semakin turun dengan deras di depannya, namun pikirannya saat ini sebenarnya sedang tertuju pada Aciel.

            “Kau yakin ingin membahasnya? Lupakan saja, aku sedang tidak ingin membicarakan wanita manapun saat ini.”

            “Bagaimana dengan Jessica, apa ia masih menjadi teman tidurmu? Kulihat saat ini ia telah kembali ke Vegas dan baru saja menggelar pertunjukan busana rancangannya di hotel milik Summer.”

            “Saat ini ia sedang mendekati seorang pengusaha incarannya, ia tidak mungkin mengambil resiko dengan menjadi teman tidurku.” jawab Aciel apa adanya. Pria itu kembali menyodorkan sepotong jeruk di depan mulut Eden dan menyuruh wanita itu untuk membuka mulutnya lebar-lebar agar semua buah yang dibawanya habis tak tersisa.

            “Kau harus makan untuk janin yang sedang tumbuh di rahimmu. Apa kau masih merasa mual?”

            Eden menggelengkan kepalanya kecil sambil mengunyah pelan buah jeruk di mulutnya. Setelah memakan beberapa potong buah ia baru sadar jika saat ini perutnya tidak bergejolak lagi. Ia bisa makan semua buah-buahan itu dengan lancar tanpa harus mengalami drama yang sangat merepotkan. Dan seketika juga ia baru sadar jika akhir-akhir ini sikap Aciel padanya mulai terlihat lunak. Ia sudah jarang mendapatkan bentakan dari Aciel

ataupun umpatan yang terdengar kasar seperti dulu. Bahkan sekarang Aciel tidak pernah terlihat merokok di depannya. Pernah ia melihat Aciel terlihat gelisah saat sedang menemaninya di ruang tengah, dan saat ia menyuruh pria itu merokok, Aciel langsung menggeleng tegas sambil menyibukan diri dengan membaca koran. Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini pada Aciel. Namun ia tidak tahu apakah hal itu akan bertahan lama atau tidak karena ia yakin jika semua sifat brengsek Aciel tidak akan bisa hilang begitu saja.

            “Saat pertama kali aku mendatangimu di panti asuhan, apa kau lupa padaku?” tanya Aciel tiba-tiba. Eden yang awalnya masih menatap rintik-rintik hujan di depannya refleks menoleh ke samping sambil menatap pria itu dengan wajah penuh tanda tanya.

            “Saat itu kau menyapaku dengan formal dan tampak tidak mengenalku. Apa kau saat itu benar-benar tidak mengenalku sebagai sahabat mendiang ayahmu?”

            “Sepertinya aku memang lupa. Setelah ayahku meninggal aku berusaha mengubur semua kenangan yang berkaitan dengan ayahku karena aku selalu merasa sedih saat mengingatnya, padahal dunia ini kejam. Aku tidak bisa sukses jika terus dibayangi kematian ayahku, sehingga aku memilih untuk menguburnya rapat hingga kau datang untuk menjemputku saat itu.”

            “Apa kehidupanmu sulit selama berada di sana?”

            Eden menghembuskan napasnya berat dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan pria itu. Hari harinya selama di panti asuhan sangatlah sulit karena sebelumnya ia sudah terbiasa dengan seluruh fasilitas yang diberikan oleh ayahnya.

            “Menurutmu? Panti asuhan itu sangat kecil dan tak layak. Setiap hari aku harus berjuang dengan anak-anak panti lainnya sambil berharap jika suatu saat ada seorang baik hati yang akan mengadopsiku. Lalu kau datang membawa angin segar untukku. Aku masih ingat tatapan iri teman-temanku ketika kau akan mengadopsiku. Mereka mengira aku sangat beruntung karena diadopsi seorang pria kaya yang single, tapi nyatanya mereka salah. Kehidupan di panti jauh lebih baik daripada kehidupan kejam yang kau ciptakan di sini.”

            Saat Eden bercerita, Aciel dapat melihat adanya sorot kesedihan, amarah, dan juga kekecewaan yang bercampur menjadi satu di mata Eden. Bagaimanapun kehidupan wanita itu selama ini memang jauh dari kata baik. Diabaikan olehnya, dipaksa untuk melayaninya, dan dibentak olehnya setiap hari membuat Eden pada akhirnya tumbuh menjadi wanita yang berusaha mengeraskan hatinya. Brexton, Aciel telah berhasil mendidik putrimu

dengan baik. Sayangnya hal itu juga membawa efek samping untuk Eden karena semua perlakuan Aciel padanya menimbulkan bekas luka yang begitu dalam di hatinya.

            “Makan pudingmu.”

            Aciel mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka dari cerita masa lalu agar Eden tidak lagi merasa sedih. Entah kenapa ia tidak suka melihat Eden yang terlihat rapuh seperti ini. Apalagi penyebab dari semua kerapuhan itu adalah dirinya. Ia benci dengan fakta itu, tapi ia juga tidak bisa mengelaknya.

            “Terimakasih untuk buahnya.” ucap Eden kecil sambil menyendokan pudingnya sendiri kedalam mulutnya. Ia telah mencegah Aciel untuk menyuapinya lagi karena ia merasa aneh dengan semua perlakuan Aciel yang terlalu baik padanya akhir-akhir ini.

            “Kau juga harus makan.”

            Eden mengarahkan sesendok puding itu ke depan mulut Aciel dengan tatapan memohon agar pria itu mau membuka mulutnya.

            “Aku ingin kau makan Aciel.” geram Eden kesal ketika Aciel tak kunjung membuka mulutnya.

            “Ini milikmu.”

            “Tidak, aku juga ingin kau makan.” paksa Eden lagi. Akhirnya Aciel memutuskan untuk membuka mulutnya dan menerima suapan dari Eden dengan setengah hati.

            “Mengenai Zyan, kau tidak melakukan apapun padanya bukan? Aku belum bertemu lagi dengannya sejak kau membentaknya saat itu. Kau tidak melukainya kan?”

            Aciel mendengus kesal mendengar nama pria itu disebuat di depannya. Akhir-akhir ini ia bahkan telah melupakan Zyan dan menganggap pria itu sudah tidak berarti lagi untuk Eden. Tapi ternyata Eden masih mengingatnya dan justru mengkhawatirkan keadaanya selama ini. Sial!

            “Dia masih bekerja dengan baik di perusahaanku.” Jawab Aciel datar. Seketika ia menjadi malas dan meletakan makanan Eden yang masih tersisa sedikit ke atas meja.

            “Kenapa kau tidak menyukai Zyan? Ia bukan pria yang jahat, dan ia juga tidak brengsek seperti kebanyakan kekasihku selama ini. Zyan adalah sahabatku.” terang Eden sebal. Ia heran pada Aciel yang terus menerus menunjukan wajah permusuhan pada Zyan. Padahal Zyan justru teramat sangat baik padanya hingga ia sendiri kadang merasa bersalah karena selalu mengecewakan pria itu.

            “Entahlah, aku merasa Zyan tidak sebaik yang kau katakan. Ayo, sudah saatnya kau tidur.”

            Tanpa diduga, Aciel tiba-tiba menggendong tubuh Eden dan membawanya kedalam kamar. Udara Vegas yang semakin dingin membuat Aciel langsung menyalakan pemanas ruangan dan menutup semua jendela kamar Eden dengan rapat. Ia tidak ingin Eden sakit karena terlalu lama berdiri di depan balkon. Dan tanpa diduga lagi, pria itu menyusup masuk kedalam selimut Eden sambil menarik tubuh wanita itu agar semakin merapat ke tubuhnya yang menguarkan sensasi hangat.

            “Kenapa kau tidur di sini, pergi!” Usir Eden galak. Ia merasa tidak nyaman dengan sikap Aciel yang kelewat lembut seperti ini. Biasanya Aciel hanya tidur di kamarnya saat pria itu ingin menyentuhnya, dan semua itu biasanya juga tidak dilakukan dengan selembut ini. Apa yang dilakukan Aciel akhir akhir ini justru membuat Eden takut karena semua kebenciannya bisa meluruh begitu saja tanpa sisa jika Aciel terus memperlakukannya bak permata mahal yang sangat berharga seperti ini.

            “Tidurlah Eden, tutup mulutmu atau aku akan menutupnya dengan caraku.”

            “Apa yang kau rencanakan, kenapa kau tiba-tiba berubah baik padaku?” Geram Eden sambil mendongakan wajahnya kearah Aciel. Ia ingin melihat bagaimana ekspresi pria itu saat menjawab pertanyaannya.

            “Tidak ada. Aku hanya ingin menebus semua sikap brengsekku selama ini.”

            “Bohong!” Tuduh Eden telak. Ia jelas tidak bisa mempercayai mulut manis Aciel karena pria seperti Aciel pasti bisa membuat wanita manapun terkesan jika pria itu memiliki maksud tersembunyi di belakangnya.

            “Terserah apa katamu, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu.”

            Di luar dugaan, kali ini Aciel bisa bersikap calm dengan sikap keras Eden yang terlihat menyebalkan. Dan hal itu semakin membuat Eden kesal karena Aciel tak pernah benar-benar bersikap baik di depannya.

            “Kau pasti sedang berencana menjebakku dengan sikap baikmu. Huh maaf saja, aku sama sekali tidak tersentuh. Kau....”

            Aciel tiba-tiba membungkam bibir pedas itu dengan bibirnya sambil melumat pelan dengan gerakan lembut yang terkesan tidak menuntut seperti biasanya. Gerakan bibir Aciel kali ini seperti seorang pria yang sedang mencium bibir kekasihnya dengan penuh cinta. Dan mau tidak mau Eden akhirnya mengikuti alur pergerakan Aciel dengan lumatan kecil yang sama-sama ia lakukan di bibir pria itu. Ini gawat! Malam ini ia sedikit terlena dengan sikap Aciel hingga membuatnya menurunkan sedikit pertahanannya. Hal itu membuat batin Aciel bersorak keras karena usahanya untuk menghancurkan bongkahan es di hati Eden sedikit berhasil. Hanya harus sedikit bersabar dengan sikap menantang Eden, maka ia akan mendapatkan wanita itu dalam genggamannya. Dengan begitu usahanya untuk menjauhkan Eden dari Zyan akan segera berhasil. Setelah ini ia akan mengendalikan Eden seperti dulu lagi. Seperti sebelum wanita itu kehilangan sisi polosnya yang manis.

Terpopuler

Comments

Pipit Ktp

Pipit Ktp

gk boleh kalah....

2020-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 The Brown Eyes (One)
2 Fake Love (Two)
3 Fake Love (Three)
4 Fake Love (Four)
5 Strangers (Five)
6 Strangers (Six)
7 Let The River Run (Seven)
8 Part Of Us (Eight)
9 Part Of Us (Nine)
10 Part Of Us (Ten)
11 Month One, Problem One (Eleven)
12 Month One Problem One (Twelve)
13 Month Two How Dare You (Thirteen)
14 Month Two How Dare You (Fourteen)
15 Month Three, Everyday Sickness (Fifteen)
16 Month Three, Everyday Sickness (Sixteen)
17 Month Four, Tears (Seventeen)
18 Month Four, Tears (Eighteen)
19 Month Five, Lil Bit Of Happiness (Nineteen)
20 Month Five, Lil Bit Of Happiness (Twenty)
21 Month Five, A Lil Bit Of Happiness (Twenty One)
22 Month Six, Smile On Your Anger (Twenty Two)
23 Month Seven, The Black Swan (Twenty Three)
24 Month Seven, The Black Swan (Twenty Four)
25 Month Eight, One Last Time (Twenty Five)
26 Month Eight, One Last Time (Twenty Six)
27 The Truth Untold (Twenty Seven)
28 The New Of Aciel (Twenty Eight)
29 The New Aciel (Twenty Nine)
30 Come Back Home (Thirty)
31 Come Back Home (Thirty One)
32 Come Back Home (Thirty Two)
33 I Got You Back (Thirty Three)
34 I Got You Back (Thirty Four)
35 First Meet (Thirty Five)
36 First Meet (Thirty Six)
37 Lies and Truth (Thirty Seven)
38 Lies and Truth (Thirty Eight)
39 Daddy Aciel (Thirty Nine)
40 Daddy Aciel (Fourty)
41 Diary of Eden
42 Tears (Fourty Two)
43 Tears (Fourty Three)
44 Engagement (Fourty Four)
45 Engagement (Fourty Five)
46 Engagement (Fourty Six)
47 After Marriage (Fourty Nine)
48 I Love You From My Deepest Heart (Fourty Eight)
49 I Love You From My Deepest Heart (Fourty Nine)
50 I Love You From My Deepest Heart (Fifthy)
51 I Love You From My Deepest Heart (Fifthy One)
52 Maybe I Love You (Fifty Two)
53 Maybe I Love You (Fifthy Three)
54 Maybe I Love You (Fifthy Four)
55 Maybe I Love You (Fifthy Five)
56 Yes I Love You (Fifthy Six)
57 Yes I Love You (Fifthy Seven)
58 Yes I Love You (Fifthy Eight)
59 Love You To Death (Fifthy Nine)
60 Love You To Death (Sixty)
61 Perhaps Love (Sixty One)
62 Perhaps Love (Sixty Two)
63 Perhaps Love (Sixty Three)
64 Start From Zero (Sixty Four)
65 Start From Zero (Sixty Five)
66 Start From Zero (Sixty Six)
67 Special Chapter Epilog : Morning Sickness! (Louise Pregnancy) (Sixty Seven)
68 Special Chapter Epilog : Morning Sickness! (Louise Pregnancy) (Sixty Eight)
69 "Voice" Sian Story (Sixty Nine)
70 "Voice" Sian Story (Seventy)
71 "Voice" Sian Story (Seventy One)
72 "Voice" Sian Story (Seventy Two)
73 "Voice" Sian Story (Seventy Three)
74 Sian Wedlock (Seventy Four)
75 Sian Wdlock (Seventy Five)
76 Sian Wedlock (Seventy Six)
77 Sian Wedlock (Seventy Seven)
78 Photo Album, Between Past and Future (Seventy Eight)
79 Reunion (Seventy Nine)
80 Reuion (Eighty)
81 Reunion (Eighty One)
82 Reunion (Eighty Two)
83 Reunion (Eighty Three)
84 Reunion (Eighty Four)
85 Reunion (Eighty Five)
86 Reunion (Eighty Six)
87 Reunion (Eighty Seven)
88 Reunion (Eighty Eight)
89 Reunion (Eighty Nine)
90 Reunion (Ninety)
91 Reunion (Ninety One)
92 Reunion (Ninety Two)
93 Reunion (Ninety Three)
94 Olivia Pregnant Story (Ninety Four)
95 Olivia Pregnant Story (Ninety Five)
96 Olivia Pregnant Story (Ninety Six)
97 Olivia Giving Birth Story (Ninety Seven)
98 Olivia Giving Birth Story (Ninety Eight)
99 Lutherford Family (Ninety Nine)
100 Lying and Divorce (One Hundred)
101 Lying and Divorce (One Hundred One)
102 Lying and Divorce (One Hundred Two)
103 Lying and Divorce (One Hundred Three)
104 Lying and Divorce (One Hundred Four)
105 Lying and Divorce (One Hundred Five)
106 Hand Shake (One Hundred Six)
107 Rescue Me (One Hundred Seven)
108 Rescue Me (One Hundred Eight)
109 Rescue Me (One Hundred Nine)
110 Don't Leave Me (One Hundred Ten)
111 Don't Leave Me (One Hundred Eleven)
112 Don't Leave Me (One Hundred Twelve)
113 Don't Leave Me (One Hundred Thirteen)
114 (One Hundred Fourteen)
115 Another Story Of Us (One Hundred Fifteen)
116 Another Story Of Us (One Hundred Sixteen)
117 Another Story Of Us (One Hundred Seventeen)
118 Romantic Story Of Them (One Hundred Eighteen)
119 Romantic Story Of Us (One Hundred Nineteen)
120 Another Story Of Us (One Hundred Twenty)
121 Beautiful Day (One Hundred Twenty One)
122 Beautiful Day (One Hundred Twenty Two)
123 Beautiful Day (One Hundred Twenty Three)
124 What Happen With Olivia? (One Hundred Twenty Four)
125 Olivia's Bad Storm (One Hundred Twenty Five)
126 Olivia Pregnant (One Hundred Twenty Six)
127 Olivia Pregnant (One Hundred Twenty Seven)
128 Storm (One Hundred Twenty Eight)
129 Storm (One Hundred Twenty Nine)
130 Affair (One Hundred Thirty)
131 Affair (One Hundred Thirty One)
132 Twins (One Hundred Thirty Two)
133 Leticia Crowford (One Hundred Thirty Three)
134 Mad Man (One Hundred Thirty Four)
135 Kidnapped (One Hundred Thirty Five)
136 Eden's Family (One Hundred Thirty Six)
137 Plan (One Hundred Thirty Seven)
138 Unexpected Feeling (One Hundred Thirty Eight)
139 Unexpected Feeling (One Hundred Thirty Nine)
140 Silent Man (One Hundred Fourty)
141 New Life (One Hundred Fourty One)
142 New Life (One Hundred Fourty Two)
143 Painful Reality (One Hundred Fourty Three)
144 Epic Ending (One Hundred Fourty Four)
145 Epic Ending (One Hundred Fourty Five)
146 EVERYTHING GONNA BE ALRIGHT
147 KUNJUNGAN EDEN
148 PESTA ULANGTAHUN SI KEMBAR
149 MEMBUJUK SIAN
150 HAPPY FAMILY
151 PERCERAIAN SIAN DAN OLIVIA
152 BERBAIKAN
Episodes

Updated 152 Episodes

1
The Brown Eyes (One)
2
Fake Love (Two)
3
Fake Love (Three)
4
Fake Love (Four)
5
Strangers (Five)
6
Strangers (Six)
7
Let The River Run (Seven)
8
Part Of Us (Eight)
9
Part Of Us (Nine)
10
Part Of Us (Ten)
11
Month One, Problem One (Eleven)
12
Month One Problem One (Twelve)
13
Month Two How Dare You (Thirteen)
14
Month Two How Dare You (Fourteen)
15
Month Three, Everyday Sickness (Fifteen)
16
Month Three, Everyday Sickness (Sixteen)
17
Month Four, Tears (Seventeen)
18
Month Four, Tears (Eighteen)
19
Month Five, Lil Bit Of Happiness (Nineteen)
20
Month Five, Lil Bit Of Happiness (Twenty)
21
Month Five, A Lil Bit Of Happiness (Twenty One)
22
Month Six, Smile On Your Anger (Twenty Two)
23
Month Seven, The Black Swan (Twenty Three)
24
Month Seven, The Black Swan (Twenty Four)
25
Month Eight, One Last Time (Twenty Five)
26
Month Eight, One Last Time (Twenty Six)
27
The Truth Untold (Twenty Seven)
28
The New Of Aciel (Twenty Eight)
29
The New Aciel (Twenty Nine)
30
Come Back Home (Thirty)
31
Come Back Home (Thirty One)
32
Come Back Home (Thirty Two)
33
I Got You Back (Thirty Three)
34
I Got You Back (Thirty Four)
35
First Meet (Thirty Five)
36
First Meet (Thirty Six)
37
Lies and Truth (Thirty Seven)
38
Lies and Truth (Thirty Eight)
39
Daddy Aciel (Thirty Nine)
40
Daddy Aciel (Fourty)
41
Diary of Eden
42
Tears (Fourty Two)
43
Tears (Fourty Three)
44
Engagement (Fourty Four)
45
Engagement (Fourty Five)
46
Engagement (Fourty Six)
47
After Marriage (Fourty Nine)
48
I Love You From My Deepest Heart (Fourty Eight)
49
I Love You From My Deepest Heart (Fourty Nine)
50
I Love You From My Deepest Heart (Fifthy)
51
I Love You From My Deepest Heart (Fifthy One)
52
Maybe I Love You (Fifty Two)
53
Maybe I Love You (Fifthy Three)
54
Maybe I Love You (Fifthy Four)
55
Maybe I Love You (Fifthy Five)
56
Yes I Love You (Fifthy Six)
57
Yes I Love You (Fifthy Seven)
58
Yes I Love You (Fifthy Eight)
59
Love You To Death (Fifthy Nine)
60
Love You To Death (Sixty)
61
Perhaps Love (Sixty One)
62
Perhaps Love (Sixty Two)
63
Perhaps Love (Sixty Three)
64
Start From Zero (Sixty Four)
65
Start From Zero (Sixty Five)
66
Start From Zero (Sixty Six)
67
Special Chapter Epilog : Morning Sickness! (Louise Pregnancy) (Sixty Seven)
68
Special Chapter Epilog : Morning Sickness! (Louise Pregnancy) (Sixty Eight)
69
"Voice" Sian Story (Sixty Nine)
70
"Voice" Sian Story (Seventy)
71
"Voice" Sian Story (Seventy One)
72
"Voice" Sian Story (Seventy Two)
73
"Voice" Sian Story (Seventy Three)
74
Sian Wedlock (Seventy Four)
75
Sian Wdlock (Seventy Five)
76
Sian Wedlock (Seventy Six)
77
Sian Wedlock (Seventy Seven)
78
Photo Album, Between Past and Future (Seventy Eight)
79
Reunion (Seventy Nine)
80
Reuion (Eighty)
81
Reunion (Eighty One)
82
Reunion (Eighty Two)
83
Reunion (Eighty Three)
84
Reunion (Eighty Four)
85
Reunion (Eighty Five)
86
Reunion (Eighty Six)
87
Reunion (Eighty Seven)
88
Reunion (Eighty Eight)
89
Reunion (Eighty Nine)
90
Reunion (Ninety)
91
Reunion (Ninety One)
92
Reunion (Ninety Two)
93
Reunion (Ninety Three)
94
Olivia Pregnant Story (Ninety Four)
95
Olivia Pregnant Story (Ninety Five)
96
Olivia Pregnant Story (Ninety Six)
97
Olivia Giving Birth Story (Ninety Seven)
98
Olivia Giving Birth Story (Ninety Eight)
99
Lutherford Family (Ninety Nine)
100
Lying and Divorce (One Hundred)
101
Lying and Divorce (One Hundred One)
102
Lying and Divorce (One Hundred Two)
103
Lying and Divorce (One Hundred Three)
104
Lying and Divorce (One Hundred Four)
105
Lying and Divorce (One Hundred Five)
106
Hand Shake (One Hundred Six)
107
Rescue Me (One Hundred Seven)
108
Rescue Me (One Hundred Eight)
109
Rescue Me (One Hundred Nine)
110
Don't Leave Me (One Hundred Ten)
111
Don't Leave Me (One Hundred Eleven)
112
Don't Leave Me (One Hundred Twelve)
113
Don't Leave Me (One Hundred Thirteen)
114
(One Hundred Fourteen)
115
Another Story Of Us (One Hundred Fifteen)
116
Another Story Of Us (One Hundred Sixteen)
117
Another Story Of Us (One Hundred Seventeen)
118
Romantic Story Of Them (One Hundred Eighteen)
119
Romantic Story Of Us (One Hundred Nineteen)
120
Another Story Of Us (One Hundred Twenty)
121
Beautiful Day (One Hundred Twenty One)
122
Beautiful Day (One Hundred Twenty Two)
123
Beautiful Day (One Hundred Twenty Three)
124
What Happen With Olivia? (One Hundred Twenty Four)
125
Olivia's Bad Storm (One Hundred Twenty Five)
126
Olivia Pregnant (One Hundred Twenty Six)
127
Olivia Pregnant (One Hundred Twenty Seven)
128
Storm (One Hundred Twenty Eight)
129
Storm (One Hundred Twenty Nine)
130
Affair (One Hundred Thirty)
131
Affair (One Hundred Thirty One)
132
Twins (One Hundred Thirty Two)
133
Leticia Crowford (One Hundred Thirty Three)
134
Mad Man (One Hundred Thirty Four)
135
Kidnapped (One Hundred Thirty Five)
136
Eden's Family (One Hundred Thirty Six)
137
Plan (One Hundred Thirty Seven)
138
Unexpected Feeling (One Hundred Thirty Eight)
139
Unexpected Feeling (One Hundred Thirty Nine)
140
Silent Man (One Hundred Fourty)
141
New Life (One Hundred Fourty One)
142
New Life (One Hundred Fourty Two)
143
Painful Reality (One Hundred Fourty Three)
144
Epic Ending (One Hundred Fourty Four)
145
Epic Ending (One Hundred Fourty Five)
146
EVERYTHING GONNA BE ALRIGHT
147
KUNJUNGAN EDEN
148
PESTA ULANGTAHUN SI KEMBAR
149
MEMBUJUK SIAN
150
HAPPY FAMILY
151
PERCERAIAN SIAN DAN OLIVIA
152
BERBAIKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!