How We Met | Park Sunghoon & Jang Wonyoung
Perpustakaan, Si Saksi Bisu.
Adhisa mengemasi barang-barangnya, karena sudah waktunya pulang.
Reyhan
Di ajak ngomong kok malah ngalamun
Pikiran Adhisa saat ini sedang kacau, karena pernyataan kakak kelasnya beberapa hari yang lalu.
Namun, sampai sekarang dirinya belum mendapatkan pesan dari kakak kelas tersebut.
Kenapa Adhisa jadi berharap begini coba.
Reyhan
Kamu bolot apa gimana sih?
Reyhan
Mau nomor Kak Belinda enggak?
Adhisa mengeryit bingung. Atas dasar apa Reyhan tiba-tiba menawarkan nomor kakak kelas tersebut.
Yang juga kebetulan ada di pikirannya beberapa hari ini.
Reyhan
Ya, karena aku punya nomornya dan kamu kan suka sama Kak Belinda
Ucapan Reyhan tertahan karena mulutnya di tutup oleh Adhisa.
Bagaimana tidak coba, Reyhan membicarakan hal tersebut dengan suara yang amat keras. Bikin malu saja.
Untung teman-teman kelasnya tidak mendengar ucapan Reyhan.
Adhisa
Kamu ngomong sekali lagi, ku solasi mulutmu
Setelah berkata seperti itu ponsel Adhisa mengeluarkan notifikasi.
Adhisa segera mengambil ponselnya yang berada di meja.
Adhisa tersenyum tatkala melihat siapa yang memberi pesan padanya.
Reyhan penasaran kenapa temannya itu tersenyum pada layar ponsel pun sedikit melirik.
Reyhan
Oalah, ternyata udah punya duluan toh
Reyhan
Pantesan di tawarin enggak mau. Pake sok-sokan nolak
Adhisa
Apaan, udah ya aku mau pergi ke perpus dulu
Reyhan
Iya deh iya, yang lagi di mabuk cinta
Reyhan
Semangat buat pdkt nya
Adhisa
Aku mau belajar doang!
Reyhan terkekeh melihat temannya marah-marah padanya, lalu pergi begitu saja.
Belinda saat ini sedang duduk di bangku perpustakaan sembari menunggu seseorang.
Adhisa
Halo kak, maaf aku lama
Belinda
Santai aja. Lagian enggak lama juga kok
Belinda
Aku yang ngasih tau mendadak
Belinda
Udah jangan minta maaf terus ih!
Kemudian Adhisa menaruh tasnya di bawah, lalu duduk di seberang Belinda.
Belinda
Nah, kamu bisa ajarin aku ini?
Belinda
Aku pusing. Nyari jawaban enggak ketemu-ketemu
Adhisa mengajari Belinda yang merupakan kakak kelasnya.
Jujur saja dirinya agak gugup, karena ini kali pertamanya berbicara dengan seorang gadis dengan jarak sedekat ini.
Kegugupan Adhisa semakin memuncak saat Belinda mendekat kearahnya.
Adhisa bahkan bisa mencium aroma parfum milik Belinda.
Belinda
Ohh.. ternyata gitu. Ini mah kecil
Adhisa
Tapi kakak enggak bisa
Belinda
Aduh, kamu menyakiti hati kecilku
Belinda
Aku bercanda doang. Jangan minta maaf terus, dikira aku senioritas lagi
mendengar hal tersebut membuat Adhisa melirik kearah jam perpustakaan.
Sudah jam lima lewat. Cukup lama juga dirinya belajar bersama kakak kelasnya.
Belinda
Kamu pulang naik apa?
Adhisa
Aku naik sepeda kak
Adhisa
Rumahku enggak jauh dari sini soalnya
Belinda berdiri di depan gerbang sekolah, sembari menunggu penjemputnya datang.
Adhisa sudah mengambil sepedanya dan melihat Belinda sendirian di depan gerbang sekolah.
Ia berinisiatif untuk mendekati Belinda dan menemaninya sebentar.
Belinda
Loh kamu enggak pulang?
Belinda
Udah mau gelap loh
Adhisa
Nungguin kakak pulang dulu
Belinda
Astaga, padahal aku enggak apa-apa
Suasana hening beberapa saat.
Adhisa mulai tidak tahan dengan keheningan ini pun membuka suaranya, walau dengan nada gugup.
Adhisa
Kakak, sepupunya Reyhan ya?
Belinda
Iya, dia sepupu jauh aku
Belinda
Kebetulan aja kita di sekolah yang sama
Belinda
Eh itu aku udah di jemput!
Setelah mengucapkan itu, Adhisa menoleh di mana mobil hitam sudah berada tepat di depannya.
Belinda
Makasih ya Acil, udah nemenin aku. Besok aku traktir deh!
Belinda
Oh iya, besok-besok ajarin aku lagi ya Acil, dah!
Adhisa melambaikan tangannya pada Belinda dan menatap kepergian Belinda.
Adhisa
Kok namaku jadi Acil?
Comments
novi
kaya study date yee... biasa orang pinter mah beda/Smirk//Scream/
2025-03-16
0
novi
uhuy, udah punya panggilan kesayangan aja/Sob//Angry/
2025-03-16
0
Cubin Camata
krna u masih kecil 🤏🏻
2025-03-16
0