Chat Seseorang

Keesokan harinya....

Dila hendak ke ruang tamu, namun ponselnya terdengar berbunyi. Chat Whatsapp dari seseorang yang tidak dikenal tiba tiba muncul pada beranda ponselnya. Dengan penasaran, Dila segera membukanya.

Ting

+62xxx

[Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh]

“Eh siapa ini ya?”gumam Dila yang berpikir dulu baru membalas pesan tersebut. Tangan kanannya tidak secepat biasanya, ketikannya terkesan lambat saat ini sebab masih merasakan nyeri. 

Dila

[waalaikumussalam, maaf ini siapa?]

+62xxx mengetik...

Ustadz Alfi 

[Saya Alfi Yusuf Al Fahri]

Dila

[Maaf Ustadz, saya tidak tahu. Sekiranya ada apa yaa Ustadz menghubungi saya?]

“Yaa Allah, Ustadz? Mimpi apa aku ini kemarin malam”bathin Dila yang terkejut bukan main namun nampak tersenyum sekilas.

Ustadz Alfi

[Tidak apa apa. Apakah pulpen mu hilang?]

“Apakah aku terlalu to the point?”Pikir Ustadz Alfi yang saat ini berada di dalam kamarnya menunggu Dila membalasnya.

Dila

[Iya betul sekali Ustadz. Bagaimana Ustadz tahu?]

Ustadz Alfi mengetik...

Ustadz Alfi

[Pulpen kamu berada di saya dan sebelumnya saya berterima kasih atas pertolonganmu kepada Umi. Bolehkah saya meminta alamatmu?]

“Ya Allah apakah pantas menanyakan alamat anak gadis orang dengan santainya Al... Kau gila Alfi”rutuk Ustadz Alfi dalam hati tapi kalau dipikir kembali dirinya harus memastikan alamat yang benar di dalam pulpen. Apakah sesuai dengan tempat tinggal Dila atau tidak.

Dila

[Sama sama Ustadz. Boleh, alamat saya di Jl.Jenderal Soetomo No.201 Jakarta Pusat. Kalau boleh tahu, untuk apa Ustadz meminta alamat saya?]

“Kya ... Ustadz kenapa minta alamatku?”gumam Dila hampir memekik dengan jantung yang berdebar debar menanti balasan dari doi.

Ustadz Alfi

[Untuk ucapan terima kasih, saya ingin mengirim sesuatu untukmu. Titipan dari Umi]

Dila

[Terimakasih kembali Ustadz. Maaf, apakah boleh kalau saya menemui ustadz dengan janji temu lebih dulu?]

Ustadz Alfi

[Tentu saja boleh, kapanpun saya bisa. Asalkan hubungi saya agar saya akan menyesuaikannya dengan hal lainnya]

Dila

[Sungguh Ustadz?]

Ustadz Alfi

[Iya. Saya sungguhan.]

[Oiya, jangan beritahu siapapun tentang nomor ini karena bersifat privasi sekali]

[Saya akhiri, wassalamualaikum]

Dila

[Baik Ustadz, waalaikumussalam]

Dila seakan mimpi dan tidak percaya akan hal yang telah terjadi saat ini. Hatinya sangatlah senang dan bahagia karena nomor yang menghubunginya sungguhan milik laki laki dikaguminya itu. Setelah menolong orang yang tidak dikenalnya sama sekali malah dapat rezeki nomplok seperti ini.

Bahkan sampai saat ini masih saja tersenyum senyum sendiri setelah save nomornya dan hampir menimbulkan sebuah perasaan. Dila segera menepisnya untuk tidak peduli lagi dengan chat itu dan menganggap ini hanyalah sebuah kebetulan saja. Ia memilih keluar untuk membeli apapun demi mengalihkan pikirannya. Sungguh tidak etis kiranya jika dirinya terlalu terbawa perasaan rumit kepada seorang Ustadz yang dianggap adalah seorang guru.

▪️▪️▪️▪️▪️

Ustadz Alfi segera mengakhiri chat bersama perempuan yang tidak dikenalnya, disebabkan ada perasaan aneh yang ia rasakan kembali. Jadi sebelum semuanya merajalela pikiran, ia langsung akhiri lalu beristighfar. Sungguh ia sangat merasa berdosa sekali saat tidak sengaja jantungnya berdetak begitu cepat hanya dengan sebuah chat. Berkali kali ia mencoba menghalau, berkali kali pula instingnya penasaran dengan orang yang telah menyelamatkan Uminya kemarin. 

Lalu Ustadz Alfi memutuskan untuk pergi ke kantor jasa pengiriman untuk mengirim ke alamatnya Dila. Kenapa? Karena dirinya tidak boleh menemui langsung dirumah gadis itu untuk menjaga privasi masing masing. Umi bercerita juga tentang Dila yang hanya tinggal dengan adiknya saja dan berpesan untuk mengirimkan barang menggunakan jasa pengiriman. Tentu saja dirinya tidak ingin terjadi fitnah dan mengakibatkan kesalahan fatal.

Ustadz Alfi segera bertukar pesan dengan Azzam untuk mengantarkan dirinya dan barang tersebut ke jasa pengiriman. Sebelum itu, ia membungkus barang barang yang akan dikirim dengan rapi disertai tulisannya juga.

Kenalin nih, Azzam Putra Fadillah yang merupakan sahabat sekaligus tim dakwahnya selama ini, panggil saja Azzam atau Zam Zam. Mereka sudah bersama sedari kecil dan banyak sekali kenangan kebersamaan mereka hingga menjadi dewasa seperti saat ini

Alfi

[Assalamualaikum zam, boleh minta tolong antar saya untuk kirim barang?]

Azzam (Zam-zam) 

[Waalaikumussalam, siap…]

Berakhirnya chat membuatnya melangkah cepat menuju lantai dasar rumahnya. Saat menuruni tangga, terdengar suara ketukan dari pintu depan. Ustadz Alfi pun bergegas untuk membukakan pintu tersebut. Setelah pintu terbuka, terlihat dua orang yang tidak asing lagi baginya yaitu Abi dan adiknya sendiri .

"Assalamualaikum, Abi dan Ais sudah pulang"salam Abi Ishaq.

"Wa'alaikumussalam, Abi. Lancar urusannya?"ucap Ustadz Alfi seraya mencium punggung tangan abinya berlanjut dengan Aisyah yang mencium tangannya.

"Alhamdulillah lancar Al. Kemarin Abi dan Umay rapat dengan kakek dirumah utama. Kalau Aisyah, adikmu menginap di pesantren dan menggantikan kakek membantu mengurus pesantren"Jelas Abi Ishaq

Seketika Ustadz Alfi menatap sang adik yang tidak memberitahu nya sama sekali masalah ke pesantren sedangkan Aisyah hanya tersenyum meminta ampun pada kakaknya. Pantas saja meminta uang, untuk keperluannya disana juga kan membutuhkan uang. 

"Ck..tidak bilang bilang. awas saja kamu Ais"arti tatapan ustadz Alfi.

"Maaf kak"sesal Aisyah dengan tatapan memohon

Mereka berdua seperti melakukan obrolan kalbu atau telepati dengan tidak ada suara sama sekali. Sedangkan Abi Ishaq menghela napasnya, mulailah putra putrinya ini seperti bocah.

"Oh begitu Abi, Alhamdulillah"singkat Ustadz Alfi.

"Hendak kemana kamu, Al?"tanya Abi Ishaq yang melihat penampilan rapi putranya dan membawa sebuah kotak di tangan satunya lagi.

"Paling mau ngirim barang titipan Umi buat Kak Dila yang Umi ceritakan ke Abi di chat kemarin. Mungkin sebentar lagi menjadi Kakak Iparku Abi"santai Aisyah yang hampir saja dilempar uang logam di keningnya.

"Sembarangan.... memang mau ke kantor jasa pengiriman ingin mengirim barang sesuai perintah Umi dengan tujuan menghargai pertolongannya tapi bukan apa yang kamu ucapkan tadi Ais"ucap ustadz Alfi yang tak jadi melempar sebab uang logamnya telah diambil oleh Abinya. Namun masih menatap sengit kearah Aisyah yang sudah berada di balik badan abinya meminta pertolongan. Sepertinya dirinya masih merasa kesal dengan kening memerahnya karena karena perihal kemarin, yaa walaupun sudah hilang sih merah di keningnya.

"Hati hati. Nanti sekalian tolong belikan Thai Tea keinginan adikmu yang Abi belum turuti Al"ucap Abi Ishaq.

"Iya. Assalammualaikum"

“Waalaikumussalam"

Beberapa menit kemudian...

Ustadz Alfi sudah menyerahkan barang yang akan dikirim menuju alamat Dila. Dirinya kemudian beranjak ke arah tempat minuman yang sedang ngetrend di kalangan anak muda sekarang yaitu Thai Tea. Minuman teh yang dicampur susu kental manis dilengkapi es batu sungguh menggugah selera anak muda yang melihat trend/viral di media sosial tahun 2019 ini.

"Oiya Al, kok dilihat lihat dari tadi senyum senyum aja sih? lagi jatuh cinta yaa Al"ledek Azzam. Ternyata Azzam mengamati tingkah laku Ustadz Alfi yang sebelum sampai sudah senyum senyum gak jelas menatap barang tadi melewati kaca spion dalam mobil.

"Mana ada"kilah Ustadz Alfi yang membenarkan letak duduknya dan kopiahnya dilepas dari kepalanya. Tiba tiba saja ia merasa gugup tanpa sebab dikarenakan celetukan Azzam.

"Gak apa apa juga kalau lagi suka Al. Lagipula kita wajar suka sama lawan jenis karena itu adalah fitrahnya manusia. Kira kira siapakah yang berhasil merebut perhatianmu dan apakah nanti akan kamu jadikan seorang istri Al?"oceh Azzam tanpa henti disertai senyuman menuntutnya dibalik kaca kecil dalam mobil.

"Sebelum pulang, aku ingin beli Thai Tea dulu Zam"ucap Ustadz Alfi mengalihkan pembicaraan dan mata beriris cokelat hazelnut itu menatap jalan raya saat ini.

Azzam hanya terkekeh kecil dibuatnya sambil sesekali melirik reaksi dari ustadznya. Ia tahu dan sangat kenal dengan seseorang dibelakangnya ini yang jomblo akut sama sepertinya hahaha miris. Namun kali ini ia memiliki pikiran positif untuk kedepannya dari reaksi tersebut.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!