Bab 3

"Ommmm, Ahhhh," erang Stevie meremas erat seprai putih yang menjadi saksi bisu renggutnya kesucian milik gadis desa yang kurang kasih sayang tersebut.

.........

Terlihat sedikit darah segar mengalir menodai seprai tersebut. Seketika, senyuman Om Danu mengembang saat melihatnya.

'Rupanya gadis ini tidak membohongiku,' batin Om Danu merasa puas.

Setelah memberi jeda kepada Stevie, Om Danu kembali memulainya dengan perlahan. Hentakan demi hentakan ia lakukan sehingga membuat Stevie men*sah mengikuti irama. Malam itu adalah malam yang indah bagi Stevie, seorang gadis desa yang masih berusia labil.

Om Danu benar-benar memberikan pengalaman dan kesan tersendiri untuk Stevie. Hingga kurang lebih satu jam kemudian, mereka pun sama-sama terbaring di atas ranjang setelah menikmati indahnya surga dunia.

Terlihat kamar yang tadinya rapi, kini sudah berantakan dikarenakan pakaian mereka yang berserakan. Belum lagi bantal yang sudah tidak lagi pada tempatnya, begitu juga dengan seprai dan juga selimut di kamar itu.

"Terima kasih honey, kamu benar-benar masih suci," ucap Om Danu dengan nafas tersengal. Tak bisa dipungkiri, meskipun masih kuat dalam ber*inta, namun usia membuatnya sedikit merasa lelah.

"Aku memang masih suci om. Tapi tidak dengan sekarang. Terima kasih juga ya om karena sudah memberiku pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Ini adalah yang pertama untukku," balas Stevie sembari mengatur nafasnya.

Di saat Om Danu hendak memeluk Stevie, tiba-tiba saja ponsel pintarnya berdering. Dan setelah dilihat, rupanya itu adalah panggilan masuk dari sang anak.

'Tumben sekali Willy menghubungiku malam-malam begini,' batin Om Danu kemudian mengangkat panggilannya.

"Halo, ada apa Wil?" tanya Om Danu sesaat setelah panggilan tersebut terhubung.

"Pa, papa dimana? Mama masuk rumah sakit pa. Ini aku sekarang lagi menunggu mama di ruang tunggu UGD," jawab Willy membuat raut wajah Om Danu seketika berubah.

"Apa? Ya sudah, kalau begitu papa kesana sekarang ok," balas Om Danu memutus panggilannya dan segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

"On mau kemana?" tanya Stevie setelah Om Danu keluar dari kamar mandi dan bergegas memasang kembali semua pakaiannya yang berserakan dilantai.

"Saya mau ke rumah sakit dulu Stevie. Istri saya masuk rumah sakit," jawab Om Danu sembari memasang pakaiannya satu persatu.

Tak lama kemudian, Om Danu pun pergi. Tak lupa ia meninggalkan sehelai cek yang bertuliskan nominal lima puluh juta di dalamnya.

"Ini cek untuk kamu Stevie. Di dalamnya ada uang sebesar lima puluh juta sebagai bonus dari saya untukmu. Kamu bisa mencairkan uang itu di bank mana saja. Besok saya akan memesan kamu lagi," ucap Om Danu sebelum pergi. Tak lupa ia melumat sekilas bibir Stevie lalu bergegas pergi.

Stevie tak menyangka bisa mendapatkan uang sebesar itu dalam waktu beberapa jam saja. Biasanya, setiap hari isi sakunya paling banyak hanya sebesar lima puluh ribu saja. Hal itu membuat Stevie girang bukan main.

Setelah Om Danu pergi, Stevie bergegas turun dari ranjangnya, namun baru saja ia hendak beranjak, Stevie terpekik lantaran ia merasakan kemaluannya yang amat sakit dan juga perih sekali.

"Assshhh, sakit sekali," rintih Stevie mengurungkan niatnya untuk turun ranjang.

Namun, setelah beberapa saat kemudian, Stevie kembali turun dengan perlahan dan melangkah ke kamar mandi dengan langkah terseok-seok.

"Ini kok perih banget ya? Mandi air anget boleh kali ya. Tapi gimana caranya?" guma. Stevie masih awam dengan canggihnya peralatan mandi orang kota.

Karena memang dasarnya pintar, Stevie pun membuka layanan internet di ponsel pintarnya. Ia perna menonton seseorang tengah berendam dengan air hangat di sebuah bak besar.

"Ini ada baknya, cara nyalain air hangatnya gimana ya?" gumam Stevie lagi sembari menggeser-geser layar ponselnya.

Tak lama kemudian, Stevie pun mendapatkan caranya. Dengan senyuman yang mengembang, Stevie pun mempraktekkannya dan ternyata berhasil.

"Nahh ini dia," gumamnya lagi saat air mengalir mengisi bathub tersebut.

Hingga tak lama kemudian, air pun dirasa cukup. Tak lupa Stevie menambahkan sabun cair lalu mulai berendam di dalamnya. Ia merasa sangat senang sekali lantaran perih yang dirasakannya mulai berkurang.

Sementara itu, Om Danu baru saja sampai di rumah sakit tempat istrinya dirawat. Bergegas Om Danu setengah berlari menuju UGD dan menemukan Willy yang masih berdiri menunggu kabar dari sang mama..

"Willy, apa yang terjadi dengan mama mu? Kenapa dia sampai masuk UGD?" tanya Om Danu menghampiri putranya tersebut.

"Aku ngga tau pa. Tadi aku juga di kabari oleh si mbok. Aku juga dari luar pa. Coba nanti kita tanyakan saja sama mama kalau mama sudah sadarkan diri," jawab Willy lagi.

Dan sekitar kima menit kemudian, dokter pun keluar. Bergegas Willy dan Om Danu mendekati dokter tersebut dengan maksud menanyakan kabar wanita yang sudah memberikannya seorang anak tersebut.

"Saat ini pasien sudah sadarkan diri pak. Setelah kami lakukan pemeriksaan, ternyata pasien mengidap penyakit jantung dan kemungkinan ada hal yang membuat pasien terkejut sehingga membuatnya jatuh pingsan. Saran saya, tolong sebisa mungkin membuat pasien selalu tenang dan jangan sampai ada hal yang membuat pasien kaget. Jika itu terjadi, kemungkinan besar pasien akan mengalami stroke ringan hingga berat. Dan pada kasus berat lainnya, pasien bisa mengalami henti jantung sehingga nyawa pasien tidak bisa diselamatkan lagi," jelas dokter tersebut membuat Om Danu dan Willy saling tatap.

Ayah dan anak itu merasa bingung dan heran. Pasalnya, yang mereka ketahui, ibu satu anak itu dalam keadaan sehat walafiat.

"Baik dokter. Terima kasih. Kalau begitu apa kami boleh masuk?" tanya Om Danu ingin bertemu dengan sang istri.

"Tentu, tapi tolong gantian ya," jawab dokter tersebut lalu pergi.

Setelah berdiskusi dengan Willy, akhirnya Om Danu masuk terlebih dahulu. Om Danu menghampiri sang istri yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.

"Ma, dokter bilang kamu mengidap penyakit jantung. Sejak kapan? Apa kamu sudah mengetahui semuanya?" tanya Om Danu menatap lekat wajah Linita. Wanita yang ia nikahi dua puluh tahun yang lalu.

Linita membalas tatapan Om Danu dan tak lama kemudian, air matanya menetes. Ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu, saat sebelum ia jatuh pingsan dan dibawa ke rumah sakit ini.

Saat Linita hendak membawa pakaian kotor milik suaminya ke ruangan cuci pakaian, ia tak sengaja menemukan sebuah kwitansi pembelian cincin berlian seharga puluhan juta. Selain itu, Linita juga menemukan bekas lipstik dikemeja putih suaminya.

Linita yang amat mencintai suaminya itu merasa sangat shock. Tak pernah terbayangkan dalam hidupnya kalau suaminya akan memiliki wanita lain dihidupnya.

Hingga di detik kemudian, Linita menceritakan semuanya kepada sang suami. Awalnya, Om Danu sempat terkejut dan gugup. Namun, bukan Om Danu namanya kalau ia tidak bisa memainkan sebuah rekayasa untuk melindungi dirinya.

"Maksud kamu cincin berlian seharga tiga puluh lima juta itu?" tanya Om Danu segera dibalas dengan anggukan oleh Linita.

Terpopuler

Comments

November

November

lanjut

2024-09-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!