"YOSHH!!!" Zhull menebas boneka kayu itu dengan dramatis, namun, boneka kayu itu tiba-tiba bergerak.
"Ohh... Aku lupa bilang kalau boneka itu bisa bergerak." Darius mengatakan itu sambil menggaruk kepala.
"Kenapa gak bilang dari tadi sih?!." Protes Zhull. "Ah! Sudahlah! Aku lakukan saja!" Katanya sambil menghindar dari serangan boneka kayu itu.
Boneka kayu itu mengeluarkan serangan tinju yang lumayan berat untuk sebuah objek latihan. Zhull sangat kerepotan karena dia tidak memiliki pengalaman bertarung.
Pertarungan berjalan intens. Zhull menghindar dan menyerang begitu melihat kesempatan. Darius hanya memperhatikan dan menilai kemampuan Zhull. "Lumayan." Ucapnya dalam hati.
Zhull awalnya masih bisa mengatasi boneka kayu itu, namun semakin lama dia bertahan semakin habis tenaganya.
"Tchh... sial! Gw makin capek." Katanya dalam hati. "Kalo gini terus gw kagak bakal bisa bertahan lama-lama. Gw harus cepetan ngalahin boneka kayu ini."
Zhull melangkah dengan secepat mungkin kearah boneka itu, namun saat pedang nya hampir menebas kaki boneka dia tiba-tiba terpleset dan jatuh.
*Brukk
Boneka itu mulai menyerang Zhull yang terbaring di tanah.
"Kampret! Gak sempet anjir." Zhull mencoba menahan serangan boneka kayu itu dengan kedua tangan, namun boneka itu berhenti menyerang.
"Baiklah, itu sudah cukup." Ucap Darius.
"Aduh, yang bener aja sih bang, masa boneka sekuat ini dipake buat latihan sih?." Tanya Zhull dengan penuh protes.
"Boneka ini tidak sekuat itu. Mungkin karena kamu belum pernah bertarung adalah penyebabnya. Kau belum punya kemampuan dan pengalaman, jadi jangan salahkan aku dan boneka ini!" Kata Darius dengan nada bercanda namun ada ketegasan didalam nya.
"Baiklah. Jadi, bagaimana hasilnya?" Tanya Zhull sambil meletakkan pedang kayu itu ketempat dia mengambilnya.
"Lumayan. Kau memiliki gerakan yang cukup cepat. Kau hanya harus berlatih mengontrol gerakan dan ayunan pedang mu." Jawab Darius dengan penuh keyakinan.
"Trus, gimana soal sihirnya?"
"Ah, itu. Begini, kau sepertinya mengalami sebuah kasus yang langka, bahkan aku rasa kau adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki energi sihir. Awalnya aku mengira kau membatasi energi sihirmu, tapi setelah aku pikir-pikir lagi, energi sihir hanya bisa dibatasi dan ditahan hingga energi yang dikeluarkan hanya sebagian kecil. Tapi, kau benar-benar tidak mengeluarkannya." Darius menjelaskan nya dengan ekspresi serius dan penuh tanya.
Zhull terdiam dan berfikir. "Jadi gw beneran gak punya sihir. Sial amat hidup gw, kenapa karakter anime yang masuk isekai dapat kekuatan overpower sementara gw malah dapat benda gak berguna." Ucapnya dalam hati. "Ehh... tunggu! Benda ini? Mungkinkah regenerasi yang gw alami dari benda ini?" Ucapnya dalam hati sambil melihat pelindung tangan yang masih terpasang di lengannya.
"Zhull, apa yang sedang kau pikirkan?" Ucapan Darius memecah keheningan.
"Ah. Enggak, gw cuma mikir, pantes aja gw gak pernah bisa pakek sihir dari dulu, ternyata karena ini toh." Kata Zhull sambil menggaruk kepala dan tersenyum canggung.
"Aku tidak tau apakah kau harus bangga atau kecewa. Tapi karena kau memiliki semangat yang bagus kau akan diterima."
"Kau sungguh-sungguh akan menerima ku?" Tanya Zhull dengan penuh harapan.
"Ya. Kau masih bisa berkembang lebih jauh." Kata Darius sambil memberikan selembar kertas penilaian. "Berikan ini kepada nona resepsionis yang bertugas tadi, nanti dia akan memberikan kartu sertifikasi petualang.
Zhull menerima kertas itu dan keluar dari lapangan. Sebelum dia keluar dia menoleh kearah Darius, "Terimakasih banyak, Darius-san." Ucapnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Darius hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
____________________
"Ini dia kartu izin petualang mu, Zhull-san. Karena kau masih pemula dan belum berpengalaman, dan ditambah kondisi spesial yang kau miliki, kau berada di Rank Warrior-C." Ucap nona resepsionis dengan senyuman manis.
"Wah, makasih mbak cantik." Ucap Zhull sambil tersenyum jahil.
"Sama-sama Zhull-san. Oh, saya hampir lupa. Nama saya adalah Arine, senang bekerja dengan mu." Ucap Arine dengan sopan dan ceria.
"Mohon bantuannya, Arine. Ngomong-ngomong, bisakah kau menjelaskan tentang sistem Rank ini?"
Arine tersenyum dan mengambil sebuah buku dari rak buku dibelakangnya namun dia meletakkannya lagi ditempatnya. "Sistem Rank adalah sistem yang digunakan untuk mengatur quest apa saja yang bisa diambil oleh seorang petualang. Ini bertujuan agar para tidak sembarangan mengambil misi yang hanya berujung pada keselamatan mereka. Petualang hanya diizinkan mengambil misi dengan tinggi maksimal satu tingkat, contohnya seperti dirimu yang sekarang berada di Rank Warrior-C hanya bisa mengambil misi di rank Elite-C ke bawah." Jelas Arine dengan serius dan penuh kehati-hatian.
"Jadi ada berapa tingkatan pada sistem Rank?"
"Ada tujuh tingkatan, yaitu: Warrior, Elite, Master, Grandmaster, Epic, Legend, Mythical, Honor. Masing-masing rank memiliki tiga sub-rank dari C sampa A kecuali untuk rank Honor yang tidak memiliki sub-rank."
"Wow, banyak sekali. Pasti butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapat rank tertinggi." Kata Zhull dengan mata berbinar.
Arine tertawa kecil dan menatap Zhull dengan penuh harapan. "Yah, tapi hanya sedikit manusia yang mencapai Honor, tapi sebagian dari mereka sudah banyak yang pensiun atau sudah meninggal. Tapi, masih ada satu orang yang lumayan aktif di rank Honor."
"Kalo boleh tau, dia siapa?"
"Nanti kau juga akan tau."
"Yah, sepertinya dia berumur panjang. Dan kayaknya memang karena manusia cepet mati jadi gak bisa lama-lama di rank Honor, ya kan?"
"Ya begitulah, hanya ras Elf, Beastman dan beberapa ras berumur panjang lain yang mampu bertahan lama di rank Honor."
Zhull terkejut mendengar bahwa ada ras lain selain manusia. "Elf? Beastman? Ternyata ada ras lain yang mirip dengan manusia di dunia ini." Ucapnya dalam hati. "Baiklah, aku mengerti! Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Kau bisa membuat bergabung dengan sebuah party atau bekerja sendiri. Kau bisa mengambil misi di papan pengumuman di sebelah sana." Kata Arine sambil menunjuk papan misi yang dikerumuni oleh beberapa orang.
"Yoshh!!!. Baiklah, aku akan mulai. Terimakasih sudah mau menjelaskan semua ini, aku sangat terbantu." Ucap nya sambil menuju ke papan misi dengan penuh semangat dan keyakinan.
"Sudah jadi tugas ku untuk membantu." Jawab Arine dengan senyuman manis.
__________________
"Eeeeeee... ini dibaca apaan anjir? Kagak jelas nih tulisan!" Ucap Zhull dalam hati. "Kayaknya gw harus belajar membaca huruf di dunia ini. Bisa berabe entar kalo gw gak bisa baca huruf ini terus-terusan." Ucapnya dalam hati lagi.
Zhull terus melirik semua kertas yang berada di dinding, berharap bisa menemukan misi mudah dari melihat gambar.
Setelah beberapa saat dia mencari, dia tertarik dengan sebuah kertas dengan gambar sebuah bunga yang cantik. Tanpa pikir panjang dia langsung mencabutnya dan kembali ke meja Arine.
"Anu... Apa yang harus aku lakukan di misi ini?" Tanya Zhull sambil memberikan kertas misi yang dia ambil sambil menggaruk kepala.
Arine tersenyum kecil. "Ini misi yang mudah. Kau harus mencari bunga Oxydra, ini adalah tanaman herbal yang bisa kau cari di hutan Yra. Tanaman ini cukup langka dan biasa tumbuh di tempat yang teduh dan lembab. Kamu diharuskan mengumpulkan lima tangkai, namun kamu akan mendapatkan bonus jika membawa lebih banyak."
"Bunga langka ya. Tapi selain tempat teduh dan lembab apakah ada tanda-tanda lain?"
"Tentu, bunga ini biasanya mengeluarkan aroma bunga mawar yang terbakar."
"Sepertinya aku harus mengandalkan penciuman ku." Kata Zhull sambil menggesekkan jari telunjuknya diantara bibir dan hidung. "Baiklah, aku mengerti."
Namun sebelum Zhull melangkah pergi, Arine menghentikannya. "Tunggu! Kau memerlukan sebuah peralatan untuk bertarung. Kau tidak akan pergi dengan tangan kosong bukan?". Seketika itu Zhull benar-benar merasa tolol.
"Iya juga ya. Kenapa gak kepikiran dari tadi coba?" Zhull tersenyum dan bercanda untuk menutupi rasa malunya. "Apakah Serikat juga menyediakan peralatan?" Tanya Zhull.
"Ya. Ada beberapa senjata yang tidak terpakai di gudang, kau bisa mengambilnya dan memakai sesuka hati. Walaupun sudah lama tidak digunakan tapi benda-benda itu masih bagus dan layak pakai." Sambil menunjuk sebuah pintu.
"Bagus lah. Aku tidak perlu membeli alat untuk bertarung." Sambil menghela nafas lega dan menuju ke pintu gudang yang dimaksud.
Didalam gudang itu banyak benda-benda yang sudah berdebu dan beberapa sudah terlihat lapuk.
Zhull berkeliling sambil memilih senjata yang cocok untuknya sampai dia berhenti di sebuah katana. "Woah, gw gak ngira bakalan ada katana di sini. Apa jangan-jangan ada peradaban yang mirip kayak peradaban Jepang disini?" Ucapnya sambil melihat katana itu dari dekat.
Zhull mengambil katana itu dan mengeluarkan bilah pedang itu. Pedang itu ringan dan mudah di gunakan. "Wuiss... Ringan banget cok, rasanya kayak ngangkat bambu kecil."
Zhull memperhatikan bilah itu selama beberapa saat dan kemudian memutuskan untuk memilih katana itu. "Baiklah, gw bakal coba pakek katana ini."
Setelah memilih katana itu, Zhull langsung menuju pintu keluar. Namun, dia dihentikan lagi oleh Arine. "Tunggu! Kau lupa peta mu! Kau tidak mau tersesat kan?" Arine menyodorkan sebuah peta dan sebuah kantong kain. "Oh ya. Ini adalah kantong kain yang Serikat sediakan, ini berguna untuk menyimpan barang-barang besar."
Zhull hanya mengangguk kemudian menerima peta dan kantong kain itu. "Terimakasih Arine. Kau yang terbaik."
Setelah semua yang dia perlukan sudah ditangannya, dia melangkah keluar dari Serikat dan menuju ke arah yang peta itu tunjukan.
"YOSHHH!!! IKUZO!!!
..._______________________...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments