GALARIOR: Ikatan Kuat Yang Sukar Dilepaskan
1. ANDROMEDA
Kediaman Keluarga Andromeda.
Di salah satu ruangan. Tepatnya di tempat latihan bela diri, suara pukulan beberapa kali terdengar.
Harvan Dimitri Andromeda
Terlalu lambat
Tuan besar Andromeda membanting seorang gadis ke lantai, membuat gadis itu terbatuk beberapa kali, ia terlentang, meringis merasakan sakit yang menjalari tubuhnya.
Harvan Dimitri Andromeda
Bangun.
Harvan Dimitri Andromeda
Bangun, Kian!
Kian berusaha bangun, namun tak berhasil dan tampak kesusahan. Sementara di pinggir, pelatih bela dirinya menghela napas dan memejamkan mata sesaat. Menatap Kian dengan tatapan kasihan.
Harvan Dimitri Andromeda
Bangun atau kamu akan mati.
Alberto Julius Harriton
Tuan, ini sudah cu—
Harvan Dimitri Andromeda
Jangan ikur campur!
Harvan Dimitri Andromeda
Cuma ini kemampuan kamu? Kamu ngapain selama ini? Nggak bisa diharapkan ..., memalukan. Mungkin saya salah mengadopsi anak.
Harvan sudah memasang kuda-kuda. Bersiap bertarung dengan tangan kosong.
Harvan Dimitri Andromeda
Bangun!
Dengan sekuat tenaga, Kian bangun. Napasnya tak beraturan. Bulir keringat terlihat mengucur di kening dan pelipisnya.
Gadis itu sudah bersiap-siap. Kedua tangannya mengepal ke depan.
Kian Aliesa Andromeda
HAAAA!!!
Ia berlari ke arah sang ayah sambil berteriak dan melayangkan pukulan. Tapi lelaki itu dengan cepat menghindar, ia meraih pinggang Kian, lalu mendorong tubuhnya dengan sebelah kaki yang bergerak menghalangi gerak kaki gadis itu hingga Kian hilang keseimbangan. Lalu, dengan dorongannya, ia membanting gadis itu, punggung Kian lebih dulu mencium kerasnya lantai.
Harvan menatap Kian yang terbaring meringis sambil memejamkan mata. Raut wajah dan tatapan pria itu datar.
Kian Aliesa Andromeda
Aku ... belum kalah.
Alberto Julius Harriton
Nona ...
Kian Aliesa Andromeda
Aku masih bisa bangun.
Harvan Dimitri Andromeda
Lawan saja Alberto. Kau membuang waktu yang kusempatkan setelah menjalankan misi.
Alberto Julius Harriton
Tanpa bermaksud melawan Anda, Tuan besar—
Kian Aliesa Andromeda
Guru, suatu kehormatan bisa bertarung dengan Anda.
Harvan Dimitri Andromeda
Anggap anak itu musuh. Tidak ada belas kasihan.
Gadis itu kini berdiri. Ia melangkah agak tertatih. Alberto hanya bisa menghela napas. Mau tak mau jadi lawan muridnya.
Sebelum Kian menyerang, Alberto melayangkan tendangan tepat bagian perut, sampai Kian tersungkur dan kembali terbatuk. Kian tahu ia tak bisa bangun lagi. Ini sudah mencapai batas ketahanan tubuhnya.
Gadis itu mengeluarkan air mata namun segara mengusap wajahnya, menahan sakit yang luar biasa. Tadi ia sudah cukup menguras tenaga ketika latihan fisik.
Alberto Julius Harriton
Maafkan saya, Nona.
Begitu sakit, sekujur tubuhnya sangat sakit.
Harvan Dimitri Andromeda
Jangan minta maaf, tidak ada musuh yang minta maaf pada lawannya sendiri. Jangan ada yang bantu dia. Setidaknya dia harus berjuang untuk mempertahankan hidup sendiri.
Harvan pergi darisana. Guru Kian hanya memandang gadis itu sesaat, ia sudah terlalu sering melanggar perintah tuannya demi Kian. Kali ini, lelaki itu tak bisa membantu Kian dan melangkah pergi ketika suara Harvan terdengar menyuruhnya ikut pergi.
Sementara Kian sudah terkapar. Pandangannya perlahan meremang.
Seseorang yang dari tadi diam-diam memperhatikan di balik pintu lain yang ada di sana, jadi berlari mendekat ke arah Kian setelah memastikan sang papa pergi.
Princhessa Trisiana Andromeda
Kak? Kak Kian? Tolong tahan sebentar, Kakak harus tetap sadar.
Kian masih bisa mendengar suara sang adik di ambang batas kesadarannya. Dan sebelum ia benar-benar tidak sadarkan diri, gadis itu masih bisa mendengar Chessa berteriak lagi dengan panik.
Princhessa Trisiana Andromeda
Siapa aja! Plis bantu aku! Tolong kakak aku! Aku mohon ..., aku mohon!!!
Tidak sepantasnya putri tunggal keluarga Andromeda memohon seperti itu, semua karenanya. Kian pun tak sadarkan diri.
Comments