Liam dan Skandalnya

Butuh waktu dua hari bagi Dee untuk tahu dengan benar siapa Liam atau bisa dikatakan sadar bahwa tetangganya adalah seorang yang sangat sangat terkenal di dunia hiburan di negara ini.

Liam Iben Farubun adalah seorang sutradara, produser, forografer yang mengawali kariernya sebagai model di usia yang sangat belia yaitu 15 tahun. Pria kelahiran Kanada dan besar di negara itu, ibunya berkewarganegaraan Jepang dan ayah dari Maluku, Indonesia.

Menginjak usia 25 tahun pria itu mengurangi pekerjaan modelnya dan terjun di dunia fotografi. Padahal saat itu dia sedang berada di puncak karier sebagai supermodel.

Usia 27 tahun Liam membuat film pertamanya berjudul "Midnight Man" bercerita tentang pria yang mencintai sesama jenis dengan intrik yang membuat para penonton tersedu. Dan film tersebut mengantarkannya menjadi sutradara sekaligus produser terbaik.

Sejak saat itu semua film yang disutradarainya menjadi box office, Dee pun sempat menonton dua film garapan Liam -dengan Farah Dewi sahabatnya yang sekarang sedang sibuk dengan pekerjaan sebagai customer service di bank yang sama dengan papanya.

Kembali ke Liam, bisa dikatakan hampir semua penyanyi dan band kelas atas tanah air pembuatan video klipnya dibuat oleh tetangga depan rumah Dee. Dan tak jarang pula pria tersebut menghiasi sampul depan majalah-majalah mode luar negeri. Jadi wajarlah jika Liam mempunyai rumah mewah beserta teman berkelas atas tiada henti berkunjung. Pesta-pesta liar terus digelar tiap malam tanpa mempedulikan telinga tetangga.

Dengan kejayaan yang dimiliki Liam, membuat bersikapnya terkesan arogan mendominasi bahkan sekelas Dee yang notabene sebagai auditor yang biasa bersikap dingin menjadi tidak berdaya saat Liam di dekatnya. Pria itu bisa membuyarkan kewarasanmu.

...

Hari Sabtu pagi, setelah Dee melakukan yoga ringan selama sejam, ia kemudian memutuskan untuk membersihkan rumah, memasang handsfree di telinganya dan masker menutupi hidung dan mulut.

Rumah berdesign minimalis miliknya ini bertingkat dua dengan 3 kamar. 1 kamar berada di lantai bawah milik orang tuanya dan 2 kamar di lantai atas. Kamarnya sendiri berukuran 4x5 meter dengan jendela kaca yang sangat besar, Dee bisa melihat rumah Liam dengan jelas dari kamarnya.

Sama seperti sekarang, Dee bisa melihat mobil BMW M5 warna biru milik Liam barusan berhenti di depan rumah pria itu. Artinya semalam Liam tidak pulang, Sosok pria jangkung itu terlihat keluar dari pintu sebelah kanan kemudian diikuti oleh seorang pria lebih muda berpotongan rambut pendek yang membingkai wajahnya dengan kacamata hitam.

Mata Dee membelalak saat kedua pria itu saling bergenggaman tangan, mendadak kakinya lemas tanpa tulang, ia jatuh terduduk di atas karpet dengan tatapan mata tak melepaskan pandangan dari kedua pria yang sekarang saling berpelukan mesra lalu memegang rahang, lanjut berciuman dengan penuh gairah.

Air mata Dee jatuh mengalir di pipi mulusnya, entah sedih ataukah sedang syok, tapi ini pertama kali dalam hidupnya, ia melihat langsung pasangan gay berciuman. Tunggu bukankah pria yang satunya adalah Ricchi Maheswara? Sang aktor di film Midnight Man!

Mendadak bulu tangannya meremang, ini gila! Sebuah skandal besar disaksikan oleh mata telanjang Dee. Sang produser dan sang aktor ternyata mereka menjalin hubungan percintaan. Apalagi itu adalah Ricci Maheswara, aktor berusia 27 tahun merupakan aktor paling laris, paling terkenal, paling banyak penggemarnya di negara ini.

Jantung Dee berdegup kencang, hatinya sakit, segala hal yang membuatnya kagum kepada Liam sepertinya hilang dalam waktu 2 menit, Ricchi bukanlah aktor yang ia puja namun melihat adegan kemesraan tersebut membuatnya hilang rasa.

Sial!! Umpat Dee sambil menepuk dadanya. Aku membenci kalian, dan tidak mau berhubungan dengan kalian yang tidak normal itu!! Pekiknya dari dalam kamar.

...

Jam 6 pagi ketika gelap malam sudah berganti cahaya matahari yang masih manja, saat Dee memulai lari paginya. Sudah menjadi rutinitas Dee setiap hari minggu, ia akan menghabiskan paginya dengan berlari.

Ini dilakukannya demi performa fisiknya juga, pekerjaan sebagai auditor sangat menguras tenaga. Jika Dee tidak mengimbangi dengan olahraga, pastinya ia akan sering jatuh sakit dengan jam kerja lembur dan perjalanan dinas keluar kota.

Dee melirik jam sportnya menunjukkan sudah 8 kilometer jarak larinya, sisa 2 kilo lagi batinnya sambil menyeka peluh di dahinya

"Heiii adek Dee.!!!" Seru Liam yang berlari menyamai kecepatan gadis berbaju orange celana pendek biru dan sepatu lari nike berwarna senada.

Dee sempat hampir terjengkang ke belakang karena kaget, spontan tangannya di tahan oleh Liam.

"Kak..." Ucap Dee membeo yang otomatis berhenti.

"Ayo lari lag,i" kata Liam menarik tangan Dee untuk mengikutinya.

"Aku tidak tahu kalau kakak suka lari,"

"Demi kesehatan dek... Mau berapa kilo lagi?"

"2 kilo,"

"Sedikit lagi kalau begitu, rute ini 2 kilometer sampai depan perumahan,"

Dee mengangguk.

...

Berapa menit kemudian dengan keringat membanjiri badan keduanya, mereka berjalan santai memasuki area perumahan yang disambut oleh satpam yang sedang bertugas, Liam dan Dee hanya melambaikan tangan kepada bapak-bapak satpam berseragam hitam itu.

"Dapat berapa kilometer kak?"tanya Dee melirik sport watch Liam

"17 kilometer, lumayan. Tidak tahunya malah ketemu kamu,"

"Kakak kuat lari padahal kalau dilihat dari postur tubuh sepertinya jarang olahraga,"

"Heiii... Siapa bilang, kamu tidak lihat pelari sprint luar kurus-kurus dan tinggi," protes Liam sambil memberengut.

"Tapi kakak ketinggian, berapa? 2 meter?"

"Ihhh... Anak ini, kakak cuma 189 cm,"

Mulut Dee ber Oh panjang membuat Liam tertawa.

"Kamu juga tinggi,... 173 cm kan?"

"Kok kakak tahu?"

"Tahulah...sebagai model veteran,"

Dee kembali mengangguk.

"Aku bisa bikin sandwich enak, sarapan denganku yah?"

"Hah?"

"Ayohlah dek... Kamu tahu kan pekerjaan kakak seperti apa, tingkat stressnya tinggi. Bagaimana jika pas aku kesepian terus bunuh diri seperti artis-artis korea,"

"Kakkk ! Jangan bicara seperti itu. Iya aku temani sarapan,"

Senyum mengembang dari bibir Liam sembari merangkul bahu Dee.

"Jangan lepas, aku tidak bau kok" ujar Liam mengeratkan tangannya.

"Dilihat tetangga kak,"

"Tetangga tidak usah dipedulikan,"

"Baiklah aku tidak usah sarapan dengan kakak kalau begitu. Kan sama-sama tetangga jug,a" balas Dee dengan jutek

Liam tergelak tawa matanya menyipit dan langsung mencubit pipi Dee.

"Kamu lucu dek.. ayo masuk. Kopi atau jus?" Tanya Liam sembari mengambil kunci di bawah pot dekat pintu.

Dee membulatkan mata melihat itu.

"Ya ampun, kak. Kenapa kunci rumah semewah ini di taruh di bawah pot,"

"Terus disimpan di mana?"

"Dibawa..."

"Perumahan ini aman. Rumah juga ada cctvnya" sahut Liam acuh membuka pintu

Berikutnya Dee hanya bisa melongo melihat isi dalam rumah seorang produser ternama, jauh dibandingkan dengan isi rumahnya.

"Rumahnya bagus.... Ada pohonnya di tengah ruangan" ucap Dee dengan takjub.

"Thank you, konsepnya seperti ini Dee... Green House, biar aku betah dan tidak gampang stress,"

"Rawatnya gimana?" tanya Dee mengekori langkah Liam yang bahkan di dalam rumah, dia seperti berjalan di atas catwalk

"Ada asisten khusus mengurus rumah, kalau aku sendiri sudah tidak punya waktu," jawab Liam berjalan menuju dapur, melintasi sofa-sofa beledu nan empuk berwarna coklat susu.

"Kopi atau jus?"

"Kopi...."

"Kamu, aku dan papaku, kita semua pecinta kopi.... Kamu juga merokok? Aku kadang merokok saat bekerja. Itu yang belum bisa aku hentikan,"

Dee menggelengkan kepala, rokok baginya adalah racun perusak paru-paru.

"Tidak.. sejak bekerja baru mulai minum kopi, mau tidak mau kak, karena banyak lembur dan harus menahan kantuk,"

"Ceritakan tentang dirimu Dee, kerja di mana? Dulu kuliah di mana? Orang tua kerja apa? Saudara ada berapa?" Tanya Liam yang sedang sibuk menyalakan coffee makernya.

Dee duduk di kursi kitchen bar, memangku dagunya sambil bercerita tentang dirinya, seolah sedang menjalani interview pekerjaan, sementara Liam memamerkan kelihaiannya dalam membuat sandwich.

"Pacar? Apa adikku sudah punya pacar?" Tanya Liam saat mendengarkan penjelasan Dee telah berakhir.

"Belum kak... " jawab Dee spontan.

"Kenapa? Kapan terakhir pacaran?"

"Sibuk kerja.. terakhir pacaran saat kuliah, pas skripsi kami putus karena dia ingin terus ditemani sementara aku sedang fokus mengerjakan skripsi. Dia enak karena sudah bekerja saat itu.. "

"Arogan berarti... Harusnya bantu kamu, Dek," timpal Liam sambil menaruh piring berisi cheese sandwich beserta secangkir americano panas.

"Tipe pacar kamu seperti apa Dee?" Tanya Liam lagi bergabung di kursi sebelahnya, tak lupa membawa kopi dan sandwich punya pria itu.

"Aku tidak punya tipe, yang penting cocok saja. Karena yang pernah pacaran denganku tipenya beda-beda,"

"Playgirl nih.." sahut Liam menyeruput kopinya sembari melirik gadis kecil di sebelahnya.

"Baru 3 kali kak, SMP sekali, SMA sekali, kuliah sekali. Tapi sepertinya bukan cinta yang besar, karena tidak ada yang pernah ingin aku perjuangkan. Apalagi SMU ke bawah, sepertinya hanya gejolak anak sekolahan yang ingin mencoba namanya pacaran," jelas Dee.

Liam tertawa terbahak kembali matanya menghilang sambil memegang perutnya.

"Kakak pacarannya dengan Ricchi yah?" Tanya Dee yang tidak bisa menahan mulutnya, sungguh ia menyesali perkataannya barusan, terbukti raut wajah Liam berubah 180 derajat, sebentar lagi dirinya akan di usir oleh pria di sebelahnya yang masih terdiam memandangi gelas kopinya.

"Hmmm.... Mungkin sudah 2 tahun ini kami dekat," jawab Liam jujur, Dee tidak menyangka kalau pria ini akan mengakui bahwa dia adalah seorang gay.

"Maaf kak... Aku tidak sengaja melihat kakak dengan Ricci kemarin. Hati-hati kak, nanti ada yang lihat. Bisa jadi skandal besar di dunia hiburan. Untungnya rumah di sampingku itu kalau weekend mereka di Bekasi, dan yang rumah sudut pintunya menghadap ke utara,"

"Kamu seperti ibu-ibu nasehati anaknya... Ini pertama kali dalam hidupku ada yang berani bicara seperti ini. Jadi kamu bisa mengerti dengan pilihan hidupku?"

"Siapa saya kak, hanya tetangga kakak yang baru kenal selama 2 minggu. Bahkan ini pertemuan kita yang kedua. Jujur awalnya saya mau membenci kakak dan Ricci tapi semalaman saya berpikir setiap orang punya pilihan hidup masing-masing, walau menurut kebanyakan orang pikir apa yang kakak jalani itu salah. Tapi jika kakak bahagia, so what? Peduli apa dengan pemikiran orang lain?"

Liam menutup wajah dengan kedua tangannya, ada air mata jatuh saat menatap Dee.

"Kenapa kakak nangis?"

"Saat aku umur 14 tahun kakak perempuanku sudah menikah, usia 15 tahun aku sudah jadi model, dan sejak itu hubungan dengan keluarga mulai berkurang karena sudah disibukkan pemotretan dan sebagainya. Lulus high school aku pindah ke USA, agensi yang merekrut membawaku kesana dan bekerja secara full time sebagai model. Jadi peran keluarga sama sekali hilang, tidak ada menasehati.. Aku hidup bebas, sebebasnya__ Karena pergaulan juga aku jadi suka dengan pria, bukan wanita.. sejak itu hingga sekarang aku hidup semauku, berteman hanya demi kelas sosial saja. Tapi dengan Ricci dia berbeda, walau umurnya lebih muda tapi dia lebih bisa menenangkan aku yang masih meledak-ledak emosinya," ujar Liam sambil menyisir rambut dengan tangannya.

"Semangat Kak Liam! Jadi dewasa itu butuh proses... Bukan men-judge kakak kekanak-kanakan tapi mungkin masih ada sifat yang tidak baik harus di redam atau dirubah," kata Dee dengan bijaksana, ia memang seperti ini orangnya. Terlalu banyak berpikir hingga jarang melakukan kesalahan dalam hidupnya, hal itu membuatnya lebih cepat dewasa dibandingkan wanita sepantaran usianya.

"Thank you yah dek... Kamu mau jadi adikku beneran kan?"

"Eh... Kenapa kakak gampangan seperti ini.."

"Aku dari dulu ingin punya adik perempuan, saat pertama kali melihatmu sebagai tetangga A.4 yang menuliskan memo di wiper mobil temanku membuatku kaget ternyata seorang gadis kecil yang tadinya aku pikir ibu-ibu cerewet. Hahaha... Dan ekspresimu saat itu masih terekam jelas di kepalaku, menggemaskan," imbuh Liam tertawa kecil.

Dee memberengut pelan, terus memalingkan muka mengambil gelas dan menyesap kopinya

"Selain lari kamu suka olahraga apa?"

"Renang... Tapi sebulan ini belum berenang lagi, membershipnya di Qua Sport Center belum aku perpanjang lagi, kak" sahut Dee pelan

"Heii.. berenang di belakang saja... Kapanpun, daripada tidak ada yang pakai," seru Liam menyenggol lengan Dee.

"Kak... Jangan begini, aku tidak enak," tolak Dee halis.

"Tunggu...." Kata Liam menepuk bahu Dee sekali kemudian berjalan tergesa menuju tangga, Dee memilih menghabiskan sandwichnya sembari menunggu sang produser.

"Ini...." Kata Liam menaruh gantungan kunci di atas meja.

"Apa ini ?"

"Yang gede kuning ini kunci pintu depan, yang kuning satunya kunci pintu belakang dan yang putih ini kunci kamarku. Kamar tidur aku selalu kunci jika keluar, karena di dalam kamar tidur ada ruang kerja rahasia, yang tidak boleh orang lain tahu karena project-project aku kerjakan ada di situ semua,"

"Terus kenapa kakak kasih ke aku..."

"Karena kamu adikku, aku percaya... Dan pekerjaanmu membuatku yakin bahwa kamu orang terjujur yang pernah aku temui dalam hidupku.. dan janji kita akan terus saling mendukung selayaknya seorang saudara,"

"Kakkk...." Ucap Dee pelan "Jangan terlalu gampang begini, gimana kalau aku berbuat tidak-tidak,"

"Hmmmm... Sepertinya tidak mungkin.. surat berharga dan perhiasan aku simpan di bank... Just in case, aku butuh sesuatu saat di luar dan kamu bisa langsung masuk ke sini dan mengambilkannya,"

Dee langsung membalikkan kepalanya dan mendelik tajam ke arah Liam, yang disambut tawa yang terbahak dari pria di sebelahnya.

###

Terpopuler

Comments

Anik Haryati

Anik Haryati

novel yg idenya lain dr yg lain. othor yg satu ini emang war biasa. udh BC cinta luar biasa dr dulu trus HP ganti, mo nyari lagi lupa judulnya. hr ini baru ketemu lGi.

2022-03-29

1

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm...

2021-05-23

0

Dian Amelia

Dian Amelia

liam walaupun ganteng & kiut aq jijai ilfil nengoknya ,mungkin karena aq takut dg kaum nabi luth yg di murkai sang pencipta....iiii

2020-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!