Luka Yang Mendalam

Luka Yang Mendalam

Prolog

Setiap manusia pasti akan merasakan yang namanya sebuah cinta. Mungkin, masing-masing orang mengartikan sebuah perasaan cinta kepada seseorang berbeda-beda. Bagiku, perasaan suka kepada seseorang, bisa membuat kita nyaman, merasa bahagia, dan mengerti tentang kita. Maka itulah cinta, itu sih menurutku? Bagaimana dengan kalian??

Baiklah, aku akan menceritakan kisahku. Ketika untuk pertama kalinya tuhan mempertemukanku dengan seorang laki-laki yang menurutku aneh.

Saat itu, setelah memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pesantrenan. Aku begitu sangat bahagia sekali. Aku berkeinginan ingin sekolah di Cairo. Sehingga, guru-guruku maupun teman-teman menyarankan agar melanjutkan sekolah dulu di pesantrenan untuk menggali ilmu agama lebih dalam lagi.

 

Keinginanku masuk pesantrenan tercapai. Walau pun penuh perjuangan agar bisa masuk. Allah memberikan jalan. Dan keinginan seseorang sering kali tidak sesuai dengan realita.

Awal masuk di Pesantrenan itu sungguh menyakitkan. Harus rela jauh dari orang tua dan jauh dari kampung halaman.

 

Namun, semua itu bisa teratasi saat aku berusaha sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan teman\-teman baru. Aku juga ingat dengan keinginan dan cita\-citaku. Sehingga tidak butuh waktu lama aku merasa nyaman dan bisa menyesuaikan diri di dalam pondok Pesantren.

 

 

Oke, beberapa bulan di Pesantren. Tiba-tiba saja Allah mempertemukanku dengan seorang laki-laki yang berbadan tinggi dan memiliki postur badan yang lumayan tampan. Jika kalian melihatnya, beliau mirip seperti laki-laki Arab. Tidak lupa juga, ia memiliki hidung mancung dan berkulit putih.

 

Yang aku sebut ini tidak lain adalah ustazku sendiri atau guru yang mengajar di Pesantren tempatku menggali ilmu. Namanya ustaz Aris yang sekaligus adalah putra pimpinan pondok tempatku sekolah tersebut.

 

Awal pertemuan kami biasa-biasa saja. Tapi ... entah kenapa, ustaz Aris memperlakukanku berbeda dengan santriwati yang lainnya. Hingga, teman-teman pun sering sekali bilang kalau Ustaz Aris menyukaiku.

Olokan teman-teman yang sering menyatukan kami menjadi sebuah kenyataan. Ustaz Aris yang dulunya hanyaku anggap seorang guru kini menyatakan cintanya kepadaku.

Sebuah perasaan yang dirasakan oleh kedua insan tidak serta merta membuat hubungan itu langsung di restui atau tidak. Di dalam kehidupan ini, banyak cinta yang tak di restui. Dan itu realitanya, aku merasakan hal tersebut.

Yang dulunya, ingin mengejar cita-cita agar bisa melanjutkan sekolah ke Cairo punah. Hubunganku dan ustaz Aris yang di dengar oleh berbagai pihak juga tidak lupa menyakiti hati ibuku. Beliau begitu sangat kecewa, saat tau anak semata wayangnya gagal mengejar cita-citanya hanya karena sebuah cinta yang untuk pertama kalinya aku rasakan.

Pengkhianatan juga untuk pertama kalinya aku rasakan jua. Kepercayaan kepada seorang laki-laki yang sangat kita cintai di runtuhkan oleh orang-orang terdekat.

Ustaz Aris pun terpaksa harus menikahi seorang ustazah yang tidak lain beliau juga adalah guruku. Karena keinginan abi dan uminya, ustaz Aris lebih memilih perintah orang tuanya dari pada harus menikahiku.

Seorang wanita yang pernah dicintainya, kini di tinggalkan begitu saja. Padahal, kedekatan kami yang begitu erat. Membuat kami berdua berjanji untuk menikah. Karena kami tau itulah jalan terbaik agar terhindar dari dosa yang tidak kami inginkan. Perjanjian itu pun seketika gagal saat hubungan kami tidak restui. Dan aku lebih memilih keluar dari pesantrenan setelah begitu malunya menerima pengkhinaan dari kedua orang tua ustaz Aris yang tidak menyetujui hubungan kami.

Sangat sakit. Teramat sakit. Aku tidak tau harus dengan apa mengutarakan rasa sakit ketika dikhianati.

Air mata rasanya tidak ada artinya walau terus mengalir. Rasa sakit yang ada di dalam hati melebihi apa pun.

Dengan berbagai cara aku berusaha membuka lembaran baru dan melupakan sosok laki-laki yang masih tetap ada di dalam hati. Walau di sakiti, tetap saja ia selalu terngiang dalam pikiran.

Dan ... beberapa lama kemudian. Allah mempertemukan kami lagi. Apakah rencana tuhan? Aku juga bingung?? Setiap kali menghindar. Setiap kali kami harus di pertemukan lagi. Lagi dan lagi.

Hingga, kami di pertemukan lagi oleh Allah di suatu tempat. Pertemuan itu begitu sangat sakit saat melihat ia harus bergandengan tangan dengan perempuan lain. Sekeras apapun cara menghilangkan sakit tetap saja sakit di dalam hati semakin menggebu.

Aku mencoba untuk melupakan dan menghapus semua kenanganku. Karena aku tidak ingin menjadi manusia pembenci mau pun pendendam. Usaha itu berhasil sedikit demi sedikit. Ketika ustazah Nisa tiba-tiba saja bersikap baik kepadaku.

Bahkan, ia begitu sangat baik kepadaku. Seingatku, ia begitu tidak suka kepada diri ini. Sampai-sampai ia melarangku dulu untuk tidak dekat dengan ustaz Aris. Tidak pernah tau apa maksud dan tujuan sikap baik mereka.

 

Satu hal yang akan kalian tau. Sungguh mengejutkan! Saat ustaz Aris tiba\-tiba saja mengajakku untuk menikah. Apa reaksi seorang wanita ketika di lamar oleh seorang laki\-laki yang sudah mempunyai istri.

 

Jujur, jantungku seketika berhenti berdetak rasanya. Kakiku terasa tidak bisa bergerak. Mulutku terasa kaku.

Apa maksudnya mengajakku menikah? Sebegitu gampangkah seorang laki-laki melamar perempuan tanpa ia harus berfikir panjang dulu.

 

Saat aku menjawab. Maka jawabku adalah tidak. Siapa pun wanita tidak akan pernah rela untuk berbagi hati kepada wanita lain. Apalagi harus dijadikan kedua. Mau ditaruh dimata harga diri ini. Dan aku tidak akan pernah mau jika dianggap sebagai perebut suami orang.

Yang paling mengejutkan lagi. Ternyata, ustazah Nisa pun juga menyetujui ustaz Aris kalau menikah denganku.

Dengan rasa percaya diri. Di saat usiaku sudah memasuki 21 tahun lebih. Aku berusaha menjawab dengan dewasa dan tenang.

 

"Bahwa, aku tidak mau menyakiti wanita lain jika harus menikahimu. Cukup kita menjadi sahabat saja. Masa lalu biarlah berlalu. Jangan ungkit semua kesalahanmu. Memaafkanmu adalah kewajiban yang harus saya lakukan sebagai hamba Allah. Jika Allah maha pemaaf. Maka setiap hambanya harus seperti itu pula."

 

Yah. Itulah jawabanku. Harapanku saat itu adalah perkataan yang telah ku lontarkan adalah jawaban terakhir. Namun, nyatanya tidak. Aku berusaha menghindar, tapi ia tetap saja mencari. Sebegitu besarkah cintanya kepadaku.

Jikalau bisa, rasanya ingin menghilang dari muka bumi ini supaya ia tidak terus mencariku. Bagaimana bisa, seorang laki\-laki yang sudah mempunyai istri dan dipanggil seorang ustaz harus mengejar perempuan lain.

Ia lagi dan lagi melamarku dengan berbagai cara. Jelas saja, aku tidak akan pernah mau untuk dijadikan istri kedua. Apalagi poligami. Tidak akan pernah mungkin.

Semua apa yang dilakukan oleh ustaz Aris diketahui juga oleh ibu. Pastinya. Ibuku tidak akan pernah mau melihatku menikah dengan laki\-laki yang sudah mempunyai istri. Karena itu adalah hal yang akan sangat sakit untuk aku rasakan. Begitulah kata ibuku.

 

Penasaran dengan ceritanya? Tetap pantengin update dari saya sahabat muslimah. Apakah jawaban seorang Manda, ketika ustaz Aris tidak ingin menyerah untuk bisa menjadikannya seorang istri. Akan banyak lika-liku dalam cerita ini.

Tetap pantengin teruss 😊😊

Syukron 😊😊 untuk para sahabat yang sudah berkenan mau membaca cerita saya ini.

Terpopuler

Comments

Satam Satam

Satam Satam

wooo

2020-09-05

0

Dian Langkahwati

Dian Langkahwati

ustadku asli lombok mataram. q d probolinggo. tp sdh temukan jodoh masing2. happy ending smua. Alhamdulillah eh kok curhat🤭 maaf🙏🙏🙏

2020-05-20

0

Dian Langkahwati

Dian Langkahwati

critanya hmpir sama dg yg q alami.

2020-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kelulusan Sekolah
3 Masuk pesantrenan
4 Awal Pertemuan
5 Perasaan membingungkan
6 Perasaan yang mulai muncul
7 Menunggu kepulangan
8 Berkunjung ke rumah
9 Membantu Ibu
10 Gugup
11 Perasaan Bahagia Tapi Khawatir
12 Jemput
13 Khawatir
14 Mulai curiga
15 Kepedulian
16 Rasa Takut
17 Cemburu
18 Gosip Beredar
19 Sedikit Lega
20 Merasa Tidak Enak
21 Lelah
22 Bingung, marah dan kesal.
23 Untuk pertama kalinya
24 Kaget
25 Teguran yang menyakitkan
26 Ingin segera menikah
27 Libur tiba
28 Suasana di pedesaan
29 Kesal dengan sahabat
30 Kepulangan saudara Ustaz Aris
31 Bersih-bersih
32 Gelisah
33 Di hina
34 Putus asa
35 Kesembuhan
36 Teringat
37 Keinginan Ibu
38 Niat Bekerja
39 Lamaran Pekerjaan
40 Pertemuan Mengejutkan
41 Kedatangan dan Perdebatan
42 Kedatangan Ibu dan Perdebatan
43 Mencoba membujuk Ibu
44 Kebingungan
45 Diizinkan
46 Kenyamanan
47 Mengambil Keputusan
48 Rasanya Berat
49 Pertemuan Lagi
50 Gelagapan
51 Mengejutkan
52 Melepas rindu dengan sahabat
53 Menginap
54 Ustaz Aris lagi.
55 Berkunjungnya sahabat
56 Kesal dan Dilema
57 Gelisah
58 Mencoba jujur
59 Curhat
60 Hadiah Tanpa Pengirim
61 Bertemu
62 Perasaan Hampa
63 Memberanikan Diri
64 Teringat Kembali
65 Takut dan Khawatir
66 Makan Bersama
67 Penasaran
68 Bertemu
69 Pertemuan
70 Khawatir
71 Ketauan Juga
72 Sampai Juga
73 Merasa Bodoh
74 Mimpi
75 Kepikiran
76 Mengejutkan
77 Membahas Ustaz Aris
78 Permohonan
79 Minta Pendapat
80 Terkejutnya Ibu
81 Berdebat Dengan Ibu
82 Kedatangan Tiba-tiba
83 Curhat
84 Rencana
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Prolog
2
Kelulusan Sekolah
3
Masuk pesantrenan
4
Awal Pertemuan
5
Perasaan membingungkan
6
Perasaan yang mulai muncul
7
Menunggu kepulangan
8
Berkunjung ke rumah
9
Membantu Ibu
10
Gugup
11
Perasaan Bahagia Tapi Khawatir
12
Jemput
13
Khawatir
14
Mulai curiga
15
Kepedulian
16
Rasa Takut
17
Cemburu
18
Gosip Beredar
19
Sedikit Lega
20
Merasa Tidak Enak
21
Lelah
22
Bingung, marah dan kesal.
23
Untuk pertama kalinya
24
Kaget
25
Teguran yang menyakitkan
26
Ingin segera menikah
27
Libur tiba
28
Suasana di pedesaan
29
Kesal dengan sahabat
30
Kepulangan saudara Ustaz Aris
31
Bersih-bersih
32
Gelisah
33
Di hina
34
Putus asa
35
Kesembuhan
36
Teringat
37
Keinginan Ibu
38
Niat Bekerja
39
Lamaran Pekerjaan
40
Pertemuan Mengejutkan
41
Kedatangan dan Perdebatan
42
Kedatangan Ibu dan Perdebatan
43
Mencoba membujuk Ibu
44
Kebingungan
45
Diizinkan
46
Kenyamanan
47
Mengambil Keputusan
48
Rasanya Berat
49
Pertemuan Lagi
50
Gelagapan
51
Mengejutkan
52
Melepas rindu dengan sahabat
53
Menginap
54
Ustaz Aris lagi.
55
Berkunjungnya sahabat
56
Kesal dan Dilema
57
Gelisah
58
Mencoba jujur
59
Curhat
60
Hadiah Tanpa Pengirim
61
Bertemu
62
Perasaan Hampa
63
Memberanikan Diri
64
Teringat Kembali
65
Takut dan Khawatir
66
Makan Bersama
67
Penasaran
68
Bertemu
69
Pertemuan
70
Khawatir
71
Ketauan Juga
72
Sampai Juga
73
Merasa Bodoh
74
Mimpi
75
Kepikiran
76
Mengejutkan
77
Membahas Ustaz Aris
78
Permohonan
79
Minta Pendapat
80
Terkejutnya Ibu
81
Berdebat Dengan Ibu
82
Kedatangan Tiba-tiba
83
Curhat
84
Rencana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!