Happy reading..
Zura duduk termenung di depan cermin, ia sudah siap dan sudah rapi, tinggal menunggu Azzam datang menjemput. Hari ini mereka akan melakukan sesi foto prewedding, Azzam bilang itu adalah salah satu impian Zahwa ketika mereka masih sama-sama di Kanada, akhirnya Zura menurut saja.
"Zura!" panggil Maryamah sembari mengetuk pintu kamar Zura.
"Iya, Bu. Masuk aja," sahut Zura dari dalam kamar.
Pintu kamar Zura terbuka, Maryamah muncul dari balik pintu. "Nak Azzam sudah datang, ayo keluar."
Zura mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan. Lalu ia beranjak dari tempatnya menuju ruang tamu.
Begitu Zura sampai di ruang tamu, Azzam berdiri dan memperhatikan setiap detail pada diri Zura dalam balutan gaun yang telah mereka pilih bersama minggu lalu, membuat Azzam terpana sejenak. Rambutnya yang terurai indah dipadukan dengan hiasan bunga yang sederhana namun elegan.
Azzam mengulurkan tangannya. "Kamu cantik sekali hari ini, sayang."
Zura menerima dengan senyuman yang menghangatkan hati bagi Azzam.
"Kami berangkat dulu, Bu." pamit Azzam pada Maryamah.
"Hati-hati di jalan," balas Maryamah.
"Nikmati momen ini," bisik Maryamah pada Zura, dan hanya di balas anggukan kecil oleh Zura.
Mereka memasuki mobil dan langsung menuju tempat yang sudah di sewa sebelumnya. Azzam menyewa sebuah gedung yang sudah di hias sedemikian rupa, dan di belakang gedung tersebut juga terdapat persawahan.
Rencananya setelah mereka foto prewedding yang formal, akan ada tambahan foto prewedding dengan tema kehidupan jaman dahulu.
"Kita sudah sampai," ucap Azzam sembari mematikan mesin mobilnya.
Azzam turun terlebih dahulu kemudian membukakan pintu untuk Zura, ia kembali mengulurkan tangannya untuk membantu Zura turun dari mobil.
Mereka berjalan bersama memasuki rumah yang telah dihiasi dengan latar belakang bunga dan lampu-lampu kecil yang menambah suasana romantis.
"Selamat datang Azzam dan Zahwa," ucap Baim sahabat Azzam yang berprofesi sebagai fotografer.
Baim dan team nya telah sampai di gedung ini lebih dulu.
"Thanks bro," sahut Azzam.
"Kita langsung mulai saja, nanti keburu sore, habis ini kita masih pindah tempat dan ganti kostum." ujar Baim.
Azzam dan Zura setuju saja, semakin cepat semakin baik.
Baim sang fotografer yang sudah siap dan mulai mengarahkan mereka untuk berpose.
Mereka berdua berdiri di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan bunga-bunga musim semi di tambah dengan wallpaper di belakang mereka sehingga mereka seperti sedang berada Jepang sungguhan.
Zura mengenakan gaun pengantin berwarna ivory yang anggun, sedangkan Azzam tampak tampan dalam setelan jas biru navy. Sahabat Azzam, Baim seorang fotografer profesional, ia sedang mengatur kamera DSLR-nya sambil memberi instruksi kepada pasangan tersebut untuk menciptakan pose yang sempurna.
"Azzam, coba dekati Zahwa sedikit lagi. Zahwa miringkan kepalamu ke arah Azzam, itu dia! Bagus sekali!" seru Baim sambil mengklik kamera. Beberapa rekan kerja Baim yang membantu sesi foto ini juga sibuk dengan peralatan mereka, memastikan pencahayaan dan angle yang tepat agar hasil foto nantinya memukau.
Setiap kali flash kamera menyala, Zura merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. Berada sedekat ini dengan Azzam di tambah beberapa kali sang fotografer yang memintanya untuk menatap mata Azzam. Tak bisa di pungkiri, ada getaran lain di hati Zura.
Zura yang awalnya biasa saja, tapi kini ada sedikit sentuhan dan tatapan dari Azzam membuatnya merasakan desiran dalam hatinya.
Lagi-lagi Zura di minta memandang Azzam dengan tatapan penuh cinta, dan Azzam membalasnya dengan senyum yang membuat hati Zura semakin meleleh.
Di antara jepretan kamera, Azzam berbisik canda dan tawa, menciptakan momen yang tidak hanya indah dalam foto, tetapi juga dalam kenangan mereka.
"Zam, itu gaun Zahwa betulkan dikit." pinta Baim.
Kalau fotografer lain pasti membetulkan sendiri gaun kliennya, atau menyuruh team nya yang membetulkan. Tapi kali ini klien Baim adalah sahabatnya sendiri makanya dia tidak segan-segan menyuruh Azzam.
Azzam pun menuruti perintah Baim, ia membetulkan sendiri gaun Zura dengan telaten.
Zura tampak tertegun saat Azzam dengan lembut membetulkan posisi gaunnya, sementara Azzam hanya tersenyum menatap Zura yang selalu membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi.
"Makasih," ucap Zura. Azzam membalasnya dengan senyum dan usapan lembut di pipinya membuat jantung Zura berdetak lebih kencang seolah ingin loncat dari tempatnya.
Mereka melanjutkan sesi foto lagi hingga selesai.
"Udah cukup, kita pindah tempat." ujar Baim.
Azzam dan Zura segera berganti kostum untuk mengejar waktu, karena mereka mengejar senja.
Dengan suasana pedesaan yang terhampar luas di hadapan mereka, Azzam dan Zura mengenakan pakaian adat yang merefleksikan zaman dahulu. Zura tampak anggun dengan kebaya yang ditenun secara tradisional, sementara Azzam mengenakan baju koko putih dan sarung dengan motif batik yang klasik. Mereka berdua tampak seperti sepasang raja dan ratu dari kerajaan
Di tengah sawah yang hijau, di tambah sinar senja, kamera mulai mengambil gambar dari berbagai sudut, menciptakan sebuah kisah cinta yang timeless. Azzam menggenggam tangan Zura dengan lembut, matanya berbinar menatap ke arah wanita yang akan segera menjadi istrinya itu.
Baim, sang fotografer meminta mereka untuk berjalan di antara pematang sawah, Azzam dengan hati-hati memegang tangan Zura, memastikan dia tidak terpeleset. Angin berhembus lembut, menerbangkan selendang Zura yang berwarna pastel, menambah keindahan momen tersebut.
Di kejauhan, terdengar suara gemericik air dan kicauan burung, menambah suasana alami pada sesi foto mereka. Setiap pose dan setiap senyuman yang mereka lemparkan satu sama lain, terekam sempurna sebagai gambaran sebuah cinta yang akan abadi sepanjang masa.
Saat matahari mulai terbenam, Baim meminta mereka untuk berdiri di bawah pohon yang rindang, cahaya senja menerobos celah-celah daun, menciptakan efek dramatis yang menawan. "Sekarang, tatap mata satu sama lain dan pikirkan tentang hari pernikahan kalian," instruksi Baim.
Azzam dan Zura menatap dalam ke mata satu sama lain.
Klik! Baim berhasil menangkap salah satu momen paling emosional dan indah dalam sesi foto prewedding hari itu, sebuah simbol janji suci yang akan mereka jaga selamanya.
Setiap klik kamera menangkap momen bahagia mereka, dari tawa lepas hingga tatapan penuh arti yang mereka tukarkan. Di antara sesi foto, mereka berbagi cerita dan rencana masa depan, semakin mempererat ikatan yang akan segera mereka bina dalam pernikahan.
Seiring hari beranjak sore, sesi foto prewedding mereka berakhir dengan sebuah foto terakhir dimana mereka berdua berdiri di bawah sinar matahari senja, berpegangan tangan, mata mereka berbicara tentang janji-janji hari esok yang akan mereka jalani bersama. Azzam dan Zura merasa lebih siap dari sebelumnya untuk melangkah ke fase berikutnya dari hidup mereka.
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments