Happy reading vrohh...
¶¶¶¶¶
Kediamanan Wicaksono
Dua mobil beda merek terlihat memasuki halaman luas milik keluarga Wicaksono.
Mobil Lamborghini merah sampai belakangan, parkir di belakang mobil sedan berwarna hitam lainnya.
Dari mobil hitam turun Hendri dan Putri, mereka berdua menunggu Anaknya yang akhirnya turun juga dari mobil miliknya sendiri.
"Ingat, jawab dengan benar setiap pertanyaan nanti!" ujar Hendri mengingatkan.
"Hn!"
"Dan hentikan hn kamu itu, membuat Papa kesal saja!" sewot Hendri kesal sendiri.
"Seperti Papa tidak saja," balas Dirga telak. Membuat Hendri melengos wajah kesal, sebab benar apa adanya.
"Sudah kalian ini selalu tidak akur, sekali-kali bisa tidak sih tidak berselisih?" tanya Putri tidak habis fikir.
Bukannya tidak suka melihat kedekatan keduanya, tapi konteks kedekatannya kenapa harus di bumbui pertengkaran.
"Apa karena wajah keduanya mirip, jadi tidak akur?" batin Putri bertanya.
"Hn/hn!" balas keduanya hampir bersamaan.
Sepertinya pasangan Papa dan Anak ini sedang adu kesongongan, siapakah yang paling songong?
"Haih!!!" desah Putri lelah.
"Masuk aja deh, capek Mama lihat kalian seperti itu jika bertemu. Yuk!!" ujar Putri menyerah.
Kemudian mereka jalan bersama, dengan Putri dan Hendri bersisihan. Sedangkan Dirga masih memikirkan kejadian yang akan terjadi, entah kenapa Ia merasa ada hal yang menyenangkan sepanjang Ia melangkah ke dalam.
Akhirnya Keluarga Wijaya sampai di depan pintu kediamanan keluarga Wicaksono.
Mereka di sambut dengan ramah dan tangan terbuka oleh tuan rumah.
Terlebih baik Fandi ataupun Hendri adalah teman akrab dan terpisah, karena Hendri pergi ke luar negeri untuk melanjutkan Pendidikan.
"Apa kabar kawan, lama tak berjumpa!!" ujar Hendri, lalu berpelukan ala sahabat lama tak jumpa dan saling menepuk punggung masing masing.
"Baik ... Gimana kabarmu sendiri kawan??" balas Fandi semangat. Kemudian bertanya dengan nada masih semangatnya.
Ha-ha-ha
Tawa ringan terdengar, Hendri pun menjawab pertanyaan Fandi sama semangatnya, maklum ini adalah pertemuan mereka yang pertama setelah sekian lama tidak berjumpa.
Ingat bahwa Ia datang bersama Istri beserta Anaknya, Hendri kemudian berdehem dan mulai memperkenalkan mereka
"Ehem ... Nah Fandi, Kenalkan ini Istri dan Anakku. Sayang ayo berkenalan!!!" ujar Hendri.
Ia memberi kode kepada Sang istri dan anaknya, lalu mereka pun memperkenalkan diri masing-masing
"Selamat malam Saya istri Hendri , saya Putri Setiawan dan ini anak saya Dirga Mahesa Wijaya , ayok sayang beri salam dengan Om dan Tante Wicaksono " ujar Putri ramah. Kemudian berganti, Ia menyuruh Dirga yang segera melakukan perkenalan singkat.
"Selamat malam Om dan Tante perkenalkan nama saya Dirga Mahesa Wijaya, senang berkenalan dengan Om dan Tante berdua" ujar Dirga dengan sopan.
Mereka, Fandi dan Sarah menyambut perkenalan itu dengan baik, mereka bergantian memperkenalkan diri dengan ramah.
"Selamat malam, Saya Fandi teman Papamu dulu dan ini Istri saya namanya Sarah Budiman!!" ujar Fandi memperkenalkan diri.
"Senang bertemu dengan kalian semua. Mari kita masuk kedalam, di ruang tamu sudah ada Kakek Bagus, beliau sudah menunggu kita semua!!" ajak Sarah kepada tamunya dengan ceria.
"Baik, terima kasih!!!" sahut Mereka bertiga
Mereka masuk dengan masing-masing memiliki teman ngobrol, Hendri dengan Fandi yang asik berbicara seputar masa muda mereka dan Putri dengan Sarah yang membicarakan tentang hal perempuan.
Sedangkan Dirga hanya bisa diam, mengikuti arahan dari Sang tuan rumah. Di saat dalam perjalanan menuju ruang tamu, mata Dirga tidak sengaja melihat sebuah foto keluarga yang di cetak besar, berada di lorong tempat mereka menuju ruang tamu rumah keluarga Wicaksono.
Keningnya mengerut saat Ia merasa tidak asing, dengan wajah seorang perempuan di dalam foto tersebut, Ia merasa seperti pernah melihatnya.
"Sepertinya pernah lihat, di suatu tempat!" batin Dirga penasaran. Ia mencoba mengingat kiasan kejadian di beberapa waktu lalu, tepatnya saat Ia berada di kota Y.
Bukan hanya di foto keluarga besar, ada beberapa foto perempuan yang berfoto sendiri terpajang di setiap atas meja bufet hiasan dan itu membuat Dirga yakin, bahwa Ia memang pernah bertemu dengan pemilik foto tersebut.
"Mungkinkah?" Lanjutnya masih dalam batin.
Tidak ingin memikirkan sesuatu yang menurutnya kurang penting, Dirga kembali fokus mengikuti Fandi dan Sarah menuju ke ruang tamu.
Di ruang tamu sudah menunggu Kakek Bagus .
Beliau menyambut mereka dengan ramah dan menggiring mereka ke ruang makan, untuk makan malam terlebih dahulu.
Skip
Setelah mereka selesai makan malam, mereka kembali ke ruang tamu.
Malam ini adalah malam pertemuan untuk membahas mengenai kelanjutan perjodohan antara Anak dan Cucu mereka.
Kakek Bagus berdehem guna meredakan rasa khawatirnya.
"Ehem ... Terimakasih atas kehadiran keluarga Wijaya kemari. Saya merasa terhormat atasnya!" ujar Kakek Bagus dengan aura wibawa-nya.
"Terima kasih juga atas jamuan makan malamnya Tuan Wicaksono , makanannya sangat lezat dan kami sekeluarga sangat menikmatinya." balas Hendri ramah.
"Baiklah pasti kalian heran dengan keadaan malam ini, seharusnya malam ini adalah malam pertemuan antara Kiara dan Nak Dirga karena mereka berdua yang akan kita jodohkan," ujar Bagus. Ia lalu menjeda kalimatnya, untuk melihat ekspresi dari keluarga Wijaya yang meminta kelanjutannya.
"Tapi saya harus meminta maaf yang sebesar besarnya, karena Cucu saya Kiara tidak berada di sini Ia tidak menginginkan perjodohan ini," Lanjutnya kemudian.
kakek Bagus ,Fandi dan Sarah membungkukan badan mereka lalu mengucapkan permintaan maaf, dengan perasaan sangat bersalah karena kejadian ini.
Mereka tahu bahwa maaf tidak akan menyelesaikan permasalahan, ini sama saja dengan mempermalukan keluarga mereka, apalagi mereka adalah keluarga terkaya di kota S.
Banyak anak dari keluarga terkenal lain nya yang mengajukan perjodohan anak mereka, namun di tolak. Tapi lihat sekarang, mereka dengan kejamnya membatalkan secara sepihak.Tanpa pemberitahuan sebelumnya, walaupun perjodohan ini masih dalam tahap awal dan belum ada kesepakatan bersama. Seharusnya mereka memberitahukan, sebelum pertemuan keluarga terjadi.
Suasana pun menjadi hening, setelah Bagus menyampaikan berita tidak mengenakan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 424 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
berarti batal
2021-04-07
2
Sept September
like yaa
2020-08-22
0
Cory Suryati
bukan cuma anak nya yg belum kenal
para mama nya jg blm kenal
2020-05-31
1