hari ini tiara pergi kesekolah hanya seorang diri karena ayah nya sedang sakit, jadi tidak bisa mengantarkannya.
tiara sudah berada di kelas, tidak lama ayu dan iren pun datang. mereka mengobrol dan sesekali tertawa, tidak terasa bel pun berbunyi, mereka bersiap - siap untuk belajar.
setelah lama berkutat dengan rumus - rumus fisika tiara dan bayu di suruh untuk mengembalikan buku ke perpustakaan, setelah selesai dari perpustakaan tiara ijin ke bayu untuk ke toilet sebelum dia kembali ke kelas nya.
belum sampai tiara sampai pada tujuan nya dia melihat surya sedang berciuman dan berpelukan dengan seorang wanita tidak jauh dari pintu toilet.
tiara yang tidak mau ada masalah mengurungkan niat nya dan kembali ke dalam kelas, karena jam pelajaran kedua sedang kosong tiara mengobrol dengan kedua sahabat nya.
dan dia teringat tentang kejadian tadi di depan toilet. dia binggung harus mengatakan nya pada ayu atau jangan, kalau dia mengatakan nya dia takut ayu tambah terluka dan terpuruk, tiara tidak mau itu semua terjadi.
tiara memutuskan untuk tidak memberitahu kan nya saja, dia tidak mau terjadi apa - apa dengan ayu.
bel pulang sekolah pun berbunyi, siswa - siswa mulai meninggalkan kelas mereka masing - masing begitu pun tiara dan kedua teman nya. mereka berpisah di depan pagar sekolahan.
tiara segera bergegas ke halte dekat sekolah nya untuk menunggu angkutan yang akan membawa nya pulang.
sesampai nya di rumah tiara melihat ayah nya sedang bersantai sambil nonton tv di temani oleh sang ibu.
" ayah udah baikan.. ?? "
" sudah sayang, ayah tadi hanya pusing dan sedikit demam saja, ayah juga sudah minum obat, apa lagi kamu tahu ra, ayah di rawat oleh perawat yang super duper galak, jadi ayah harus cepat - cepat sembuh biar nggak di marahin terus.. " ucap ayah sambil terus menggoda ibu tiara
tiara pun senang ayah nya sudah sembuh,
tiara pun bangkit dan meninggalkan kedua orang tua nya yabg masih saling lempar sindiran.
tiara sudah berada di kamar nya, dia pun langsung membersihkan diri. tidak membutuhkan waktu lama kini tiara sudah berada di atas tempat tidur nya sambil membawa buku yang belum sempat di baca nya kemarin.
¤ ¤ ¤ ¤ ¤
" ayah... ibu.... jangan tinggalin tiara.... hikss.. hikss..."
" ayah... ibu... jangan pergi... "
" ayaaaaah.... "
tiara pun terbangun setelah mendengar seseorang sedang memanggil nya, dia melihat ayah dan ibu sedang berada di kamar nya.
tiara pun langsung memeluk ibu dan menangis
hiks... hiks.. hiks...
" sayang kamu kenapa hmmm... " tanya ayah sambil mengelus puncak kepala anak kesayangan nya
" tiara tadi bermimpi kalau ayah dan ibu ninggalin tiara sendirian.. tiara takut yah... bu.. "
" itu cuma mimpi sayang, kami disini nggak akan kemana - mana.. " " ... lagian kamu maghrib - maghrib malah tidur, itu kan nggak baik.. " tambah ibu
setelah di rasa tiara mulai tenang kedua orang tua nya meninggalkan tiara, entah mengapa perasaan tiara sangat tidak enak terutama kepada kedua orang tua nya.
dia takut mimpi itu menjadi kenyataan, dia takut kedua orang tua nya pergi meninggalkan dirinya.
sudah empat hari sejak tiara bermimpi dan sampai sekarang pun mimpi itu tidak jadi kenyataan mungkin benar kata ibu waktu itu, mimpi cuma bunga tidur, dan mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan dan itu yang tiara harap kan, mimpi nya tidak pernah jadi kenyataan.
hari sabtu ayah dan ibu pamit kepada tiara untuk pergi menghadiri acara pernikahan salah satu teman kerja nya ayah, pagi - pagi sekali mereka sudah berangkat karena tempat akad nya agak jauh.
setelah kepergian ayah dan ibu, tiara pun bersiap - siap untuk kesekolah, sepanjang perjalanan perasaan tiara merasa tidak tenang dan gelisah seperti akan terjadi sesuatu.
begitu pun di dalam kelas tiara terlihat tidak fokus belajar, bahkan dia terlihat sedang melamun. ayu memperhatikan sahabat nya itu, ayu pun menepuk pundak tiara sambil bertanya ' kamu kenapa ' tanpa bersuara karena guru sedang menerangkan di depan kelas.
tiara hanya menggelengkan kepala nya dan kembali pandangan nya lurus kedepan.
bel istirahat pun berbunyi, tiara akan pergi ke kantin bersama kedua sahabat nya, tapi sebelum dia beranjak dari tempat duduk nya telfon nya berdering tanda ada panggilan masuk.
tiara melihat siapa yang menghubungi nya, tapi dia tidak kenal dengan nomor itu.
karena takut itu telfon penting tiara pun mengangkat nya.
" hallo.... "
"..... "
" apa... hiks.. hiks.. tolong kasih tahu saya alamat nya... "
" ... "
" baik terima kasih.. "
kedua sahabat tiara binggung dengan sikap tiara, kenapa setelah mendapatkan telfon dari seseorang dia malah menangis seperti ini...?
." ra.. ada apa... ?? " ayu memberani kan diri bertanya kepada tiara
tiara langsung memeluk ayu dan terus saja menangis.
" ayah sama ibu yu... hiks.. hiks.. "
" mereka kenapa ra.. " kini giliran iren yang penasaran
" mereka kecelakaan dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit, aku takut kehilangan mereka.. hiks.. hiks.. "
ayu dan iren yang mengerti perasaan sahabat nya itu pun ikut sedih mendengar nya, mereka bertiga meminta ijin kepada pihak sekolah untuk pulang lebih awal dan bergegas ke rumah sakit.
mereka menggunakan mobil iren, di sepanjang perjalanan ayu yang duduk di sebelah tiara terus saja menenangkan tiara.
tidak lama mobil pun memasuki kawasan rumah sakit, tiara dan kedua teman nya berlari menuju ruangan operasi, disana ada seorang laki - laki yang sedang duduk di kursi tunggu.
lelaki itu melihat ke arah tiara,
" mbak yang tadi saya hubungikan..? "
" iya mas saya anak nya.. "
" ini mbak hape si bapak, maaf tadi saya lancang mengambil dan membuka nya tanpa ijin karena saya binggung harus menghubungi keluarga korban kemana.. "
" iya mas gak apa - apa terima kasih mas nya sudah mau mengantar kan kedua orang tua saya kesini.. "
setelah memberikan handphone itu ketangan tiara lelaki itu pun pergi, tiara merasa khawatir dengan keadaan kedua orang tua nya.
dia kembali mengingat mimpi nya beberapa hari yang lalu, apakah mimpi itu sebuah firasat kalau kedua orang tua nya akan meninggalkan dia sendirian.
sudah hampir tiga jam tiara dan kedua sahabat nya menunggu di luar ruang operasi, sampai tiba - tiba pintu terbuka dan keluar lah dokter yang menangani kedua orang tua tiara.
tiara pun langsung berdiri dan menghampiri dokter itu.
" dokter gimana keadaan kedua orang tua saya... "
dokter itu tertunduk, dan menghela nafas dengan kasar.
" maaf mbak kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkata lain, ayah anda tidak bisa kami tolong, sedangkan ibu anda masih dalam masa kritis.. mbak yang tabah ya.. maaf kami tidak bisa berbuat lebih banyak lagi.. "
setalah mendengar perkataan dokter itu tiara merasa lemas, badan nya terasa tidak bertulang, dia terduduk di lantai rumah sakit yang dingin sambil terus terisak memanggil ayah nya.
" ayaaaah... hiks... ayaah... jangan tinggalin tiara sendiri ayah... hiks.. hiks... tiara nggak mau sendirian ayah, tiara butuh ayah... "
kedua sahabat nya pun ikut sedih dengan apa yang di alami tiara mereka memeluk tiara dan berbagi kesedihan dengannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Jumadin Adin
hp ayahnya kok nomor gk di kenal ya
2022-04-03
0
Jumadin Adin
intip dulu
2022-04-03
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sedihnya😭😭😭😭😭
2021-05-08
0