Dia memiliki nama Xiao Li di Dunia itu. Hari-hari yang dilaluinya setiap hari selalu penuhi keajaiban. Dia sering melihat cahaya-cahaya warna-warni di langit yang melesat seperti bintang jatuh. Hatinya akan bergetar dan dia ingin sekali seperti mereka. Katanya mereka adalah para peri abadi dari Sekte langit yang tersohor.
Tapi setiap kali ibunya melihat seperti itu, dia akan menghela nafas dan wajahnya terlihat sedih. Satu fakta yang diketahuinya, anaknya tidak memiliki akar spiritual dan tubuhnya akan sangat lemah.
Selama dua tahun kehidupannya, Xiao Li sudah mengalaminya dua puluh kali demam dan tiga puluh kali panas dalam. Itu adalah penderitaan seorang ibu. Dia mungkin akan sangat sedih melihat anaknya seperti itu dan berbagi obat ramuan diberikannya, namun itu hanya mampu meringankan gejalanya.
Xiao Li memahami penderitaan ibunya, sehingga dia sering menahan rasa sakitnya dan tersenyum, tapi dia tidak bisa melakukannya setiap hari, namun tidak dipungkiri dia anak yang jarang menangis. Ayah dan ibunya menganggapnya bayi yang sedikit aneh. Xiao Li menyadari itu dan dia akan menangis sesekali untuk menutupinya.
Sama halnya dengan bayi-bayi lainnya, dia berpura-pura merangkak di halaman rumah, mencabut-cabut rumput dan ingin memakannya. Ibunya akan melarangnya dengan lembut. Dia akan dibiarkan merangkak di dalam halaman. Xiao Li ingin pergi ke luar, tapi ibunya sering menghentikannya. Dia kadang-kadang kesal dan menangis.
Ibunya menyerah dan membawanya ke luar. Dia akan tertawa.
Di depan rumahnya ada jalan tanah, kereta kuda dan para pedagang sering datang. Ketika mereka melihat Xiao Li kecil dia akan berekspresi lucu. Xiao Li tidak menyukainya dan dia hanya diam. Orang-orang juga menganggapnya aneh. Xiao Li menyerah dan pura-pura tertawa demi menyenangkan mereka.
Di depan jalan itu ada sungai yang tidak terlalu besar. Ada jembatan melengkung juga.
Suatu hari Xiao Li diajak ibunya ke sana dan ayahnya akan datang mendayung sampan. Di mana ayah bekerja? Dan pekerjaan apa?
Pertanyaannya di jawab ketik dia beranjak tiga tahun dan mulai melangkah dengan kaki kecilnya. Ayah bekerja sebagai buruh tani di suatu tempat yang jauh dan ketika kembali dia akan melepas lelah lalu bersama anaknya.
Ayahnya akan datang setiap enam bulan sekali dan jarang sekali mengirim surat.
Ibunya adalah wanita yang cantik. Ketika ayahnya tidak ada di rumah, pria-pria sering mendatanginya, merayunya dengan menjelekkan suaminya. Ibunya tidak mempedulikannya. Akan tetap suatu hari dia tidak tahan, menggosok pakaiannya di sungai sambil berkata, “Benarkah? Sayang sekali aku salah memilih keluarga kecil sebagai tempatku hidup. Tidak apa-apa tuan, saya hanya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Aku terlahir dari keluarga bangsawan, jika aku mengikuti jejak-jejak saudaraku aku hanya akan hidup seperti boneka dan dalam lingkaran yang aneh.”
Orang akan jengkel dan percakapan mereka berlangsung saling mengejek. Xiao Li akan diam di sana, mengamati ibunya dan membencinya para pria yang merayunya. ‘Dia ibuku, aku benci kalian merayunya.’
Ibunya berasal dari keluarga Bangsawan. Liu Changhai meninggalkan keluarganya karena cinta dan seluruh keluarganya membencinya. Dia tidak peduli dan pergi bersama pria itu. Liu Changhai mempermalukan keluarganya dan dia tidak mempedulikanya.
Keluarga Liu mencarinya dan ingin membawanya pergi tapi Wanita itu menolaknya sehingga dia pun menjadi seperti sekarang.
Enam bulan kemudian ayahnya datang dan tidur bersamanya. Xiao Li di kehidupan sebelumnya seorang perjaka tua, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga ketika ayah dan ibunya mengerjakan calon adiknya dia sedikit terganggu dan berpura-pura tidur. Namun sepanjang malam itu dan meski mereka sudah menyelesaikannya, Xiao Li tidak bisa melupakannya.
Ayahnya lalu pergi dan ibunya mulai terlihat lebih gendut. Ya, mereka berhasil dan Xiao Li akan mendapatkan seorang adik. Namun, kebersamaan dengan ibunya semakin renggang. Ibunya tidak terlalu menyayanginya seperti dulu. Dia lebih memperhatikan dirinya sendiri. Ibunya juga mengalami perubahan; dia menjadi malas mandi dan hari-harinya sering di habiskan di tempat tidur.
Xiao Li tidak mengerti tentang wanita, dia hanya tahu wanita adalah seseorang yang sulit dimengerti. Xiao Li penyabar dan sikapnya dewasa. Dia akan berlatih seratus kali berjalan di halaman rumah. Melangkah beberapa kali, terjatuh bangun lagi. Kadang-kadang pergelangan kakinya akan sangat sakit. Jadi, jika sudah seperti ini dia akan beristirahat.
Dan meskipun ibunya berubah, dia akan tetap memperhatikan anaknya.
Selama sembilan bulan ke depan, hari-harinya menjadi ibu muda dan mengandung tidak mudah; dia kelelahan dan tidak sering memperhatikan dirinya. Laki-laki tidak menyukai tubuhnya yang seperti itu dan malas mengunjunginya.
Calon adik Xiao Li akan lahir dalam tiga hari, Xiao Li menghitung mundur hati kelahirannya. Dia yakin, jika harinya lebih maju maka akan terlahir laki-laki, tapi mundur itu mungkin seorang perempuan. Xiao Li ingin meminta adik perempuan. Adiknya pasti mewarisi kecantikan ibunya yang seperti peri itu.
Dan sepertinya langit mengabulkannya. Tiga hari sudah berlalu dari tanggal yang ditetapkan. Dari pagi itu Xiao Li memperhatikan ibunya dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Namun tepat di siang harinya, ada reaksi. Maka, seorang bidan yang terkenal di desa datang.
Xiao Li diam di luar ketika itu dan dia mendengar kesakitan ibunya yang melahirkan. Ayahnya tidak datang, mungkin dia tidak tahu atau benar-benar sibuk dengan pekerjaannya itu.
Dari siang hingga sore, kesakitan- kesakitan ibunya belum mereda dan semakin keras. ‘adiku pasti akan lahir di malam hari.’
Xiao Li menunggunya di luar, mengabaikan rasa dingin yang menyengat dan bintang-bintang indah di langit.
Rasa sakit itu berlanjut lagi hingga tengah malam.
Xiao Li mengusap tangannya, “Kenapa ibu belum melahirkan?”
Dia dipenuhi rasa kekhawatiran. Sepanjang hidupnya dia belum melihat seorang wanita melahirkan sehingga sangat khawatir dan bertanya-tanya seperti ini seorang ibu memperjuangkan anaknya?
Setelah beberapa saat suara bayi bergema, Xiao Li terkejut, hatinya menjadi lega. “Adikku sudah lahir!” dia tertawa.
Namun ketika dia melangkah, tiba-tiba angin bertiup kencang. Xiao Li kesulitan dan terdorong mundur. Tubuhnya terbanting di tanah. Kesakitan dan melihat apa yang terjadi.
Di atas rumahnya ada pusaran kencang, atap-atap jerami rumahnya terangkat.
“Apa yang terjadi?”
Air-air di sungai bergejolak dan daun-daun pohon di peras.
Tidak beberapa lama ada sosok warna-warni muncul di langit bersatu membentuk burung yang sangat indah.
Xiao Li terkejut. “I-itu burung Phoenix!!”
Dia selama ini hanya mendengar legenda burung ini di buku-buku, tidak di sangkanya dia dapat melihat burung ini secara langsung. Dia sangat bahagia.
Burung itu mengeluarkan suara melengking, terbang lebih tinggi, lebih tinggi lalu menukik tajam ke dalam rumah. Burung itu menghilang ketika menabrak atap jerami, menjadi cahaya warna-warni lalu masuk ke dalamnya.
Perlahan-lahan angin mulai menghilang dan semuanya kembali normal.
Xiao Li dapat mengendalikan dirinya, dia penasaran dan ingin bergegas ke dalam, tapi tidak lama kemudian tiga cahaya tiba. Mereka para peri abadi!!
‘Apa yang mereka lakukan?’
Ada dua wanita cantik berdiri di atas pedangnya dan satu pria di tengah-tengah, membelai janggutnya beberapa saat, lalu melayangkan tangannya ke depan. “Aku menginginkan anak itu.”
Lingkaran merah muncul dari telapak tangannya, membesar, lebih besar lalu berputar-putar mengeluarkan angin kencang.
Xiao Li terpental dan bersembunyi dari balik pohon.
Lingkaran sihir itu berputar-putar lebih keras seperti Cakra.
Atap jerami dan seluruhnya tersedot ke dalamnya dan menghilang.
Di dalam rumah, Liu Changhai berdiri memegang bayinya.
Pria itu menatapnya, tertawa. “Serahkan bayi itu kepadaku.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments