“Apa?” ganti Yue bertanya balik. “Ah, tidak. ‘Kan Bibi sendiri yang bilang untuk menjauhi istana. Lagi pula aku bukan Ah Mei yang bisa melakukan apapun.”
“Astaga, bagaimana mungkin kau meremehkan dirimu sendiri. Harusnya kau lebih percaya diri. Ini pasti karena kau terlalu banyak bergaul dengan para pria kasar itu. Sudah kubilang untuk tetap di rumah. Kau bahkan tidak mau pergi ke perguruan.”
Yue hanya bisa tersenyum manis jika bibinya itu mulai berbicara panjang lebar. Meski menurut Paman Luo menyebalkan jika istrinya itu mulai bicara tanpa henti, tapi tidak dengan Yue. Ia suka saat bibinya itu mulai berbicara seperti ini. Ia merasa seperti diperhatikan.
“Dia hanya malu,” ucap Lou. “Lagi pula aku tidak berhak mengatur hidup Yue.”
“Kalau kau memang menyayangi gadis itu, harusnya kau lebih tahu seperti apa sifatnya,” tambah Lou.
Mungkin ini adalah bentuk ketidak sabaran Yu Long untuk menghadapi sikap penolakan Yue. Ia benar-benar jatuh hati pada gadis itu. Dengan status keluarga Hwang yang bisa dikatakan termasuk keluarga terpandang tidak menghentikan seorang Yue untuk menghajarnya saat sedang berusaha menyelamatnya seorang pria baya darinya.
Dengan membayangkan Yue hanya berbekalkan kayu kering yang ia pungut sembarangan dan berusaha mengancam akan membunuhnya jika dirinya tidak melepaskan pria malang yang menjadi mangsanya, sudah berhasil membuat Yu Long tersenyum bahkan tertawa seperti orang gila untuk beberapa hari kedepannya.
Ya, gadis itu memang pantas untuk diperjuangkan. Ia akan sabar menunggu. Tapi kesabarannya sirna saat melihat pengumuman di kota. Ia takut, Yue akan pergi darinya. Ia takut, gadis itu tergoda seperti halnya gadis-gadis lain.
“Kali ini aku bersungguh-sungguh, Paman.”
“Aku tahu, kapan kau tidak pernah bersungguh-sungguh, hah? Hanya saja yang sedang kita bicarakan ini adalah Yue. Gadis keras kepala itu.”
“Siapa yang keras kepala?” tanya Yue dari ambang pintu.
“Yu Long, kapan kau datang?” sapa Bibi Qing.
“Satu jam yang lalu, Bibi.”
“Hm, kau benar-benar penyabar, ya?” goda Bibi Qing. “Beruntung gadis yang akan menikah denganmu kelak.”
Yue merasa dirinya disebut secara tidak langsung seketika ia pun merasa malu. Tapi bukan berarti ia akan menerima Yu Long atau apa. Tentu saja Bibi Qing mengatahan hal seperti itu hanya untuk menggodanya. “Kakak, datang sendiri?”
“Hm.”
“Sepertinya kau ber....”
“Tu-Tuan, ada tamu!” kata Dao Feng dengan nafas tersengal.
“Ada apa ini?” tanya Hwang Luo yang ikut panik.
Paman Luo dengan tergopoh juga keluar sampai teras depan rumah. Yue pun bisa melihat mereka. Tamu-tamu yang tidak biasa pamannya itu sambut di rumah kecilnya ini.
“Hwang Luo,” sapa pria di atas kuda.
“Panglima, ada apa gerangan kau mampir dengan membawa anak buahmu? Tentu kau tidak hanya sekedar mampir untuk mencicipi arak buatan kedai kami, bukan?”
Pria kekar itu turun dari kudanya dan menyam-but pelukan dari Paman Luo.
“Sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu, Qi Xi,” ucap Hwang Lou dengan gembira.
“Aku punya firasat buruk soal ini,” gumam Bibi Qing lirih.
“Aku kemari untuk menyampaikan titah Sang Kaisar. Bolehkah?” kata Qi Xi dengan mengulurkan tangan. Berharap Sang Tuan Rumah akan mempersilahkannya untuk singgah.
“Tentu saja. Apa yang bisa kubantu?”
Paman Luo yang memang dulunya mantan kepala prajurit istana pun langsung sigap saat nama Sang Kaisar disebut.
“Kalian para lelaki, sebaiknya jadikan urusan ini lebih cepat selesai,” gerutu Bibi Qing.
“Seperti biasa, kau masih saja bermulut tajam, Qing,” ucap Qi Xi. “Baiklah, kenapa tidak. Kulihat semua orang sudah berada di sini.”
“Aku ingin menyampaikan titah Sang Kaisar, bahwa beliau menginginkan satu-satunya putri keluarga Hwang untuk menjadi salah satu calon selirnya,” tambah Sang Panglima.
Sengaja atau tidak, saat itulah Yu Long juga ikut mendengar titah itu dari bilik sebelah.
⇨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Remasari
sepertinya diloncat nih ceritanya
2020-03-27
0
Nur Hayati
aq selalu suka cerita tentang kehidupan kaisar...kya'y ini bagus...lanjuut
2020-02-07
1
Sisilia Jho
ceritanya bagus..hanya aku belum terlalu paham mungkin karna menurut aku kalimatnya kurang menyambung.kadang seperti terputus atau loncat.mungkin karna kisahnya seputaran kerajaan jadi tentunya banyak sekali nama2 yg muncul jadi argumennya kurang menyambung..tapi ceritanya bagus kok
2020-01-19
7