Tepat pukul setengah dua dini hari, Jovana sampai di rumah agensi 'Butterfly'. Gadis cantik itu melangkah dengan anggun menuju teras rumah. Tanpa mengetuk pintu dia memasuki rumah megah tersebut.
"Hai,"
Jovana menyapa seorang gadis seprofesinya yang sedang duduk di ruang tamu. Namun, sikap ramahnya tak mendapat balasan dari gadis tersebut. Jovana tak menghiraukan hal itu. Dia terus mengayun langkah menuju kamarnya untuk beristirahat. Malam ini dia memutuskan untuk menginap di sini karena merasa lelah.
"Aku menginap di sini, Mi. Tugasku sudah selesai. Ahli spiritual itu ingin ditinggalkan karena harus meditasi setelah mendapat pelayanan," ucap Jovana saat mengirim pesan suara kepada Sari.
Setelah meletakkan ponselnya. Jovana segera membersihkan diri dan bersiap istirahat. Rasa lelah terasa di sekujur tubuh. Rasa kantuk mulai datang untuk menjemput Jovana menuju alam mimpi yang indah.
***
Kilau mentari menembus masuk ke dalam kamar yang ditempati Jovana. Gadis cantik itu sudah rapi dengan penampilan casual. Wajahnya dibiarkan tanpa polesan makeup. Setelah selesai bersiap, Jovana keluar dari kamar untuk menemui Sari sebelum pergi dari rumah ini.
"Pagi, Mi," sapa Jovana saat menghampiri Sari di ruang makan. Rupanya wanita paruh baya itu baru selesai sarapan.
"Pagi," jawab Sari sambil menuang air ke dalam gelasnya. "Kenapa tadi malam pulang cepat? Apa klienmu kurang puas dengan pelayanmu?" tanya Sari dengan tatapan menyelidik.
"Tidak ada masalah kok, Mi. Beliau hanya ingin menyendiri karena harus melakukan kegiatan spiritual. Aku disuruh pulang setelah selesai," jelas Jovana.
"Ya sudah kalau begitu. Tiga hari lagi pak Yan tiba di Jakarta. Siapkan dirimu," ucap Sari.
"Kebetulan sekali kalau begitu. Aku mau pulang ke Bandung hari ini, Mi. Besok sore mungkin aku sudah kembali ke Jakarta, Mi," jelas Jovana.
Setelah berbicara bersama Sari selama beberapa puluh menit, pada akhirnya Jovana pergi dari rumah tersebut. Dia harus mampir ke coffe shop nya terlebih dahulu sebelum pulang ke apartment untuk bersiap. Jovana mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karena jalanan kota sedang macet.
"Akhirnya sampai juga. Haaah," gerutu Jovana dengan diiringi helaan napas yang berat setelah sampai di tempat parkir coffe shop.
Jovana memasuki coffe shop yang masih sepi itu. Hanya ada beberapa orang yang datang untuk menikmati menu yang ada di sini. Langkah Jovana harus terhenti tatkala ada seorang pria yang menghalangi jalannya.
"Selamat pagi," sapa Jovana dengan diiringi senyum tipis. Dia berusaha terlihat ramah meski sebenarnya tidak suka dengan sikap pria yang ada di hadapannya saat ini. "Ada yang bisa saya bantu, Kak?" tanya Jovana.
"Saya ingin komplain mengenai pelayanan di sini. Anda pemiliknya 'kan?" tanya pria tersebut.
"Iya. Kalau begitu silahkan duduk dulu, saya akan memanggil manager sebentar," ucap Jovana sambil mempersilahkan pria tersebut duduk di salah satu kursi.
"Tapi saya maunya komplain ke Anda," sergah pria tersebut.
"Baik. Silahkan duduk dulu. Saya mau ke ruangan sebentar." Kali ini tidak ada senyum manis dari wajah Jovana.
Jovana berlalu menuju ruang kerjanya. Dia menemui salah satu pegawainya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Pegawainya pun mengatakan tidak ada sesuatu atau komplain dari pelanggan sejak kemarin.
"Kalau begitu tolong panggilkan Nina," ucap Jovana.
Tak lama setelah itu manager bernama Nina itu menemui Jovana. Dia pun menjelaskan jika tidak ada kendala apapun di coffe shop ini. "Mungkin pria itu ingin berkenalan dengan kak Amel karena kemarin saya lihat tiga kali dia datang. Pagi, sore dan malam. Bisa jadi dia ingin menawarkan produk ke Kakak," jelas Nina setelah melihat wajah pria yang sedang duduk di dekat pintu masuk.
"Ya sudah kalau begitu biar aku temui dulu. Apa sebenarnya yang dia inginkan," pungkas Jovana setelah mendengar penjelasan Nina.
Jovana mengayun langkah menuju meja yang ditempati pria tersebut. Kedatangannya disambut pria tersebut dengan senyuman yang sangat manis. Kekaguman terhadap Jovana terlihat jelas dari sorot matanya.
"Andra," ucap pria tersebut seraya mengulurkan tangan kepada Jovana.
"Amel," balas Jovana saat menjabat tangan pria berparas manis itu. "Jadi, apa yang sebenarnya Anda masalahkan dari cafe saya?" tanya Jovana tanpa basa basi lagi.
"Saya ingin menawarkan kerja sama," jawab Andra tanpa mengalihkan pandangan dari paras cantik Jovana.
"Kerja sama bagaimana?" Jovana mengernyitkan kening.
"Saya sebenarnya hanya sales marketing. Produk yang saya tawarkan adalah milik bos saya. Jadi, saya ada produk penggiling kopi terbaru. Tak hanya itu, saya juga memiliki mesin espresso terbaru," jelas Andra dengan lugas.
"Maaf saya tidak membutuhkan alat-alat tersebut karena saya sudah memperbarui semua mesin kopi saya," tolak Jovana dengan sopan.
"Baiklah. Saya juga ada produk kopi impor dan harganya sangat terjangkau. Kalau berkenan saya minta kartu nama kakak untuk pengiriman tester kopinya," jelas Andra.
Jovana mengernyitkan kening setelah mendengar penjelasan Andra. Dia menemukan kejanggalan pada pria yang ada di hadapannya saat ini. Instingnya mengatakan jika Andra memiliki maksud lain dari pertemuan ini.
"Apa yang sebenarnya Anda inginkan? Saya yakin Anda bukan marketing alat kopi ataupun produk kopi impor. Sebaiknya Anda tidak bertele-tele karena saya harus segera pergi." Jovana mulai kesal dengan pria yang ada di hadapannya saat ini.
Bukannya merasa takut, Andra justru tersenyum tipis mendengar ucapan Jovana. Dia suka melihat sikap Jovana yang dinilai to the point itu. "Saya sebenarnya ingin berkenalan dengan Kak Amel. Saya kagum dengan Kakak sejak kemarin saya bertemu Kakak di sana," jelas Andra sambil menunjuk meja yang kemarin ditempati Amel saat zoom meeting.
Jovana termangu mendengar penjelasan Andra. Dia tidak menyangka saja jika ada pria gentle yang meminta berkenalan dengan cara seperti ini. Sudah lama hati Jovana kehilangan bunga asmara. Hatinya terasa tandus karena luka di masa lalu. Seringkali berhubungan bersama pria hidung belang membuat Jovana melupakan masalah asmara.
"Lalu apa tujuan Anda jika sudah berkenalan dengan saya?" tanya Jovana.
"Jika memang diizinkan saya ingin mengenal Kakak lebih jauh. Saya tertarik dengan Kakak," jawab Andra tanpa rayuan.
Jovana mengamati paras tampan yang ada di hadapannya saat ini. Dia mengamati setiap lekuk di wajah Andra. Gadis asal Bandung itu hanya ingin memastikan jika Andra termasuk dalam kriterianya. Jovana segera mengalihkan pandangan tatkala tatapan matanya beradu pandang dengan Andra.
"Jadi, bagaimana?" desak Andra tanpa mengalihkan pandangan dari objek indah yang ada di hadapannya saat ini.
"Jika memang tujuan Anda ingin mengenal saya secara pribadi, ada banyak hal yang harus Anda penuhi. Saya memiliki banyak aturan dalam menjalin hubungan. Anda sanggup?" jelas Jovana dengan ekspresi wajah serius.
"Katakan saja apa aturannya." Andra semakin tertarik dengan Jovana setelah melihat sikap tegas yang ditunjukkan.
"Saya tidak suka memiliki pasangan yang posesif dan selalu ingin tahu urusan pribadi saya. Apalagi sampai mengatur kegiatan yang saya lakukan. Saya gadis tapi bukan perawan. Meski begitu tidak mau ada hubungan s3ksual saat menjalin hubungan bersama seorang pria. Sanggup?" jelas Jovana dengan detail.
Kali ini Andra lah yang terkejut setelah mendengar penjelasan panjang Jovana. Dia tidak menyangka saja jika Jovana memiliki aturan aneh dalam menjalin hubungan bersama seorang pria. Ada rasa penasaran yang begitu besar atas alasan yang mendasari aturan tersebut. Akan tetapi Andra tidak yakin jika Jovana mau menjelaskan alasan di balik semua itu.
"Jika tidak sanggup menjalani aturan yang saya buat, urungkan niat Anda untuk mengenal saya lebih dekat. Saya tidak suka membuang waktu hanya demi seseorang yang tidak pasti. Jika memang Anda sanggup memenuhinya, silahkan minta kartu nama saya kepada kasir. Permisi," ucap Jovana sebelum beranjak dari tempat duduknya. Lantas, dia pergi meninggalkan Andra yang termenung di tempatnya.
...🌹TBC🌹...
*Ingat ya! Jovana dan Amel adalah orang yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Dwisya12Aurizra
karakter yang tegas semoga gk melehoy saat jatuh cinta 😁
2024-08-24
2
Bunda dinna
Joana to the point..terlalu berani juga
2024-08-14
2