Bab 5

Dengan perdebatan yang begitu panjang, Akhirnya Mita dan Raka sepakat untuk tidur terpisah. Dengan syarat kamar merek sama-sama di lantai atas. Dan kamar lantai bawah di jadikan kamar tamu.

" Ta, nanti sore kita ke mall ya. Kita beli perlengkapan rumah yang belum ada sekarang. Termasuk meja belajar untuk kamu".

" Hmm". Raka hanya geleng-geleng kepala dan mengelus dada. Mita memang belum bisa menerima Raka. Tapi Raka akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Mita. Sesampainya di mall, Raka melihat-lihat barang apa saja yang sekiranya dibutuhkan di rumah. Termasuk bahan dasar makanan dan cemilan yang sama sekali tidak ada di rumah. Beda dengan Mita yang dari tadi hanya cengengesan melihat layar ponselnya.

" Ta, kamu suka cemilan yang mana?"

" Yang mana aja".

" Hmm, kamu lagi ngapain si Ta, sini aku pegang dulu hpnya". Tanpa aba-aba Raka langsung merebut hp yang ada di tangan Mita.

" MAS. Kembaliin ngga?".

" Nanti Mas kembalikan kalau kita sudah selesai belanjanya". Raka langsung memasukan hp Mita ke dalam tas slempang miliknya. Mita yang melihatnya hanya pasrah, Mita tidak mau menimbulkan keributan di tempat umum.

" Oke deh oke, sekarang belanja apa lagi?". Mita melipat kedua tangannya sambil berjalan dengan raut wajah masam. Raka hanya tersenyum puas melihat tingkah Mita yang seperti kekanak-kanakan. Tidak ada yang salah Mas, Mita memang masih muda dan belum dewasa.

Tiba-tiba dari kejauhan ada yang memanggil nama Mita, orang yang dipanggil pun langsung mencari dari arah mana suara itu. Dan ternyata pemilik suara itu adalah Tasya.

"Mita, Ta hey". Mita yang kaget langsung setengah berlari ke arah sumber suara itu.

" Tasyaa, gue kangen banget ternyata kita ketemu disini". Tasya langsung memeluk Mita, kedua sahabat ini seperti sedang melampiaskan rindu yang sudah lama terpendam. Saat mereka sedang berpelukan melampiaskan rindu, tiba-tiba Raka datang menyusul dan berdiri di belakang Mita. Tasya yang heran pun langsung melepaskan pelukannya dan melambaikan tangan pada Raka.

" Hy Mas ganteng. Mau cari siapa ya? ". Mita yang tersadar dengan adanya kehadiran Raka, akhirnya memperkenalkan Raka pada Tasya. " Ngapain sih dia kesini. Hadeeeh".

" Kenalin Sya, ini Mas Raka dan Mas Raka, ini Tasya sahabat aku". Dengan senyumnya yang ramah Raka hanya mangatupkan tangan untuk memerkenalkan diri karena tidak ingin bersentuhan dengan lawan jenisnya. Tasya yang melihatnyapun dibuat heran dan kagum.

" Hy Mas Raka aku Tasya, Mas Raka siapanya Mita ya? ". Tasya tersenyum genit karena saking terpesonanya dengan ketampanan Raka.

" Hy Sya, Saya Su.. ". Mulut Raka langsung ditutup oleh Mita yang tak mau pernikahannya terbongkar. Sekaligus pada Tasya, karena Mita takut Tasya akan membocorkannya pada Adit.

" Dia, dia pengawal gue Sya".

" Oh My God, tampan sekali Mas Raka. Minta nomornya dong Mas, saya juga pengen dikawal". sambil cengengesan Tasya menggoda Raka.

" Apaan si Sya ga usah deh".

" Gapapa ko, ini kartu nama saya. Kalau ada sesuatu dengan Mita kamu bisa hubungi saya". Raka menyerahkan kartu namanya pada Tasya, Tasya menerima dengan riang. Sekilas ia membaca kartu nama tersebut. "Raka Alfian Ibrahim CEO Alba Property". Matanya pun membulat lebar dan mengernyitkan mata, siapa sebenarnya Raka ini. Benarkah hanya pengawal Mita. Mita yang ikut kaget pun langsung merebut kartu nama tersebut. Sebenarnya Mita kaget karena dia baru tahu ternyata suaminya seorang CEO muda.

" Sini hp lo biar gue salin nomornya Mas Raka ga perlu kartu namanya". Mita buru-buru menyalin nomor Raka ke hp Tasya.

" Dia ni pengawal gue Sya bukan CEO, Tapi cita-cita dia emang pengen jadi CEO jadi dia bikin kartu nama gitu". Mita mencoba memberi alasan agar Tasya percaya dan tak bertanya yang aneh-aneh lagi.

" Tapi Ta, jangan-jangan Mas Raka bener CEO terus dia lagi nyamar jadi pengawal".

" Gausah aneh-aneh deh Sya, kita cari makan aja dulu yu". Mita langsung menarik tangan Tasya agar tak bertanya yang aneh-aneh lagi. Sedangkan Raka hanya menahan tawa melihat kebingungan Tasya dan alasan-alasan aneh yang dibuat Mita.

" Dasar bocil". Batin Raka

Di sepanjang perjalanan pulang, Mita terus mengomel karena ulah raka yang memberikan kartu nama sembarangan. Hampir saja semua terbongkar.

" Mas kenapa sih ceroboh banget. Aku gamau pernikahan kita terbongkar".

" Maaf ya Ta, Mas hanya berfikir kalau Tasya sahabat kamu dan mungkin dia juga berhak tau".

" Disini ga ada yang boleh tau selain Ayah, Bunda dan kita".

" Baik, Tidak akan terulang lagi". Sekarang senyum lah sedikit dari tadi bibirnya maju terus kasian loh. Raka puas meledek Mita yang masih terlihat cemberut.

" Gamau, eh tapi emang bener Mas ni CEO? ".

" Mangkanya, sebelum nikah minimal kenalan dulu. Namanya siapa, Umurnya berapa, Pekerjaanya apa. Jangan-jangan kamu juga baru tau nama lengkap Mas". Bukannya menjawab Raka malah memberikan petuah pada Mita. Benar juga, Mita memang baru tahu nama lengkap dan pekerjaan suaminya. Selama ini dia salah sangka pada suaminya, bahkan Mita berfikir suaminya ini ngepet. Terjawab sudah pertanyaan Mita selama ini jika suaminya ternyata CEO. Padahal tanpa Mita ketahui bisnis Raka bukan hanya dari property, tapi juga dia punya kafe yang cukup besar di Bandung. Selama kuliah di Mesir Raka memang rajin menabung dan terkadang ia juga bekerja paruh waktu. Sebenarnya modal membangun bisnis adalah dari warisan orang tuanya yang sudah tidak ada. Pakde Bagas dan Bude Riri orang yang sangat amanah dan tidak serakah. Jadi walaupun Raka ditinggalkan oleh orang tuanya dari kecil, harta warisannya tetap jatuh kembali ke tangan Raka.

" Yaudah sekarang kita kenalan". Sahut Mita

" Ga perlu nanti kamu juga tahu sendiri". Raka tersenyum lebar melihat Mita yang begitu kesal dengan jawaban Raka.

" Iiisssh manusia paling nyebelin".

Mobil melaju, Dan sampailah didepan rumah. Mita terlihat tidur pulas di kursi jok. Raka mengusap lembut pipi Mita, namun tak ada pergerakan. Hingga akhirnya Raka memberanikan diri mencium bibir Mita. Mita yang terusik pun bangun dan sontak kaget melihat aksi Raka.

" Manis " Raka tersenyum puas pada Mita

" Mas, kamu ya". Mita begitu sangat kesal tapi Raka tidak peduli. Raka Berpikir jika itu memang sudah haknya sebagai suami. Bahkan sampai saat ini Mita belum bisa memenuhi kewajibannya sebagai istri.

" Ta, Mas pengen kita bisa jadi suami dan istri yang utuh. Mas juga ingin memberikan nafkah lahir dan batin".

Mita yang mengerti kemana arah tujuan perkataan Raka, buru-buru dia membuka pintu mobil dan lari kabur dari Raka. Takut tiba-tiba di terkam. Raka tertawa puas melihat Mita yang lari masuk ke dalam rumah dengan kencang, mirip seperti orang yang sedang di kejar-kejar serigala.

" Ta, tunggu Ta bantuin bawa barangnya".

" Gamau, Mas aja" Mita setengah berteriak menghindar dari Raka.

" Aku sayang sama kamu Ta". Batin Raka

Karena ulahnya sendiri Raka akhirnya bolak balik membawa masuk barang-barang belanjaan yang begitu memenuhi bagasi mobil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!