Tentang Langit Tenang Langit 01

🥰Halo Guys🥰

Happy Reading

Dari rumah sakit entah sudah berapa jam Ayinara berlari, tubuhnya mulai menggigil tapi tidak dia rasa sama sekali

Dipikirannya selalu bergumam "kalau saja bukan karena ibu sakit, rasanya tidak sudi berniat hati menemui ayahnya,

Sudah berapa kali dia menghubungi ayah kandung nya itu tetap saja tak ada jawaban

Ayinara Arsinta

Dasar pecundang...

Ayinara Arsinta

Ayah memang pecundang

Gerutu gadis mungil itu terus menerus, di tengah malam dalam keadaan hujan sampailah dia dikediaman Ayah dan keluarga barunya.

tok! tok! tok!

Ayinara Arsinta

Permisi...

tok! tok! tok!

Ayinara Arsinta

Ayaaaah

Pintu terbuka

Wanita paruh baya menghampiri Ayinara, Bi sarti asisten rumah tangga kepercayaan keluarga baru Ayahnya

Bi Sarti

Neng Naraaaa

Bi Sarti

Masuk neng masuk..

Bi Sarti

kenapa hujan hujanan malam malam begini neng

Serunya tampak khawatir, wanita itu memang sudah kenal dekat dengan Ayinara terlebih dia sudah belasan tahun merawat gadis di hadapannya itu

Hanya saja Ayinara memilih pergi meninggalkan rumah dan tinggal bersama ibu kandungnya

Ayinara Arsinta

bi, Ayah ada dirumah?

Ayinara Arsinta

Ibu sakit bi, sekarang dirumah sakit

Ujar nya dengan air mata yang tak terasa mengalir begitu saja dipipinya

Ayinara Arsinta

Nara gak tau lagi harus kemana

Ayinara Arsinta

kata dokter ibu harus segera di oprasi pengangkatan rahim bi

Bi Sarti

Yallah Neng

Bi Sarti

sebentar bibi panggil kan bapa dulu ya neng

Bi Sarti

neng duduk dan minum dulu bibi ambilkan teh hangat ya

Ayinara Arsinta

ngga bii

Ayinara Arsinta

bibi langsung panggil Ayah saja

Ayinara Arsinta

Nara gak bisa lama lama

Bi Sarti

Baik neng, sebentar ya neng

Dengan cepat bi sarti bergegas menemui Ayah Ayinara

Tak sampai 5 menit Ayah dan ibu tirinya pun datang

Ayinara Arsinta

Ayahhh...

Ayinara Arsinta

tolong ibu yah, ibu sakit

Ayinara Arsinta

Ayah harus ikut Nara

Ayinara Arsinta

kata dokter harus ada orang dewasa yang urus administrasi buat operasi ibu yah

Danuarta

Kamu tenang dulu Nara

Danuarta

Duduk..

Danuarta

bi tolong ambilkan anduk dan teh hangat untuk Nara

Bi Sarti

baik Pak..

Ayinara Arsinta

sudah gak ada waktu yah, ibu nungguin kita.

Ujar Ayinara terus meminta

Ibu tiri

Ini sudah malam Ayinara!

Ibu tiri

Ayah kamu juga baru sampai dari kantor

Ayinara Mentap benci pada ibu tirinya, dia selalu teringat masa kecilnya yang selalu dibanding banding kan dengan anak tiri Ayahnya

Ayinara Arsinta

Saya tidak bicara dengan tante

Ketusnya tidak memperdulikan

Danuarta

Yang sopan Ayinara, bagaimana pun tante Siska istri Ayah

Danuarta

Dia ibu kamu juga

Ayinara Arsinta

Tolong yah, Nara kesini bukan mau bahas itu.

Ayinara Arsinta

Nara mau minta tolong Ayah ikut sama Nara yah

Danuarta

Ayah tidak bisa Nara

Danuarta

Besok Ayah ada project dan belum sama sekali Ayah kerjakan

Danuarta

begini saja, bagaimana kalau bi sarti yang temenin kamu ya nak.

Danuarta

untuk administrasi biar Ayah yang urus

Deg!, rasa kecewa Ayinara semakin bertambah mendengar nya

Bi sarti pun ikut merasakan sakit hati dari gadis dihadapan nya, dia datang untuk menyuguhkan segelas teh hangat dan memberikan handuk pada Ayinara

Ayinara tersenyum sinis pada Ayahnya

Ayinara Arsinta

Lebih baik tidak usah!

Ayinara Arsinta

Saya datang kemari hanya mengharapkan tanggungjawab seorang Ayah

Ayinara Arsinta

saya Lupa Ayah saya sudah mati 17 tahun lalu

Ayinara Arsinta

ya lebih baik saya anggap seperti itu

Ayinara Arsinta

saya sudah tidak memiliki seorang Ayah

Plakkkk!!!

sebuah tamparan mendarat di pipi yang tampak pucat nya Ayinara

Sorot matanya semakin membenci Ayah kandung nya itu

Danuarta

ANAK KURANG AJAR KAMU!!

Danuarta

Didikan arumi memang selalu gagal!

Ibu tiri

sabar mas

Ayinara Arsinta

Jangan bawa bawa nama ibu saya!

Ibu tiri

Sudah Nara, Kamu jangan makin mancing emosi Ayah kamu!

Danuarta

Kamu pikir bisa hidup seperti ini karena siapa Ayinara??

Danuarta

Kenpa kamu tidak bisa sopan seperti adik adikmu!

Ayinara Arsinta

Saya tidak merasa punya adik

Ayinara Arsinta

Dan satu lagi mulai hari ini saya tidak akan mengemis apapun pada anda lagi Danuarta

Ayinara Arsinta

tidak akan!!

Tegas Ayinara seakan beranjak pergi, Tangisnya kembali pecah mengingat ibu nya

Dalam hatinya bergumam memaki Ayahnya yang tidak pernah peduli pada ibu dan dirinya

dulu sebelum keneal Ibu tiri Ayinara, Ayah nya begitu hangat dan tidak pernah sekalipun menyakiti istri dan anaknya.

Ayinara Arsinta

Kenapa Ayah setega itu pada kita Buu [Gerutu Ayinara dalam tangisnya]

Hujan semakin deras tetapi Ayinara tidak memperdulikan nya, langkah nya saat ini terasa berat, tanpa tujuan harus kemana lagi Ayinara memohon untuk menolong ibunya

Ayinara Arsinta

Nara hanya punya kalung ini bu [ Tuturnya sembari memegang sebuah kalung emas pemberian ibunya dulu, Ayinara berhenti di sebuah jembatan kala itu]

Ayinara Arsinta

Tapi ini tidak akan cukup untuk pengobatan ibu, Nara harus gimana Buu.. [Hikss.. Hiksss]

Bussshhh...

Angin bertiup kencang tangan yang licin membuat kalung Nara terjatuh dan tersangkut di besi penyanggah jembatan.

Ayinara Arsinta

Kalung nyaa.. [Tutur Ayinara seakan meraih kalungnya itu, kakinya sedikit iya naikkan pada besi penghalang jembatan]

Sebuah mobil yang melaju cepet tidak sengaja melihat Ayinara, seseorang dalam mobil itu kembali memundurkan mobil yang dia kendarai lantas memperhatikan.

Haesa Garandra

Sial hujan hujan begini mau ngapain gadis bodoh itu! [ Tutur Haesa Dari dalam mobil ]

Matanya bergidik, dipikirannya gadis itu hendak meloncat untuk bunuh diri

-𝙱𝙴𝚁𝚂𝙰𝙼𝙱𝚄𝙽𝙶-