4

"Kalian mau lanjut SMA dimana? Roma dong pastinya!" seru Haru begitu selesai absen sama pacar-pacarnya.

"Gue di Deandless," sahut Chakra sembari menegak gelas berisi cocktail tanpa alhokol miliknya.

"Kenapa Lo nggak gabung sama kita?" tanya Naka menautkan alisnya bingung.

"Bokap gue 'kan alumni Deandless. Otomatis dia juga pengen gue masuk sana. Lagian sama aja menurut gue," celoteh Chakra tak acuh.

"Gue dukung Lo sih, Chak. Kalau kita beda sekolah, zona kepopuleran gue pasti meningkat. Gue bakal sering mampir nengokin Lo kok," ceriwis Haru tersenyum lebar.

"Halah, bilang aja Lo mau tebar pesona sama penghuni Deandles," cibir Chakra mengetahui niat busuk Haru.

Haru hanya cengengesan setelah niatnya terbaca dengan mudah oleh Chakra.

"Jangan cewek aja yang Lo dikirim, Ru. Ujian bentar lagi. Nggak lulus ujian, baru tahu rasa Lo," nasehat Naka tersenyum mengejek.

"Amit-amit dah!" seru Haru spontan. "Kalian tahu sendiri kalau bokap gue itu tegas, gue di skors 2 Minggu gara-gara ketahuan ngerokok di kamar mandi aja dibiarin. Gue yakin, kalau pun nanti nggak lulus ujian. Bokap gue bodo amat," curhatnya kemudian.

"Bukannya diem aja, Ru. Tapi bakalan depak Lo dari daftar warisan dan ngadopsi anak dari panti asuhan. Anak tunggal kayak Lo nggak berguna buat masa depan," celoteh Chakra mengejek Haru.

"Sialan, Lo! Enggaklah! Nyokap gue bisa nangis tujuh turunan kalau sampai gue di usir dari rumah," omel Haru.

"Eh, siapa bilang di usir? Orang Lo bakalan dijadiin pembantu atau tukang kebun kok. Ya Lo kan tamatan SMP, mentok di dua jabatan itu doang." Naka tertawa setelah mengejek Haru barusan.

"Ck, kompak banget ya, Lo berdua ngehujat gue," dumel Haru kesal.

Chakra dan Naka semakin tertawa melihat ekspresi kesal milik Haru.

Setelah puas mengejek dan mentertawakan Haru, Chakra mengutak-atik ponselnya lama. Berulang kali membuka kontak dan mencari satu nama, setelah dapat ia ragu-ragu apakah akan memencet gambar telfon warna hijau atau tidak.

"Ah," desah Chakra seraya melempar ponselnya pelan ke atas meja.

"Kenapa Lo, Chak?" tanya Naka menatap Chakra dengan raut bingung.

Haru yang awalnya fokus menikmati makhluk-makhluk cantik di tempat ini ikut menoleh ke arah Chakra.

“Tadi sebelum gue ke sini, gue ketemu dulu sama Kak Adisti, ” ucap Chakra menjelaskan awal mula kegundahannya.

"Kak Adisti sepupu Lo?"

Chakra mengiyakan pertanyaan dari Haru.

"Terus?" tanya Naka kemudian.

"Gue ketemu sama cewek, eh... lebih tepatnya berantem. Kayaknya sih, dia seumuran sama kita."

"Terus Lo kenalan sama cewek itu? Lo ngeluarin jurus menggaet cewek yang udah gue ajarin dong," seru Haru heboh.

"Boro-boro ngajak kenalan, udah syukur gue masih bisa ketemu sama Lo berdua. Dia galak banget, sumpah. Apalagi pertemuan pertama kita nggak kondusif. Sinis aja sama gue. Difikir gue ini virus korona kali ya," oceh Chakra mengomel.

Naka tersenyum geli mendengar Omelan Chakra barusan.

"Ya udah, cari cewek lain aja. Jakarta masih luas, Indonesia apalagi. Kalau masih kurang, temen cewek gue di seluruh dunia juga ada. Lo tinggal kasih tahu gue aja, tipe cewek impian Lo itu kayak gimana? Cantik ada. Tunggi ada. Putih ada. Sawo ada. Manis ada. Imut ada. Semuanya ada pokoknya," ceriwis Haru panjang lebar.

"Lo udah kayak mas-mas sales panci aja," cibir Naka pada Haru.

"Gue nggak lagi cari pacar, Ru. Gue juga nggak berniat jadiin dia pacar gue. Gue cuma mau deket aja sama dia," sahut Chakra jujur.

"Wah, PHP Lo. Pengecut yang sembunyi dibalik hubungan Friendzone," oceh Haru.

"Udah gue bilang, gue nggak lagi nyari pacar, *****. 100% temenan," ujar Chakra menjelaskan.

"Halah. Diem-diem pasti ntar Lo kejebak juga. Arusnya terlalu deras, Bro. Lo nggak akan kuat," canda Haru yang langsung mendapat lemparan kulit kacang dari Chakra.

"Lagian nggak semua hubungan friendzone itu nggak sehat. Ada kok yang temenan sampai tua, dengan partner hidup yang bisa menerima hubungan itu."

"Iya, tapi..."

"Lo tahu dia sekolah dimana?" tanya Naka memotong ucapan Haru. Ia tidak ingin jika pertengkaran mereka berlanjut lebih lama lagi.

Chakra menggeleng pelan. "Gue nggak tahu."

"Kalau nama?" tanya Naka lagi.

Chakra tersenyum lebar. “Namanya Lova."

Terpopuler

Comments

Mala Mazida

Mala Mazida

namanya panjang banget biar gak lupa asal usulnya😂😆

2020-06-16

1

willi

willi

sumpah ngakak thor...

2020-06-08

1

༆☘Lea_

༆☘Lea_

ngakak sumpah ya Alloh 😂😂😂😂

2020-06-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!