Hari mulai berganti tidak terasa sudah satu bulan Acha pindah ke sekolah barunya. Dalam waktu satu bulan ini ia jadi mengetahui sifat asli ketiga sahabatnya, seperti Jasmine yang sedikit bar-bar tapi baik, Renjuni yang memiliki kesabaran setipis tisu dibagi dua, dan Yanjuni yang diam-diam menghanyutkan, karena ia diam-diam mengencani seorang guru olahraga di sekolahnya.
Dan dalam satu bulan ini Acha jadi sedikit lebih dekat dengan Marka, anak 12 IPA 1 dan mantan ketua osis itu.
Ia tidak tau bagaimana awal mulanya ia dekat dengan Marka, tapi yang pasti ia pernah mendapat chat dari nomor yang tidak di kenal dan dia mengaku bahwa itu adalah nomer Marka. Setelah saling menyimpan nomer masing-masing, Marka jadi lebih sering mereaply story nya. Dan tak jarang juga marka bergabung makan dengan Acha dan teman-temannya.
Seperti saat ini contohnya, saat Acha dan ketiga sahabatnya sedang enak-enak berbicara. Tiba-tiba ada Marka dan dua temannya (Lukas,Deryan) yang meminta izin untuk bergabung dengan mejanya.
"Bolehkan aku bergabung di mejamu Cha? Di meja lain tidak ada kursi kosong selain ini" ucap Marka meminta izin pada Acha.
"Sebenarnya Acha tidak keberatan kak, tapi tanya juga pada sahabat Acha apakah mereka juga tidak keberatan" ucap Acha.
Setelah mendapatkan jawaban dari Acha, Marka pun bertanya pada ketiga sahabat acha, "bolehkan aku bergabung dimeja kalian?". Pertanyaan Marka dibalas anggukan oleh ketiga sahabat Acha.
Akhirnya Marka dan dua sahabatnya pun bergabung di meja Acha. Saat sedang makan dalam keheningan, tiba-tiba Marka membuka suaranya, "Acha nanti kamu pulang diantar siapa?" Tanya Marka pada Acha yang duduk didepannya.
"Mungkin nanti di jemput daddy, menangnya kenapa ya kak?" Tanya Acha.
"Ah... tidak, aku pikir kau tidak ada yang menjemput" ucap Marka sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.
Saat akan berbicara lagi, tiba-tiba....
Kringg...... Kringg.......
"Ayo Cha kita masuk kelas, sekarang adalah pelajarannya Bu Wonny, jangan sampai kita telat masuk" ucap Jasmine sambil menarik tangan Acha untuk menuju ke kelas.
"Sebentar Jasmine, Acha harus bicara pada Kak Marka dulu" ujar Acha kembali ke meja kantin.
"Maaf ya Kak Marka, acha harus segera kembali ke kelas karena ini jam pelajarannya Bu Wonny, Acha takut dihukum Bu Wonny kalau Acha telat masuk kelas" ujar Acha terburu-buru.
"Ya sudah kembali lah ke kelas" ucap Marka pada Acha sambil mengusap kepala Acha. tanpa diketahui ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kebenciannya.
Acha dan ketiga sahabatnya berlari menuju ke kelas, karena mereka takut telat di jam pelajaran Bu Wonny.
Bu Wonny sendiri adalah salah satu guru matematika terkiler yang ada di sekolah ini.
Setelah sampai di kelas, mereka berempat menghela nafas lega karena Bu Wonny masih belum masuk kelas. Mereka akhirnya masuk ke kelas dan duduk dibangku mereka masing-masing.
"Mengapa Bu Wonny belum datang ya? Padahal kan beliau selalu datang tepat waktu, tapi ini sudah lewat 15 menit jam pelajaran, tapi Bu Wonny belum juga da-" belum selesai Acha berucap tiba-tiba ada seseorang yang tanpa permisi langsung masuk kedalam kelas dan membuat suasana kelas yang awalnya ricuh menjadi sunyi senyap.
"Pagi anak-anak saya akan menginformasikan bahwa Bu Wonny tidak bisa mengajar kalian dikarenakan beliau sedang cuti melahirkan, jadi untuk 2 bulan ke depan saya yang akan mengajar kalian dalam pelajaran matematika" ucap sang guru, mendengar itu wajah semua murid seketika menjadi pucat pasi.
"Dan tolong panggil saya Pak Jeff!" Ucap Jeffery yang dibalas jawaban serentak oleh muridnya "baik pak"
Jam pelajaran matematika kali ini terasa sangat lama, jika Bu Wonny saja sudah killer, berarti Pak Jeff lebih killer lagi. Acha yang biasanya sangat menikmati pelajaran matematikanya. entah mengapa kali ini ia tak sanggup lagi untuk belajar matematika. Ia seakan menyerah dengan pelajaran kali ini.
2 jam sudah berlalu, akhirnya pelajaran matematika pun selesai, dan semua siswa diperbolehkan untuk pulang.
"Baik anak-anak saya kira cukup untuk pembelajaran hari ini, saya akhiri kelas ini terimakasih" ucap Jeffery.
"Ah.... Iya satu lagi, minggu depan akan di adakan ulangan, bagi yang nilai ulangannya bagus, maka dia akan diikutkan olimpiade matematika antar sekolah, bagaimana anak-anak paham?" Ucapnya pada semua murid
Sontak seluruh murid pun menjawab "Paham pak". Setelah mendapatkan jawaban dari muridnya akhirnya Jeffery pun keluar dari kelas dan menuju ke ruang kepala sekolah.
"Astaga rasanya kepala gue mau pecah" ucap Jasmine
"Ya gue rasa juga begitu, gak mampu gue" sahut Yanjuni
Mendengar ocehan kedua sahabatnya Renjuni pun ikut menyahuti "Uhhh.... Untung ganteng, kalau gak ganteng pasti tu orang udah gue bejek-bejek mukanya" ucap Renjuni tersulut emosi.
"Sudah jangan dipikirkan, ayo kita pulang, acha juga gak mampu mikirnya" ucapnya melerai perdebatan temannya tentang Pak Jeffery.
Akhirnya mereka berempat pun pulang ke rumah masing-masing.
***
Sabtu pagi ini Acha tidak memiliki agenda kemana pun, jadi karena bosan ia memutuskan untuk berjalan-jalan di taman, mumpung masih jam 10 pagi, jadi tidak terlalu panas juga cuacanya.
Acha hanya memakai pakaian seadanya. Setelah itu ia pun berangkat diantar sang supir.
Sesampainya di taman, Acha berjalan-jalan mengelilingi taman dan berniat ingin berburu makanan yang banyak untuk ia makan nanti. Memang di taman depan kompleks Acha ini selalu ada bazar makanan dihari sabtu.
Setelah membeli banyak makanan, seperti ice cream, mango sticky rice, puding, macaron, crepes, dan tidak lupa susu pisang. Acha pun berniat mencari tempat duduk, agar ia bisa segera menikmati makanan yang sudah ia beli ini.
Tapi belum juga ia duduk, ia mendengar suara tangisan anak kecil di sekitarnya.
"Hiksss.... dy ade hiksss... atut"
(Hiksss... daddy adek, hikss... takut)
mendengar suara itu, Acha buru-buru mencari dari mana suara tadi berasal.
Dan setelah mencarinya, akhirnya Acha menemukan sumber suara itu. Ternyata ada seorang anak kecil yang menangis sambil memeluk lututnya sendiri.
Melihat itu, Acha pun berjongkok di depan anak itu.
"Hay adek kecil, kenapa kau menangis" ucap Acha menanyai anak didepannya.
Sang anak kecil yang mendengar pertanyaan itu pun mulai mendongak. "Hikss... nono telcecat akak tantik, hiksss... Nono atut, toyong Nono" ucap sang bocah.
(Hikss... nono tersesat kakak cantik, hiksss... Nono takut, tolong Nono)
"Kau tersesat? Memangnya kau bersama siapa kesini?" Tanya Acha kepada sang bocah.
"Nono, di belcama glenmi, tapi nda taw glenmi hiyang watu Nono kejal tupu-tupu" ujar anak itu menjelaskan apa yang terjadi.
(Nono, tadi bersama grandmy, tapi ndak tau grandmy hilang waktu Nono kejar kupu-kupu)
Mendengar jawaban itu sontak Acha pun mengerti apa yang terjadi.
"Yasudah nanti Acha bantu cari grandmy Nono ya, tapi Nono berhenti dulu nangisnya. Sekarang Nono duduk saja bersama Acha, acha punya banyak sekali makanan" ucap Acha mengajak bocah itu untuk duduk
Akhirnya keduanya pun menghabiskan semua makanan tadi. Dan mereka segera mencari keluarga Nono.
Saat diperjalanan "Apakah namamu nono?" Tanya Acha pada sang bocah.
"Ya akak, nama Nono adayah Jepiyano Lackal Duandaa" jawab sang bocah dengan suara cadelnya.
(Ya kakak, nama nono adalah Jeviano Laskar Djuanda)
Mendengar itu Acha langsung berpikir 'Duanda? mengapa namanya terdengar sangat familiar ya?' batinnya sambil terus memikirkannya
"Ah.... Ya sudah ayo segera mencari grandmy Nono, pasti sekarang grandmy Nono khawatir, karena Nono hilang" ucap Acha.
Setelah lama mereka berdua berkeliling taman, mereka belum juga menemukan grandmy nya Nono, karena lelah akhirnya mereka memutuskan untuk duduk dulu
"Nono, kemana ya grandmy Nono?" ucap Acha sedikit memelas. Karena kakinya mulai terasa sakit.
"Nda taw uga, api yang pacti di ada ail manculnya" ucap sang bocah.
(Ndak tau juga, tapi yang pasti tadi ada air mancurnya)
"Nono tadi bermain di dekat air mancur?" Tanya Acha yang ditanggapi anggukan oleh sang bocah.
"Ya sudah, ayo Acha antar ke dekat air mancur siapa tau grandmy Nono ada disana" ucap Acha sambil menggandeng sang bocah.
***
Dilain tempat
'hikss.. ini gimana sayang, Nono hilang' ucapnya sambil memberitahukan pada orang dibalik telpon
'Hah....kok bisa ma?' Tanya orang dibalik telephone.
'Tadi mama angkat telpon dari papa sebentar, mama sedikit geser tempat karena ditempat main tadi ramai, terus pas mama kembali, mama udah gak nemuin Nono, hikss... mama cari-cari di sekitar situ nggak ada' ucap sang penelpon
'Ya sudah, mama tenang dulu ya, biar aku kesana sekarang, sekarang tolong mama cari lagi di sekitar tempat mama tadi main siapa tau dia ada disitu' jawab orang di balik telpon.
"Hiksss... iya biar mama cari, kalau gitu mama tutup telephone nya" ucap sang penelpon sambil mematikan handphone nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments