Bianca turun dari motor Kanaya, karna Kanaya tak bisa mengantar Bianca sampai ke rumahnya. Ia hanya menemani Bianca hingga ke depan gerbang sekolah.
Bianca Valerina
Kamu langsung berangkat ke tempat kerja ya habis ini?
Kanaya Advernanda
Iya, maaf ya gak bisa antar kamu dulu...
Bianca Valerina
Yaudah deh gapapa, nanti kabarin ya kalo kamu udah sampai.
Kanaya Advernanda
Iyaa, aku duluan. see you baby, love you.
Bianca Valerina
Love you too.
Kanaya melajukan motor sportnya menjauh dari gerbang sekolah, meninggalkan pacarnya di sana tanpa seorang pun menemani.
Hingga akhirnya ia sampai di lampu merah, awalnya ia biasa saja. Namun ketika ia melihat timer yang ada di lampu lalu lintas itu, ia langsung mendengus kesal.
Kanaya Advernanda
Gue harus nunggu satu menit?! Sial deh. [batin]
Kanaya menoleh ke kiri, lalu ke kanan. Dan di sana ia langsung terdiam melihat siapa yang ada di sebelah kanannya.
Kanaya Advernanda
Ni orang?! [batin]
Orang di sebelah Kanaya menoleh, dan mereka saling bertatapan dengan tatapan dengan kaca helm mereka yang terbuka.
Renathan Pradiyaksa
Apa lo liat-liat?
Kanaya Advernanda
Dih, sensi amat jadi orang.
Renathan Pradiyaksa
Lagian ngapain liat-liat, naksir lo?
Kanaya Advernanda
Pede banget lo jadi orang.
Renathan Pradiyaksa
Emang kenapa? Orang gue ganteng, salah ya gue pede?
Kanaya Advernanda
Huekk! Najis, muka lo kaya aspal hancur gitu.
Renathan Pradiyaksa
Setan ya lo! Motor murah aja belagu.
Kanaya Advernanda
Apa lo bilang?! Murah? Gak ngaca?
Renathan Pradiyaksa
Halah, paling motor kita beda 20 atau 30 juta doang.
Kanaya Advernanda
Sok tau lo.
Renathan Pradiyaksa
Apa? Mau balapan lo?
Kanaya Advernanda
Ayo gue mah, pas lampur merah selesai kita mulai.
Renathan Pradiyaksa
Oke, sampai mana?
Kanaya Advernanda
Bar Yellowins..
Renathan Pradiyaksa
Oke pas banget gue mau ke sana, kalo kaya gitu gas lah. [menurunkan kaca helm]
Comments