Keuangan vs Sekretaris

Sara kaget saat langkahnya semakin mendekati Key. Key. Dia bertemu lagi dengan Key. Sara melihat ada kaca bertulis Keystern Young. CEO.

Ya. Sara bekerja di perusahaan milik Key yang diperjuangkan dari 0 yang pada awalnya sering mengalami masa di ujung tanduk alias hampir bangkrut.

"Hmm.. ak..aku disuruh nganterin ini ke lantai 60." ucap Sara.

Key berdiri dan menghampiri Sara. Semakin maju langkah Key, semakin mundur pula Sara hingga menyentuh meja kerja Key.

"Ak... aku... aku gatau kalo kamu CEO perusahaan ini." ucap Sara lagi.

"Kalo aku CEO disini, kamu gamau kerja di sini?" tanya Key sambil mengambil dokumennya.

Sara terdiam. Dirinya masih berusaha memahami situasi semua ini. Key mendekati telinga Sara seperti ingin berkata sesuatu namun tidak jadi. Ia kembali ke meja kerjanya. "Terima kasih. Kamu boleh pergi." perintah Key.

Sara melangkah pergi. Menuruni tangga-tangga yang malah membuatnya kesal. Mengapa ada tangga sebanyak ini? Sara melewati Nindy yang berdiri menyambut Sara. Sara memasuki lift. Di dalam lift, Sara tidak berhenti berpikir. Bagaimana bisa aku ketemu lagi sama Key? Aku harus bagaimana saat bertemu Key? Haruskah berpura-pura bahwa tidak pernah ada yang terjadi diantara kita? Mana mungkin! Keperawananku yang telah aku jaga hilang begitu saja!

Tingg. Lift telah membawa Sara ke lantai tempat Ia bekerja. Ia memutuskan untuk fokus bekerja karena kesempatan kerja disini sangatlah berharga. Sara mendapatkan posisi Asisten Direktur Keuangan. Ya. Posisi ini sangatlah sulit untuk seorang pemula seperti Sara bahkan yang sudah lama bekerja pun sulit untuk mendapatkannya.

Sara Lee. Assistant Director of Finance.

"Karena sebagai asisten, mungkin aku akan jarang atau berurusan dengan Key. Palingan cuma direktur aja. Aku ga mungkin lah." pikir Sara.

Lain halnya dengan Key. "Nindy, tolong kamu kumpulin CV karyawan yang baru masuk ke perusahaan ini. Saya tunggu di ruangan saya 5 menit." perintah Key

Tok tok tok. "Masuk." kata Key.

"Ini CV karyawan yang lulus tes dan baru masuk ke perusahaan. Total ada 20 orang, Sir." jelas Nindy.

"Ok. Kamu boleh pergi." perintah Key.

"Nama : Sara Lee. Jenis kelamin : perempuan. Lahir di Jacarta, 8 Agustus 1998. Usia 21 tahun. Tinggal di jalan Peak no 88. Ayah : Alm. Bob Lee. Ibu : Alm. Jane Nie. Saudara : anak tunggal. Lulusan : Bachelor of Economy in Oxford University dengan beasiswa. Fobia : gelap.

Alergi : cuaca panas ekstrem atau dingin ekstrem.

Hobi : menulis, mencatat omongan dosen selagi kuliah. Tinggi : 163 cm. Berat : 46kg." baca Key.

"I got you, Sara." gumam Key.

"Nindy, aku liat di CV atas nama Sara dia punya hobi menulis, mencatat omongan dosen selagi kuliah??? Coba cari tahu apakah dia pengen jadi sekretaris? Karena sepertinya kamu mau direkrut perusahaan lain." alasan Key.

"Sir? Are you serious? Ok, akan saya cari tau. Ada lagi, Sir?" jawab Nindy.

"Udah itu aja dulu, Nin. Segera ya!" perintah Key.

"Harusnya dia mau ya jadi sekretaris. Secara, dibidang keuangan kan repot. Kalo salah angka bisa jadi tindak kriminal atas pemalsuan data apalagi kalo keuangan lagi bermasalah. Lagian dia hobi mencatat omongan dosen." gumam Key seraya menyenderkan tubuh ke kursi.

Tririring. "Halo, Nin. Gimana?" tanya Key. "Bu Stefie sebagai ketua HRD bilang Sara tidak ada niat untuk jadi sekretaris karena ilmu yang udah dia raih di bidang akuntansi mau dia pakai disini, Sir. What should we do?" jelas Nindy.

"Paksa dia untuk jadi sekretaris." perintah Key.

"Tap.. tapi Sir. Yah teleponnya ditutup." eluh Nindy

"Demi apa Sara gamau jadi sekretaris? Apa dia mau ngehindar dari aku? Bukannya jadi sekretaris lebih enak? Lebih gampang? Ayolah Sara. Masa kamu gamau sih? Tapi, kenapa aku pengen banget Sara jadi sekretaris?" gumam Key.