Dua hari kemudian. Semenjak pertengkaran mereka di malam itu, Kevin langsung menyuruh orang tuanya untuk melamar Vanya. Sebenarnya Vanya masih ragu karena Kevin mendadak memutuskan untuk melamarnya, padahal tadinya Kevin sangat menolak.
Tapi semua kecurigaan Vanya lenyap dengan keputusan Kevin untuk menikahinya, Vanya sangat-sangat bahagia dan keluarga Vanya pun juga ikut berbahagia.
"Apakah acaranya bisa saya mulai? Kelihatannya anak saya sudah tak sabar ingin menyampaikan sesuatu, dan saya juga sudah tak sabar ingin mengatakannya," tanya Prita pada semua orang.
"Silahkan, kami akan mendengarkannya." balas Reno sangat ramah.
"Sebenarnya saya dan suami saya, datang kesini adalah untuk melamar putri Bapak. Kami ingin putri Bapak menikah dengan anak kami, Kevin," ucap Prita dengan senyuman manisnya. Prita sangat bahagia saat melihat Kevin mulai mengambil keputusan, yang sangat besar.
"Kalau saya terserah dengan Vanya. Karena yang menjalani pernikahan ini adalah Vanya, jika Vanya menerima saya juga akan menerima," jawab Reno sambil memandang Vanya. Sedangkan Vanya hanya tersenyum malu, dia sangat malu karena merasa bahagia.
"Vanya mau, Pa. Vanya menerima lamaran Kevin, karena memang ini yang Vanya mau dari dulu," jawab Vanya dengan malu-malu. Semua orang pun tersenyum lebar, dan lamaran berjalan dengan lancar karena Vanya menerima lamaran Kevin.
"Syukurlah jika Vanya mau menerima lamaran anak saya. Semoga kalian berdua langgeng sampai Kakek dan Nenek, Papa harap kalian bisa menjalani rumah tangga yang baik," ucap Putra. Setelah itu acara selanjutnya adalah makan-makan, namun Vanya gak mau ikut, Vanya mengajak Kevin ke taman belakang rumah nya.
"Kevin, terima kasih sudah mau melamar aku, aku janji akan menjadi istri yang baik untuk kamu," ucap Vanya sangat manja.
"Iya sama-sama. Tapi kelihatannya aku tak bisa lama-lama di sini, aku harus pulang. Ini juga sudah larut malam kan?" jawab Kevin sambil menyingkirkan tangan Vanya yang bergelanyut manja di tangan Kevin.
Kecewa itu yang dirasakan Vanya, karena Kevin menepis tangannya sangat kasar. Tapi sebisa mungkin Vanya memendam rasa itu, dia tak mau terlihat cengeng di hadapan Kevin.
"Baiklah," jawab Vanya dengan nada kecewa, tapi tetap tersenyum.
Setelah dari taman belakang, Kevin langsung mengajak orang tuanya pulang. Sangat singkat memang, tapi mereka memaklumi prilaku Kevin yang terang-terangan tak mau berlama-lama.
Setelah mereka semua pulang. Mama Vanya memutuskan untuk kekamar anak nya, dia ingin berbicara empat mata dengan putri satu-satunya itu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Van... Mama boleh masuk?" ucap Rasti dari luar kamar Vanya.
"Boleh Ma, silakan masuk. Apa ada yang ingin mama sampaikan?" tanya Vanya sambil tersenyum.
"Mama hanya ingin menyampaikan sesuatu, saja kok," jawab Rasti. Dengan perlahan Rasti mendudukkan diri di atas ranjang Vanya, Rasti memandang anak nya dengan sayang.
"Vanya, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri Nak. Mama harap kamu bisa merubah sikap manja kamu, belum tentu Kevin terbiasa oleh sikap menjamu itu," ucap Rasti dengan menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi mata indah Vanya.
"Jika suamimu meminta haknya berikanlah, jika suamimu pulang kerja sambutlah dengan ceria. Jika suami meminta kamu memasak untuknya, kau harus menurutinya juga. Ingat jangan pernah berani melawan suami mu, kamu harus ingat ya Nak pesan Mama ini," ucap Rasti yang berusaha menasehati anak nya itu.
"Iya Mama, aku akan ingat selalu nasehat Mama." Vanya pun langsung memeluk tubuh Rasti, Vanya merasa terharu dan meneteskan air mata saat Rasti menasehati nya.
"Anak pintar. Kamu memang anak Mama yang paling nurut, jangan pernah kecewakan Mama ya..?" balas Rasti dengan memeluk Vanya dengan erat. Sedangkan Vanya hanya bisa menganggukkan kepala, Vanya tak bisa berkata lagi karena terlanjur terbawa suasana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Astirai
menarik thor, aku ngikutin..
mampir jg di bukalah hatimu untukku ya...
2021-03-23
0
rista_su
lumayan 😉
2021-01-01
0
Asna Deli
bgus ceritanya...
2020-11-14
0