Chapter 4 : Sesak

Arinka yang berjalan dengan diiringi isak tangisan membuat orang disekitar heran, Arinka adalah wanita kampung yang udik, dia sadar betul dengan gelar itu, tetapi dia bukan pengincar harta seperti yang diucapkan Giska tadi.

Arinka pulang dalam kebingungan, dia belum terlalu mengenal ibukota membuat dirinya menangis menjadi-jadi, seorang wanita yang baik menghampiri dirinya dan menanyakan tentang dirinya, Arinka hanya terdiam lalu dirinya bertanya cara untuk pulang karena sedari tadi dia melihat mobil melaju tanpa henti, wanita yang baik itu memberhentikan sebuah taxi dan menyuruh Arinka pulang menggunakan taxi, wanita itu tau bahwa Arinka pasti orang baru di ibukota ini.

 

Arinka pulang dengan senyuman yang dibuat-buat, terpikir dibenak nya dia ingin memberi tau bi Yati bahwa dirinya tidak ingin menikah dengan Renza.

Bi Yati heran kenapa Arinka pulang sendiri dan tidak diantar Renza?

"Kenapa pulang sendiri? Renza mana rin?" ucap bibi sambil menghampiri Arinka.

"Arin diantar kok, Renza ada urusan makanya pulang cepat, dia kan orang sibuk Bi."

"Tapi Bibi ga dengar suara mobil, iya sih bibi lupa dia pewaris utama fariq company dan akan menjadi Ceo baru disana."

Arinka hanya tersenyum dan mengangguk, ia memberanikan diri ingin mengatakan tentang perjodohan yang tiba-tiba ini kepada Bibi.

"Bi, Arin mau tanya? kenapa sih Arin di jodohkan dengan Renza? padahal Renza itu orang kaya, tampan, berpendidikan pasti banyak wanita yang ingin menjadi istrinya, kenapa harus Arin yang di jodohkan dengannya?"

"Nenek Murti yang mengatur ini semua, katanya sebanyak wanita yang pernah dikencani Renza semuanya rata-rata hanya menginginkan uang saja, setelah uang dan atm disita nenek, wanita yang dikencani Renza menjauh, makanya Nenek Murti ingin menjodohkan dengan kamu, mungkin juga ada alasan lain tapi bibi tidak tau," jawab Bi Yati pelan.

"Arin hanya heran, Bi. Arin kan cuma orang kampung biasa, tidak cantik dan mungkin bukan type nya Renza, Arin merasa perjodohan ini sedikit aneh, " Arinka berucap lirih.

"Loh kok gitu, Arin sangat cantik, putih, hidung mancung, dan mungil, tinggi ga kalah sama orang kota, kenapa bicara begitu. Apakah Renza tidak menyukai Arin? kalau memang Arin tidak mau dijodohkan Bibi bisa bicara lagi kepada Nenek Murti, sebelum terlambat dan sebelum undangan disebar, gapapa rin kalo terasa berat jangan dipaksakan."

"Arin hanya bertanya Bi, Renza baik kok, Arin sudah bilang gapapa di jodohkan."

sayangnya Renza itu orangnya tak sebaik Nek Murti, ia kasar dan arogan juga, sungguh bukan type ku, aku ingin teriak bahwa aku tak ingin di jodohkan dengan lelaki sombong itu, tetapi aku tak ingin menyakiti bibi, batinnya.

Arinka tidak tega mengatakan kepada Bi Yati karena raut wajah Bi Yati sudah berubah, Arinka bisa melihatnya dengan jelas.

Arinka masuk kekamar dan menangis, dia ingin bercerita tapi kepada siapa, ini sangat berat baginya, ia harus menanggung sendiri.

Suara pintu terdengar dari luar, Arinka segera menghapus air mata, seseorang diluar teriak memanggil nama Arinka, Bi Yati segera keluar ternyata kurir paket mengantar barang atas nama Arinka, Bibi segera menerima barang tersebut.

Arinka keluar dan mengambil paket tersebut, Arinka heran padahal dia tidak pernah melalukan pembelian.

"Apa ini rin, nama pengirimnya tidak ada?" tanya Bi Yati penasaran.

"Arin juga tidak tau Bi, buka saja lah."

Arinka membuka kertas di paket itu dan Arinka terkejut melihat isinya ternyata sebuah ponsel keluaran terbaru, Bi Yati langsung menebak pasti pembelian dari Renza.

Arinka sebenarnya tidak suka menerima pemberian hadiah seperti ini, dia yakin Renza pasti benar-benar menganggapnya wanita materialistis.

Ponsel itu telah nyala, dia terlihat heran dan segera membaca buku petunjuk, ternyata didalam kotak ada kertas lain berisi pesan untuk Arinka, pesan itu dari Renza yang mengatakan ponsel itu hadiah darinya karena Nenek Murti bilang harus membelikan ponsel,

"Jangan membantah dan terima saja, itu yang kau suka kan barang mahal," kata-kata terakhir benar-benar membuat Arinka seperti wanita penggila barang mewah saja.

 ****

Nenek Murti sudah mempersiapkan semua keperluaan pernikahan Arinka dan renza, mulai dari catering dan gaun pengantin, Nenek Murti sangat senang karena akhirnya perjodohan ini segera terwujud, banyak cerita dibalik perjodohan ini makanya Beliau begitu senang.

Hari ini, Arinka dan Renza akan melakukan fitting gaun pengantin, Nenek Murti telah memesan gaun yang paling mewah dan mahal untuk cucu menantunya itu.

Renza dan Arinka telah tiba di tempat desainer ternama, Arinka sangat canggung karena ini pertama kalinya dia ketempat semegah ini. matanya melirik setiap sudut ruangan ditempat itu, sangat asing baginya.

Renza selalu sibuk dengan ponselnya, dia sangat membencinya karena harus mengahabiskan hal yang tidak penting dengan wanita kampungan itu, ingin Renza mengajak Giska tapi dia tak ingin menggegerkan media karena ini tentang pernikahannya.

Renza sangat bosan karena Arinka sangat lama, sesudah dirinya mencoba tuxedo, Renza segera pergi ke kafe depan untuk menelpon sang kekasih sedangkan Arinka sendirian mencoba beberapa gaun tanpa ada yang menemani dan mengatakan gaunnya cantik dan pas ditubuhnya.

Arinka sangat tau bahwa Renza sangat malas pergi bersamanya, tetapi demi Sang Nenek dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, hati Arinka sangat sakit.

Kenapa semuanya harus seperti ini, bilang saja jika tidak mau ikut apa susahnya daripada menjadi beban, aku bisa pergi sendiri...., gumamnya dalam hati.

Selesai mencoba gaun, Arinka segera keluar, ia melihat Renza tertawa bahagia sambil memegang ponselnya, sungguh Renza sangat tampan? tetapi mengapa saat bersamaku Renza selalu memasang raut wajah benci, tanpa ada sedikitpun senyuman gumam nya dalam hati. Arinka hanya bisa memandang senyuman Renza dari kejauhan karena kalau Arinka dihadapannya, senyum itu langsung sirna dan berubah masam.

Arinka menghampiri calon suaminya karena dia sudah kelamaan menunggu, Arinka tidak berani berbicara kepada Renza karena takut Renza akan marah dan membentaknya. Renza yang sadar kehadiran Arinka segera menyudahi bicara ditelpon.

"Ayo pulang, aku sangat sibuk,'' ajak Renza dengan raut wajah sinis.

Padahal Arinka sangat lapar, tapi Renza tak perduli dan tidak menanyakan. Arinka hanya mengangguk dan mengiyakan tanpa berkata panjang lebar. Arinka mengikuti Renza yang masuk kedalam mobil mewahnya, duduk dengan tenang tanpa pembicaraan.

*Ak*u juga tak ingin berlama-lama dengan orang kaya arogan sepertimu. gumamnya lagi dalam hati.

Didalam mobil, Renza tak berbicara sepatah katapun sampai tiba dikediaman Bibi Yati, Arinka membuka pintu mobil dan turun sambil berbicara,"hati-hati dijalan" namun Renza tak megiyakan dan langsung melajukan mobilnya.

Arinka merasa dadanya sesak, inikah takdirnya, apakah akan ada kebahagiaan kelak, Arinka hanya berharap.

Bersambung..

Hay yang suka baca jangan lupa like ya 😁

yang belum tekan ❤ silahkan tekan.

Luv u 😘

Terpopuler

Comments

Epifania R

Epifania R

dasar

2021-03-26

0

ZaeV92

ZaeV92

sesak aku toor..😭😭😭

2021-03-12

0

Saida Simanjuntak

Saida Simanjuntak

yg sabar ya arinka

2021-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Perjodohan
2 Chapter 2 : Terpaksa
3 Chapter 3 : Seorang Gadis
4 Chapter 4 : Sesak
5 Chapter 5 : H-1
6 Chapter 6 : The Wedding
7 Chapter 7 : malam pernikahan
8 Chapter 8 : Hadiah Nenek
9 Chapter 9 : Debaran
10 Chapter 10 : Sarapan
11 Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12 Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13 Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14 Chapter 14 : Tentang Giska
15 Chapter 15 : Tamu tak diundang
16 Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17 Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18 Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19 Chapter 19 : Kekesalan
20 Chapter 20 : Hari pertama kerja
21 Chapter 21 : Salah tingkah
22 Chapter 22 : Sebuket bunga
23 Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24 Chapter 24 : Berangkat bersama
25 Chapter 25 : Masih berbelanja
26 Chapter 26 : Renza vs Jefran
27 Chapter 27 : Cemburu
28 Chapter 28 : Sakit part (1)
29 Chapter 29 : Sakit part (2)
30 Bonus
31 Chapter 30 : Sakit part (3)
32 Chapter 31 : Makan malam
33 Chapter 32 : Pengakuan
34 Chapter 33 : Berhenti kerja
35 Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36 Chapter 35 : Toko buku
37 Chapter 36 : Perkenalan ulang
38 Chapter 37 : Kencan? (1)
39 Chapter 38 : Kencan? (2)
40 Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41 Chapter 40 : Membeli kado
42 Chapter 41 : Menyatakan cinta
43 Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44 Chapter 43 : Dilema di Hotel
45 Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46 Chapter 45 : First night
47 Chapter 46 : Belanja bersama
48 Chapter 47 : Bucin
49 Chapter 48 : Bucin 2
50 Chapter 49 : Cinta pertama?
51 Chapter 50 : Acara amal
52 Chapter 51 : Ngambek
53 Chapter 52 : Malam panjang
54 Chapter 53 : Motor baru
55 Chapter 54 : Bertemu Sinta
56 Chapter 55 : Galau
57 Chapter 56 : Rumah sakit
58 Chapter 57 : Kunjungan Risa
59 Chapter 58 : Honeymoon 1
60 Chapter 59 : Honeymoon 2
61 Chapter 60 : Honeymoon 3
62 Chapter 61 : Honeymoon 4
63 Chapter 62 : Tentang Deni
64 Chapter 63 : Pulang ke rumah
65 Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66 Chapter 65 : Kedekatan
67 Chapter 66 : Kelas membuat kue
68 Chapter 67 : Kehamilan
69 Chapter 68 : Perhatian ekstra
70 Chapter 69 : Kebetulan
71 Chapter 70 : Benci bau
72 Chapter 71 : Bertemu lagi
73 Chapter 72 : Kumpul bertiga
74 Chapter 73 : Pameran
75 Chapter 74 : Keguguran
76 Chapter 75 : Jalan-jalan
77 Chapter 76 : Ketahuan?
78 Chapter 77 : Deni pacaran?
79 Chapter 78 : Egois
80 Chapter 79 : Kirim bunga?
81 Chapter 80 : Arinka ke kantor
82 Chapter 81 : Rencana Renza
83 Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84 Chapter 83 : Mata-mata
85 Chapter 84 : Berbalas pesan
86 Chapter 85 : Sebuah paket
87 Chapter 86 : Sebuah paket 2
88 Chapter 87 : Dugaan tersangka
89 Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90 Chapter 89 : Mulai terbongkar
91 Chapter 90 : Titik terang
92 Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93 Chapter 92 : Tertangkap
94 Chapter 93 : Shopping
95 Chapter 94 : Tentang Risa
96 Chapter 95 : Video call
97 Chapter 96 : Ungkapan cinta
98 Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99 Chapter 98 : Kepergok
100 Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101 Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102 Chapter 101 : Bertemu Ema
103 Chapter 102 : Merah marun
104 Chapter 103 : Makan siang bersama
105 Chapter 104 : Periksa kandungan
106 Chapter 105 : Salah paham
107 Chapter 106 : Siaga
108 Chapter 107 : Curhat
109 Chapter 108 : Baikan
110 Chapter 109 : Manja
111 Chapter 110 : Antar pulang
112 Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113 Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114 Chapter 113 : Sinta bertamu
115 Chapter 114 : Tentang Sinta
116 Chapter 115 : Ke kantor
117 Chapter 116 : Si killer Deni
118 Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Chapter 1 : Perjodohan
2
Chapter 2 : Terpaksa
3
Chapter 3 : Seorang Gadis
4
Chapter 4 : Sesak
5
Chapter 5 : H-1
6
Chapter 6 : The Wedding
7
Chapter 7 : malam pernikahan
8
Chapter 8 : Hadiah Nenek
9
Chapter 9 : Debaran
10
Chapter 10 : Sarapan
11
Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12
Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13
Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14
Chapter 14 : Tentang Giska
15
Chapter 15 : Tamu tak diundang
16
Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17
Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18
Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19
Chapter 19 : Kekesalan
20
Chapter 20 : Hari pertama kerja
21
Chapter 21 : Salah tingkah
22
Chapter 22 : Sebuket bunga
23
Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24
Chapter 24 : Berangkat bersama
25
Chapter 25 : Masih berbelanja
26
Chapter 26 : Renza vs Jefran
27
Chapter 27 : Cemburu
28
Chapter 28 : Sakit part (1)
29
Chapter 29 : Sakit part (2)
30
Bonus
31
Chapter 30 : Sakit part (3)
32
Chapter 31 : Makan malam
33
Chapter 32 : Pengakuan
34
Chapter 33 : Berhenti kerja
35
Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36
Chapter 35 : Toko buku
37
Chapter 36 : Perkenalan ulang
38
Chapter 37 : Kencan? (1)
39
Chapter 38 : Kencan? (2)
40
Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41
Chapter 40 : Membeli kado
42
Chapter 41 : Menyatakan cinta
43
Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44
Chapter 43 : Dilema di Hotel
45
Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46
Chapter 45 : First night
47
Chapter 46 : Belanja bersama
48
Chapter 47 : Bucin
49
Chapter 48 : Bucin 2
50
Chapter 49 : Cinta pertama?
51
Chapter 50 : Acara amal
52
Chapter 51 : Ngambek
53
Chapter 52 : Malam panjang
54
Chapter 53 : Motor baru
55
Chapter 54 : Bertemu Sinta
56
Chapter 55 : Galau
57
Chapter 56 : Rumah sakit
58
Chapter 57 : Kunjungan Risa
59
Chapter 58 : Honeymoon 1
60
Chapter 59 : Honeymoon 2
61
Chapter 60 : Honeymoon 3
62
Chapter 61 : Honeymoon 4
63
Chapter 62 : Tentang Deni
64
Chapter 63 : Pulang ke rumah
65
Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66
Chapter 65 : Kedekatan
67
Chapter 66 : Kelas membuat kue
68
Chapter 67 : Kehamilan
69
Chapter 68 : Perhatian ekstra
70
Chapter 69 : Kebetulan
71
Chapter 70 : Benci bau
72
Chapter 71 : Bertemu lagi
73
Chapter 72 : Kumpul bertiga
74
Chapter 73 : Pameran
75
Chapter 74 : Keguguran
76
Chapter 75 : Jalan-jalan
77
Chapter 76 : Ketahuan?
78
Chapter 77 : Deni pacaran?
79
Chapter 78 : Egois
80
Chapter 79 : Kirim bunga?
81
Chapter 80 : Arinka ke kantor
82
Chapter 81 : Rencana Renza
83
Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84
Chapter 83 : Mata-mata
85
Chapter 84 : Berbalas pesan
86
Chapter 85 : Sebuah paket
87
Chapter 86 : Sebuah paket 2
88
Chapter 87 : Dugaan tersangka
89
Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90
Chapter 89 : Mulai terbongkar
91
Chapter 90 : Titik terang
92
Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93
Chapter 92 : Tertangkap
94
Chapter 93 : Shopping
95
Chapter 94 : Tentang Risa
96
Chapter 95 : Video call
97
Chapter 96 : Ungkapan cinta
98
Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99
Chapter 98 : Kepergok
100
Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101
Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102
Chapter 101 : Bertemu Ema
103
Chapter 102 : Merah marun
104
Chapter 103 : Makan siang bersama
105
Chapter 104 : Periksa kandungan
106
Chapter 105 : Salah paham
107
Chapter 106 : Siaga
108
Chapter 107 : Curhat
109
Chapter 108 : Baikan
110
Chapter 109 : Manja
111
Chapter 110 : Antar pulang
112
Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113
Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114
Chapter 113 : Sinta bertamu
115
Chapter 114 : Tentang Sinta
116
Chapter 115 : Ke kantor
117
Chapter 116 : Si killer Deni
118
Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!