Chapter 3 : Seorang Gadis

Setelah hari pertemuan itu, Arinka selalu murung, tapi dia berupaya menyembunyikannya di hadapan Bibi dan Pamannya, Arinka tidak menyangka kelak lelaki yang kasar itu akan menjadi suaminya, sambil melamun air matanya mengalir tanpa disadari, akankah hari pernikahannya kelak menjadi awal yang suram untuk kehidupannya kedepan? entahlah.

Bibi datang dengan sebuah telpon ditangannya, Arinka segera mengusap air matanya dan langsung menyunggingkan senyuman, ia berusaha keras tersenyum walaupun sulit baginya. Arinka tidak akan memberi tau tentang percakapan Renza kepada siapapun, biarlah menjadi rahasia baginya.

"Arinka, ini Nenek Murti ingin bicara," ucap Bi Yati pelan.

"Ada apa bi?" Jawab Arinka sambil memasang senyum palsu diwajahnya.

"Bicara saja sendiri kepada Beliau," sambil memberikan ponsel pintarnya kepada Arinka, memang Arinka tidak mempunyai ponsel, makanya Nenek Murti menelpon Bibi.

"Halo, Nek, ada apa?" Arinka berbicara lembut.

"Halo Rin, Nenek hanya mau bilang nanti sore Renza akan datang kerumah Arin, Nenek ingin kalian pergi bersama misalnya jalan-jalan, beli pakaian, atau juga bisa membeli ponsel untuk kamu, kamu kan belum punya ponsel jadi sekalian saja ya, bisa, kan?"

Nenek Murti berbicara dengan nada gembira, sedangkan Arinka hanya terdiam mendengarkan lalu menjawab dengan sopan dan mengiyakan, padahal dalam hatinya Arinka sangat malas, karena mungkin Renza lebih tidak suka tetapi terpaksa kerena titah nenek tidak bisa dibantah olehnya.

Arinka memberikan ponsel itu kembali kepada Bi Yati kemudian Bi Yati bertanya percakapan apa yang di bicarakan dengan Renza semalam, bagaimana perkenalan dan sifat Renza? Arinka hanya tersenyum dan mengatakan Renza sangat baik, padahal dibalik itu semua Arinka sangat tersakiti. pikirannya menerawang jauh saat Bi Yati pergi meninggalkan kamarnya.

 

Arinka bersiap dengan pakaian seadanya khas orang pedesaan, memakai dress floral longgar dan flat shoes tidak lupa tas selempangnya.

Renza datang menggunakan mobil mewahnya dengan menggunakan baju kemeja biru langit dan celana panjang hitam, tidak lupa memakai kacamata hitam khas orang berada, stylenya sangat keren dan membuat mata yang memandang ketagihan.

Renza dipersilahkan masuk oleh Bi Yati, ia duduk dengan kaki kanan dilipat, gaya nya yang dibuat semempesona mungkin. Bi yati yang menanyakan minum dengan segera ditolak oleh Renza, tapi Bi Yati hanya tersenyum karena memang mereka buru-buru, dalam hati Bi Yati bergumam calon suami Arinka sangat tampan.

Arinka berjalan dengan cepat, Arinka tidak ingin Renza menunggunya terlalu lama, Renza memandang Arinka dari ujung kepala sampai kaki, lalu Renza mengerutkan dahi nya tanda ada keanehan dan tidak suka, Arinka yang sadar betul dengan ekspresi wajah Renza hanya tersenyum masam.

Arinka berpamitan dan Renza mengikuti, mereka masuk kedalam mobil mewah itu, Arinka kebingungan memasang seat belt, Renza membantunya dengan kasar, kemudian mobil mereka melaju dengan kencang kesebuah Cafe. Dalam perjalanan, mereka tidak berbicara sepatah kata pun, hanya Renza yang sibuk dengan ponselnya sedang Arinka duduk dengan kaku bagai patung.

Renza telah mereservasi tempat vip di cafe itu, Renza segera turun tanpa memperdulikan Arinka, dia sangat jijik melihat penampilan Arinka yang sangat kampungan baginya, Arinka turun dengan pelan lalu mengikuti Renza, senyum Renza seketika merekah lebar setelah melihat seseorang di cafe tersebut, disapanya seorang tersebut ternyata seorang wanita.

Arinka heran siapa wanita itu, tubuhnya seksi kulitnya putih dan sangat tinggi layaknya model, Arinka tersenyum kepadanya tetapi wanita itu malah mengacuhkannya.

Renza segera menarik kursi untuk wanita itu dan mereka segera duduk, Arinka yang merasa dirinya diabaikan tetap berusaha tersenyum manis dan duduk tenang dihadapan wanita itu.

Tiba-tiba wanita itu bertanya dengan nada marah kepada Renza,

"Siapa wanita kampungan ini? Kenapa keluar dari mobil bersama dan kenapa duduk semeja dengan kita sayang? jawab," rengek wanita itu manja.

Arinka terkejut wanita itu memanggil calon suaminya sayang, jangan-jangan dia adalah pacar Renza ucap arinka dalam hati.

Renza tertawa dan kemudian mengelus bahu wanita itu, mereka sangat mesra, Arinka sampai merasa tak enak hati melihat kelakuan mereka berdua.

"Aku sengaja mengajakmu kesini untuk membicarakan ini sayang, sebelumnya dengarkan aku baik-baik, aku hanya mencintaimu Giska sayang maka dari itu dengarkan pembicaraanku tanpa memotongnya."

"Cepat katakan," ucap wanita itu penasaran.

"Sebelumnya aku perkenalkan kepadamu Arinka yang kampungan, ini adalah pacar ku namanya Giska natalie."

Arinka yang mendengar perkataan Renza bagaikan tersambar petir disiang bolong, tapi Arinka tetap kuat karena memang dia juga bukan apa-apa, Arinka sadar betul bahwa dirinya hanya seorang gadis kampung yang tak pantas mendapatkan Renza, dan juga belum ada benih cinta diantara mereka makanya Arinka tetap tenang.

"Aku arinka" ucapnya singkat sambil menyodorkan tangan ke arah wanita itu, sayang wanita itu mengacuhkannya, Renza yang melihat hanya tersenyum.

"Aku ingin megatakan bahwa Nenek menjodohkan aku dengan wanita ini tetapi...," ucapannya terpotong begitu saja.

Belum selesai Renza berbicara giska langsung berdiri dan mengamuk,

"Aa-apaaaaa, kenapa perjodohan? Kau sudah berjanji ingin menikahiku sayang," pekik giska dengan tangisan yang mebludak, untung saja itu ruangan vip, jadi mereka hanya bertiga saja.

"Yang, sayang. sabar dulu, dengarkan ucapanku," Renza berusaha menenangkan pacarnya dan Arinka merasa seperti perebut suami orang yang sedang dihakimi.

"Kau pergi sana, aku tak ingin melihatmu! dasar gadis kampung tak tau malu! aku tau niatmu hanya ingin hidup kaya dan merebut harta saja,kan? orang miskin sepertimu tidak pantas mendapatkan orang seperti Renza, sadar diri bisa, kan?" bentak Giska sambil menunjuk-nunjuk kearah wajah Arinka.

Arinka berusaha menahan tangis mendengar perkataan Giska itu, Arinka sangat terpukul dan terhina padahal dirinya tak seperti yang dituduhkan, arinka hanya terdiam tak berbicara sepatah katapun, hatinya sangat kalut.

"Kamu jangan khawatir sayang, aku sudah tau niat keluarga mereka yang busuk itu, mereka pasti mengincar harta Nenek, orang kampung seperti mereka memang tak tau diri,membuat muak saja. Tapi aku harus menikahi wanita ini, yang. karena ini keputusan nenek, aku tak ingin mengecewakan nenek, tapi percayalah cinta dan sayangku hanya untukmu bukan untuk wanita kampungan yang materialistis ini, bahkan bila aku telah menikah, kau tetap akan menjadi pacarku dan dia akan aku jadikan babu saja."

Giska kemudian memeluk Renza, Arinka masih berusaha menahan tangisnya, hampir saja ia terisak tapi ia tetap diam saja, dia tak menyangka hati Renza sebusuk itu, Arinka sungguh dipermalukan oleh mereka bedua.

"Cepat pergi dari sini aku sangat malas melihat wajahmu, dan satu lagi jangan bilang nenek tentang hari ini, kalau tidak kau akan tau akibatnya," ucap renza dengan penuh penekanan

Arinka lalu pergi meninggalkan mereka berdua, arinka berjalan dengan langkah lunglai, hatinya sangat sakit mengingat perkataan dari calon suaminya itu.

**Bersambung..

Kalau suka cerita ini bantu vote ya 😊

kritik dan saran aku tunggu..

jangan lupa like jika sudah selesai membaca,

salam sayang dariku..

Luv u 😘**

Terpopuler

Comments

Azzahra

Azzahra

arinkaaa😭😭😭

2021-12-20

0

Epifania R

Epifania R

sabar arin

2021-03-26

0

Saida Simanjuntak

Saida Simanjuntak

arinka
km yg sabar ya....bentar lagi Reza pasti bucin😃😃

2021-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Perjodohan
2 Chapter 2 : Terpaksa
3 Chapter 3 : Seorang Gadis
4 Chapter 4 : Sesak
5 Chapter 5 : H-1
6 Chapter 6 : The Wedding
7 Chapter 7 : malam pernikahan
8 Chapter 8 : Hadiah Nenek
9 Chapter 9 : Debaran
10 Chapter 10 : Sarapan
11 Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12 Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13 Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14 Chapter 14 : Tentang Giska
15 Chapter 15 : Tamu tak diundang
16 Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17 Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18 Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19 Chapter 19 : Kekesalan
20 Chapter 20 : Hari pertama kerja
21 Chapter 21 : Salah tingkah
22 Chapter 22 : Sebuket bunga
23 Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24 Chapter 24 : Berangkat bersama
25 Chapter 25 : Masih berbelanja
26 Chapter 26 : Renza vs Jefran
27 Chapter 27 : Cemburu
28 Chapter 28 : Sakit part (1)
29 Chapter 29 : Sakit part (2)
30 Bonus
31 Chapter 30 : Sakit part (3)
32 Chapter 31 : Makan malam
33 Chapter 32 : Pengakuan
34 Chapter 33 : Berhenti kerja
35 Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36 Chapter 35 : Toko buku
37 Chapter 36 : Perkenalan ulang
38 Chapter 37 : Kencan? (1)
39 Chapter 38 : Kencan? (2)
40 Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41 Chapter 40 : Membeli kado
42 Chapter 41 : Menyatakan cinta
43 Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44 Chapter 43 : Dilema di Hotel
45 Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46 Chapter 45 : First night
47 Chapter 46 : Belanja bersama
48 Chapter 47 : Bucin
49 Chapter 48 : Bucin 2
50 Chapter 49 : Cinta pertama?
51 Chapter 50 : Acara amal
52 Chapter 51 : Ngambek
53 Chapter 52 : Malam panjang
54 Chapter 53 : Motor baru
55 Chapter 54 : Bertemu Sinta
56 Chapter 55 : Galau
57 Chapter 56 : Rumah sakit
58 Chapter 57 : Kunjungan Risa
59 Chapter 58 : Honeymoon 1
60 Chapter 59 : Honeymoon 2
61 Chapter 60 : Honeymoon 3
62 Chapter 61 : Honeymoon 4
63 Chapter 62 : Tentang Deni
64 Chapter 63 : Pulang ke rumah
65 Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66 Chapter 65 : Kedekatan
67 Chapter 66 : Kelas membuat kue
68 Chapter 67 : Kehamilan
69 Chapter 68 : Perhatian ekstra
70 Chapter 69 : Kebetulan
71 Chapter 70 : Benci bau
72 Chapter 71 : Bertemu lagi
73 Chapter 72 : Kumpul bertiga
74 Chapter 73 : Pameran
75 Chapter 74 : Keguguran
76 Chapter 75 : Jalan-jalan
77 Chapter 76 : Ketahuan?
78 Chapter 77 : Deni pacaran?
79 Chapter 78 : Egois
80 Chapter 79 : Kirim bunga?
81 Chapter 80 : Arinka ke kantor
82 Chapter 81 : Rencana Renza
83 Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84 Chapter 83 : Mata-mata
85 Chapter 84 : Berbalas pesan
86 Chapter 85 : Sebuah paket
87 Chapter 86 : Sebuah paket 2
88 Chapter 87 : Dugaan tersangka
89 Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90 Chapter 89 : Mulai terbongkar
91 Chapter 90 : Titik terang
92 Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93 Chapter 92 : Tertangkap
94 Chapter 93 : Shopping
95 Chapter 94 : Tentang Risa
96 Chapter 95 : Video call
97 Chapter 96 : Ungkapan cinta
98 Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99 Chapter 98 : Kepergok
100 Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101 Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102 Chapter 101 : Bertemu Ema
103 Chapter 102 : Merah marun
104 Chapter 103 : Makan siang bersama
105 Chapter 104 : Periksa kandungan
106 Chapter 105 : Salah paham
107 Chapter 106 : Siaga
108 Chapter 107 : Curhat
109 Chapter 108 : Baikan
110 Chapter 109 : Manja
111 Chapter 110 : Antar pulang
112 Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113 Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114 Chapter 113 : Sinta bertamu
115 Chapter 114 : Tentang Sinta
116 Chapter 115 : Ke kantor
117 Chapter 116 : Si killer Deni
118 Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Chapter 1 : Perjodohan
2
Chapter 2 : Terpaksa
3
Chapter 3 : Seorang Gadis
4
Chapter 4 : Sesak
5
Chapter 5 : H-1
6
Chapter 6 : The Wedding
7
Chapter 7 : malam pernikahan
8
Chapter 8 : Hadiah Nenek
9
Chapter 9 : Debaran
10
Chapter 10 : Sarapan
11
Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12
Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13
Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14
Chapter 14 : Tentang Giska
15
Chapter 15 : Tamu tak diundang
16
Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17
Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18
Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19
Chapter 19 : Kekesalan
20
Chapter 20 : Hari pertama kerja
21
Chapter 21 : Salah tingkah
22
Chapter 22 : Sebuket bunga
23
Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24
Chapter 24 : Berangkat bersama
25
Chapter 25 : Masih berbelanja
26
Chapter 26 : Renza vs Jefran
27
Chapter 27 : Cemburu
28
Chapter 28 : Sakit part (1)
29
Chapter 29 : Sakit part (2)
30
Bonus
31
Chapter 30 : Sakit part (3)
32
Chapter 31 : Makan malam
33
Chapter 32 : Pengakuan
34
Chapter 33 : Berhenti kerja
35
Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36
Chapter 35 : Toko buku
37
Chapter 36 : Perkenalan ulang
38
Chapter 37 : Kencan? (1)
39
Chapter 38 : Kencan? (2)
40
Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41
Chapter 40 : Membeli kado
42
Chapter 41 : Menyatakan cinta
43
Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44
Chapter 43 : Dilema di Hotel
45
Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46
Chapter 45 : First night
47
Chapter 46 : Belanja bersama
48
Chapter 47 : Bucin
49
Chapter 48 : Bucin 2
50
Chapter 49 : Cinta pertama?
51
Chapter 50 : Acara amal
52
Chapter 51 : Ngambek
53
Chapter 52 : Malam panjang
54
Chapter 53 : Motor baru
55
Chapter 54 : Bertemu Sinta
56
Chapter 55 : Galau
57
Chapter 56 : Rumah sakit
58
Chapter 57 : Kunjungan Risa
59
Chapter 58 : Honeymoon 1
60
Chapter 59 : Honeymoon 2
61
Chapter 60 : Honeymoon 3
62
Chapter 61 : Honeymoon 4
63
Chapter 62 : Tentang Deni
64
Chapter 63 : Pulang ke rumah
65
Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66
Chapter 65 : Kedekatan
67
Chapter 66 : Kelas membuat kue
68
Chapter 67 : Kehamilan
69
Chapter 68 : Perhatian ekstra
70
Chapter 69 : Kebetulan
71
Chapter 70 : Benci bau
72
Chapter 71 : Bertemu lagi
73
Chapter 72 : Kumpul bertiga
74
Chapter 73 : Pameran
75
Chapter 74 : Keguguran
76
Chapter 75 : Jalan-jalan
77
Chapter 76 : Ketahuan?
78
Chapter 77 : Deni pacaran?
79
Chapter 78 : Egois
80
Chapter 79 : Kirim bunga?
81
Chapter 80 : Arinka ke kantor
82
Chapter 81 : Rencana Renza
83
Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84
Chapter 83 : Mata-mata
85
Chapter 84 : Berbalas pesan
86
Chapter 85 : Sebuah paket
87
Chapter 86 : Sebuah paket 2
88
Chapter 87 : Dugaan tersangka
89
Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90
Chapter 89 : Mulai terbongkar
91
Chapter 90 : Titik terang
92
Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93
Chapter 92 : Tertangkap
94
Chapter 93 : Shopping
95
Chapter 94 : Tentang Risa
96
Chapter 95 : Video call
97
Chapter 96 : Ungkapan cinta
98
Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99
Chapter 98 : Kepergok
100
Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101
Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102
Chapter 101 : Bertemu Ema
103
Chapter 102 : Merah marun
104
Chapter 103 : Makan siang bersama
105
Chapter 104 : Periksa kandungan
106
Chapter 105 : Salah paham
107
Chapter 106 : Siaga
108
Chapter 107 : Curhat
109
Chapter 108 : Baikan
110
Chapter 109 : Manja
111
Chapter 110 : Antar pulang
112
Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113
Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114
Chapter 113 : Sinta bertamu
115
Chapter 114 : Tentang Sinta
116
Chapter 115 : Ke kantor
117
Chapter 116 : Si killer Deni
118
Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!