Arinka Larasati Pov
Aku merasakan kegundahan didalam dada ini, bagaimana mungkin aku menerima perjodohan ini padahal aku sama sekali belum pernah bertemu sosok lelaki yang akan menikahiku, aku berharap lelaki itu kelak adalah lelaki yang baik yang bisa menerimaku dengan segala kekuranganku, aku benar-benar tidak mau mengecewakan paman dan bibi yang telah sangat baik padaku, menampungku tinggal dirumahnya itu sebuah kebahagiaan terbesar untukku, mungkin inilah saatnya aku balas kebaikan mereka berdua.
Renzaldi Al Fariq Pov
Apa ini? Kenapa harus dijodohkan? Aku ingin menolak tapi tidak bisa karena aku sangat menyayangi nenek, siapa sosok wanita yang akan menjadi istriku? Keponakan Ali yang seorang OB,? hah! ini sangat mustahil. Bagaimana mungkin nenek menjodohkanku dengan seorang gadis kampungan? Aku mempunyai pacar bernama Giska, lihat saja kelak apa yang akan aku lakukan kepadamu gadis kampung!
Nenek Murti akan memutuskan tanggal pernikahannya Arinka dan Renza, sore ini akan dilakukan pertemuan keluarga antara keluarga Nenek murti dan Paman Ali dikediaman nenek murti sendiri, segala sesuatu telah dipersiapkan untuk menjamu kelurga paman Ali, Nenek Murti sangat senang karena ini adalah pernikahan cucu satu-satunya.
Arinka berdandan dengan sangat cantik dan menggunakan dress berwarna merah karena memang warna kesukaan Arinka adalah warna merah, Bi Yati juga sudah selesai dengan baju kebaya nya begitupun juga dengan Paman Ali, Bi Yati juga mengajak anak satu-satunya yaitu kak Andre beserta istri.
"Wahh Arinka sangat cantik, sudah cocok kok jadi nyonya Renzaldi Alfariq," puji Bi yati sambil tersenyum, terlihat kerutan diwajahnya, Yah, Bi Yati sudah menua.
"Namanya Renzaldi Al Fariq, ya. Bi? bahkan namanya saja aku tidak tau," lirih Arinka.
Bi Yati merasa bersalah dengan perjodohan ini, pasalnya nama calon suaminya saja Arinka baru mengetahui hari ini, tapi Bi Yati yakin Arinka akan hidup bahagia kelak. Karena keluarga Nenek Murti adalah keluarga kaya yang sopan dan berpendidikan, dan Bi Yati yakin cucunya pasti akan menuruni sifat seperti Neneknya.
Sampai lah mereka sekeluarga kekediaman Nenek murti, Arinka sangat takjub sambil ternganga memandangi sekitar, bola matanya bergerak mengabsen setiap penjuru rumah mewah itu, "Rumahnya sangat besar layak istana..., gumam Arinka dalam hati, lalu mereka semua dipersilahkan masuk dari penjaga keamanan. Arinka melongo lagi setelah memasuki dalam rumah Nenek Murti, interiornya sangat luar biasa ditambah furniture yang pas dengan gaya rumah membuat rumah itu terkesan seperti istana dongeng.
Dikejauhan, Nenek Murti sudah tersenyum dan langsung mempersilahkan tamunya untuk duduk, Arinka dengan segera menyalami Nenek Murti sembari mencium tangannya. Tetapi mereka belum melihat batang hidungnya Renzaldi, cucu lelaki Nek Murti yang akan dijodohkan.
Mereka disuguhkan bermacam makanan dan minuman yang mewah, beberapa saat kemudian Nenek murti memanggil cucu tunggalnya Renzaldi untuk turun.
"Renza segera turun, calon istrimu telah tiba."
Arinka tersipu malu pipinya bersemu merah, sembari menunggu, Nenek Murti memperhatikan Arinka yang menurutnya dua kali lebih cantik dari biasanya. Arinka sebenarnya memang sudah cantik walaupun tanpa makeup, wajahnya yang mungil tatapan mata yang sendu, senyum yang manis, dan hidungnya yang kecil menambah kesan daya tarik sendiri baginya tapi sayang tidak untuk seseorang.
"Arinka, hari ini kamu sangatlah cantik, Nenek sempat pangling dibuatnya, gaunnya sangat pas."
"Terima kasih nenek," jawab arinka tersenyum malu hingga membuat rona wajahnya bersemu merah.
Turunlah seseorang dari atas tangga dengan memakai setelan jas hitam, lelaki itu sangat tinggi, berambut hitam dan mata yang kecoklatan, sangat tampan dan terlihat berwibawa, menyilaukan mata bagi yang melihat.
Lelaki itu lalu duduk disamping Nenek Murti tetapi memasang ekspresi datar tanpa senyum, Nenek Murti mempersilahkan lelaki itu untuk memperkenalkan diri.
"Namaku Renzaldi Al fariq, aku cucu tunggal dan pewaris Fariq Company," ucap renza singkat, padat dan tegas.
Kemudian, semua keluarga tersenyum, Paman Ali memperkenalkan diri dan kelurganya, memperkenalkan istri, anak dan mantu tak ketinggalan memperkenalkan Arinka.
Renza lalu melirik wanita yang akan di jodohkan dengan dirinya, sekilas Renza melihat bahwa wanita itu sangat cantik tapi sayang terlihat kampungan baginya.
Arinka merasa sangat senang melihat calon suaminya itu yang gagah, tampan dan sangat berwibawa, dalam hatinya Arinka memuji lelaki itu bak aktor di telivisi.
Lain Arinka lain Renza, Renza hanya memaki Arinka dalam hatinya, "Beraninya wanita kampungan seperti ini ingin menjadi istriku dasar tak sadar diri, penampilannya saja sudah menbuat aku muak...," gumamnya dalam hati.
Perbincangan yang panjang lebar akhirnya mereka menentukan tanggal pernikahannya yaitu dua minggu kemudian, Renza sangat terkejut karena ini sangat buru-buru baginya, Tapi Renza tak bisa menolak sang nenek, ia takut jika kesehatan neneknya menjadi buruk gara-gara penolakannya.
Tiba-tiba terdengar suara dering telpon dari dalam saku kantong Renza, ia permisi untuk mengangkat telpon itu ternyata dari pacarnya Giska
"Ada apa yang? Dirumah lagi ada pertemuan kelurga nanti aku telpon lagi," ucap Renza pelan.
Renza memang belum mengatakan tentang perjodohan dirinya, Renza masuk dan kemudian makan kembali, Renza menatap kearah Arinka lalu Arinka tersenyum dan Renza memasang ekspresi wajah datar, Bi Yati yang memperhatikan tingkah Renza menjadi sedikit kesal.
"Makan yang banyak jangan sungakan," ucap Nenek Murti tersenyum sambil menggerakan tangannya menunjuk bermacam-macam makan.
"Ini semua sangat enak," sahut Bi yati tersenyum menimpali.
"Makan yang banyak, ya. Arinka!" ucap Nenek Murti lagi.
"Baik nek," jawab Arinka seraya tersenyum kaku.
"Nanti sesudah makan, kalian berdua bisa ngobrol ditaman ya, Renza," ucap sang Nenek memberi perintah.
Renza hanya mengangguk pelan sambil mengunyah makanan dengan santai, wajahnya tidak terlihat bahagia sama sekali.
Ditaman, Renza dan Arinka telah duduk dikursi, mereka tak berbicara sepatah katapun. Renza hanya sibuk menatap ponselnya menggeser kesana kemari lalu tertawa, Arinka terlihat bodoh ingin bertanya tapi mulutnya kelu, ia gugup bukan main, ia terus meremas jari-jarinya. tapi Arinka memberanikan diri ingin bertanya tapi belum sempat berkata Renza segera berbicara dengan nada kasar dan membuat Arinka tergelak.
"Kamu yang katanya bakalan jadi istri ku, cihh! gaya kampungan bikin muak saja, jangan terlalu berharap cinta dariku, karena aku menerima perjodohan ini terpaksa, aku tidak ingin mengecewakan nenekku."
DEG...
Jantungnya seperti kena pukulan benda keras, seketika ia meneteskan air mata tanpa berbicara, hatinya sangat sakit bagaikan disayat sembilu, Arinka telah salah kira, dia pikir lelaki yang akan menikahinya itu adalah lelaki yang baik, sopan, dan ramah, tetapi malah lelaki yang kasar. sifatnya sangat beda jauh dengan Nenek Murti yang baik, penyayang dan ramah.
"Satu lagi, aku sudah mempunyai pacar jika kita menikah kau harus menerimanya juga, aku berkata begini jangan sampai kau menuntut lebih dariku, kita hanya menikah terpaksa jadi urus diri masing-masing, jangan pernah sok ikut campur dengan urusan pribadiku, karena aku tidak suka."
Renza berlalu begitu saja meninggalkan Arinka yang sedang terisak dalam diam, Arinka dengan segera menghapus air matanya memasang wajah tersenyum lalu menyusul Renza menemui keluarga yang tengah berkumpul.
**Bersambung..
Jangan lupa like dan follow ya 😊
maaf jika masih banyak kekurangan 😁
Luv u 💜**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Azzahra
kasian Arinka woy
2021-12-20
0
Lusia Evi
next
2021-08-04
0
Yantii Ramos Batuah
thor jan buat arinka mudah jatuh cinta sama renza ,, biar renza ajja dullu yg bucin
2021-01-24
1