Chapter 2 : Terpaksa

Arinka Larasati Pov

Aku merasakan kegundahan didalam dada ini, bagaimana mungkin aku menerima perjodohan ini padahal aku sama sekali belum pernah bertemu sosok lelaki yang akan menikahiku, aku berharap lelaki itu kelak adalah lelaki yang baik yang bisa menerimaku dengan segala kekuranganku, aku benar-benar tidak mau mengecewakan paman dan bibi yang telah sangat baik padaku, menampungku tinggal dirumahnya itu sebuah kebahagiaan terbesar untukku, mungkin inilah saatnya aku balas kebaikan mereka berdua.

Renzaldi Al Fariq Pov

Apa ini? Kenapa harus dijodohkan? Aku ingin menolak tapi tidak bisa karena aku sangat menyayangi nenek, siapa sosok wanita yang akan menjadi istriku? Keponakan Ali yang seorang OB,? hah! ini sangat mustahil. Bagaimana mungkin nenek menjodohkanku dengan seorang gadis kampungan? Aku mempunyai pacar bernama Giska, lihat saja kelak apa yang akan aku lakukan kepadamu gadis kampung!

 

Nenek Murti akan memutuskan tanggal pernikahannya Arinka dan Renza, sore ini akan dilakukan pertemuan keluarga antara keluarga Nenek murti dan Paman Ali dikediaman nenek murti sendiri, segala sesuatu telah dipersiapkan untuk menjamu kelurga paman Ali, Nenek Murti sangat senang karena ini adalah pernikahan cucu satu-satunya.

Arinka berdandan dengan sangat cantik dan menggunakan dress berwarna merah karena memang warna kesukaan Arinka adalah warna merah, Bi Yati juga sudah selesai dengan baju kebaya nya begitupun juga dengan Paman Ali, Bi Yati juga mengajak anak satu-satunya yaitu kak Andre beserta istri.

"Wahh Arinka sangat cantik, sudah cocok kok jadi nyonya Renzaldi Alfariq," puji Bi yati sambil tersenyum, terlihat kerutan diwajahnya, Yah, Bi Yati sudah menua.

"Namanya Renzaldi Al Fariq, ya. Bi? bahkan namanya saja aku tidak tau," lirih Arinka.

Bi Yati merasa bersalah dengan perjodohan ini, pasalnya nama calon suaminya saja Arinka baru mengetahui hari ini, tapi Bi Yati yakin Arinka akan hidup bahagia kelak. Karena keluarga Nenek Murti adalah keluarga kaya yang sopan dan berpendidikan, dan Bi Yati yakin cucunya pasti akan menuruni sifat seperti Neneknya.

Sampai lah mereka sekeluarga kekediaman Nenek murti, Arinka sangat takjub sambil ternganga memandangi sekitar, bola matanya bergerak mengabsen setiap penjuru rumah mewah itu, "Rumahnya sangat besar layak istana..., gumam Arinka dalam hati, lalu mereka semua dipersilahkan masuk dari penjaga keamanan. Arinka melongo lagi setelah memasuki dalam rumah Nenek Murti, interiornya sangat luar biasa ditambah furniture yang pas dengan gaya rumah membuat rumah itu terkesan seperti istana dongeng.

Dikejauhan, Nenek Murti sudah tersenyum dan langsung mempersilahkan tamunya untuk duduk, Arinka dengan segera menyalami Nenek Murti sembari mencium tangannya. Tetapi mereka belum melihat batang hidungnya Renzaldi, cucu lelaki Nek Murti yang akan dijodohkan.

Mereka disuguhkan bermacam makanan dan minuman yang mewah, beberapa saat kemudian Nenek murti memanggil cucu tunggalnya Renzaldi untuk turun.

"Renza segera turun, calon istrimu telah tiba."

Arinka tersipu malu pipinya bersemu merah, sembari menunggu, Nenek Murti memperhatikan Arinka yang menurutnya dua kali lebih cantik dari biasanya. Arinka sebenarnya memang sudah cantik walaupun tanpa makeup, wajahnya yang mungil tatapan mata yang sendu, senyum yang manis, dan hidungnya yang kecil menambah kesan daya tarik sendiri baginya tapi sayang tidak untuk seseorang.

"Arinka, hari ini kamu sangatlah cantik, Nenek sempat pangling dibuatnya, gaunnya sangat pas."

"Terima kasih nenek," jawab arinka tersenyum malu hingga membuat rona wajahnya bersemu merah.

Turunlah seseorang dari atas tangga dengan memakai setelan jas hitam, lelaki itu sangat tinggi, berambut hitam dan mata yang kecoklatan, sangat tampan dan terlihat berwibawa, menyilaukan mata bagi yang melihat.

Lelaki itu lalu duduk disamping Nenek Murti tetapi memasang ekspresi datar tanpa senyum, Nenek Murti mempersilahkan lelaki itu untuk memperkenalkan diri.

"Namaku Renzaldi Al fariq, aku cucu tunggal dan pewaris Fariq Company," ucap renza singkat, padat dan tegas.

Kemudian, semua keluarga tersenyum, Paman Ali memperkenalkan diri dan kelurganya, memperkenalkan istri, anak dan mantu tak ketinggalan memperkenalkan Arinka.

Renza lalu melirik wanita yang akan di jodohkan dengan dirinya, sekilas Renza melihat bahwa wanita itu sangat cantik tapi sayang terlihat kampungan baginya.

Arinka merasa sangat senang melihat calon suaminya itu yang gagah, tampan dan sangat berwibawa, dalam hatinya Arinka memuji lelaki itu bak aktor di telivisi.

Lain Arinka lain Renza, Renza hanya memaki Arinka dalam hatinya, "Beraninya wanita kampungan seperti ini ingin menjadi istriku dasar tak sadar diri, penampilannya saja sudah menbuat aku muak...," gumamnya dalam hati.

Perbincangan yang panjang lebar akhirnya mereka menentukan tanggal pernikahannya yaitu dua minggu kemudian, Renza sangat terkejut karena ini sangat buru-buru baginya, Tapi Renza tak bisa menolak sang nenek, ia takut jika kesehatan neneknya menjadi buruk gara-gara penolakannya.

Tiba-tiba terdengar suara dering telpon dari dalam saku kantong Renza, ia permisi untuk mengangkat telpon itu ternyata dari pacarnya Giska

"Ada apa yang? Dirumah lagi ada pertemuan kelurga nanti aku telpon lagi," ucap Renza pelan.

Renza memang belum mengatakan tentang perjodohan dirinya, Renza masuk dan kemudian makan kembali, Renza menatap kearah Arinka lalu Arinka tersenyum dan Renza memasang ekspresi wajah datar, Bi Yati yang memperhatikan tingkah Renza menjadi sedikit kesal.

"Makan yang banyak jangan sungakan," ucap Nenek Murti tersenyum sambil menggerakan tangannya menunjuk bermacam-macam makan.

"Ini semua sangat enak," sahut Bi yati tersenyum menimpali.

"Makan yang banyak, ya. Arinka!" ucap Nenek Murti lagi.

"Baik nek," jawab Arinka seraya tersenyum kaku.

"Nanti sesudah makan, kalian berdua bisa ngobrol ditaman ya, Renza," ucap sang Nenek memberi perintah.

Renza hanya mengangguk pelan sambil mengunyah makanan dengan santai, wajahnya tidak terlihat bahagia sama sekali.

Ditaman, Renza dan Arinka telah duduk dikursi, mereka tak berbicara sepatah katapun. Renza hanya sibuk menatap ponselnya menggeser kesana kemari lalu tertawa, Arinka terlihat bodoh ingin bertanya tapi mulutnya kelu, ia gugup bukan main, ia terus meremas jari-jarinya. tapi Arinka memberanikan diri ingin bertanya tapi belum sempat berkata Renza segera berbicara dengan nada kasar dan membuat Arinka tergelak.

"Kamu yang katanya bakalan jadi istri ku, cihh! gaya kampungan bikin muak saja, jangan terlalu berharap cinta dariku, karena aku menerima perjodohan ini terpaksa, aku tidak ingin mengecewakan nenekku."

DEG...

Jantungnya seperti kena pukulan benda keras, seketika ia meneteskan air mata tanpa berbicara, hatinya sangat sakit bagaikan disayat sembilu, Arinka telah salah kira, dia pikir lelaki yang akan menikahinya itu adalah lelaki yang baik, sopan, dan ramah, tetapi malah lelaki yang kasar. sifatnya sangat beda jauh dengan Nenek Murti yang baik, penyayang dan ramah.

"Satu lagi, aku sudah mempunyai pacar jika kita menikah kau harus menerimanya juga, aku berkata begini jangan sampai kau menuntut lebih dariku, kita hanya menikah terpaksa jadi urus diri masing-masing, jangan pernah sok ikut campur dengan urusan pribadiku, karena aku tidak suka."

Renza berlalu begitu saja meninggalkan Arinka yang sedang terisak dalam diam, Arinka dengan segera menghapus air matanya memasang wajah tersenyum lalu menyusul Renza menemui keluarga yang tengah berkumpul.

**Bersambung..

Jangan lupa like dan follow ya 😊

maaf jika masih banyak kekurangan 😁

Luv u 💜**

Terpopuler

Comments

Azzahra

Azzahra

kasian Arinka woy

2021-12-20

0

Lusia Evi

Lusia Evi

next

2021-08-04

0

Yantii Ramos Batuah

Yantii Ramos Batuah

thor jan buat arinka mudah jatuh cinta sama renza ,, biar renza ajja dullu yg bucin

2021-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Perjodohan
2 Chapter 2 : Terpaksa
3 Chapter 3 : Seorang Gadis
4 Chapter 4 : Sesak
5 Chapter 5 : H-1
6 Chapter 6 : The Wedding
7 Chapter 7 : malam pernikahan
8 Chapter 8 : Hadiah Nenek
9 Chapter 9 : Debaran
10 Chapter 10 : Sarapan
11 Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12 Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13 Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14 Chapter 14 : Tentang Giska
15 Chapter 15 : Tamu tak diundang
16 Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17 Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18 Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19 Chapter 19 : Kekesalan
20 Chapter 20 : Hari pertama kerja
21 Chapter 21 : Salah tingkah
22 Chapter 22 : Sebuket bunga
23 Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24 Chapter 24 : Berangkat bersama
25 Chapter 25 : Masih berbelanja
26 Chapter 26 : Renza vs Jefran
27 Chapter 27 : Cemburu
28 Chapter 28 : Sakit part (1)
29 Chapter 29 : Sakit part (2)
30 Bonus
31 Chapter 30 : Sakit part (3)
32 Chapter 31 : Makan malam
33 Chapter 32 : Pengakuan
34 Chapter 33 : Berhenti kerja
35 Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36 Chapter 35 : Toko buku
37 Chapter 36 : Perkenalan ulang
38 Chapter 37 : Kencan? (1)
39 Chapter 38 : Kencan? (2)
40 Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41 Chapter 40 : Membeli kado
42 Chapter 41 : Menyatakan cinta
43 Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44 Chapter 43 : Dilema di Hotel
45 Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46 Chapter 45 : First night
47 Chapter 46 : Belanja bersama
48 Chapter 47 : Bucin
49 Chapter 48 : Bucin 2
50 Chapter 49 : Cinta pertama?
51 Chapter 50 : Acara amal
52 Chapter 51 : Ngambek
53 Chapter 52 : Malam panjang
54 Chapter 53 : Motor baru
55 Chapter 54 : Bertemu Sinta
56 Chapter 55 : Galau
57 Chapter 56 : Rumah sakit
58 Chapter 57 : Kunjungan Risa
59 Chapter 58 : Honeymoon 1
60 Chapter 59 : Honeymoon 2
61 Chapter 60 : Honeymoon 3
62 Chapter 61 : Honeymoon 4
63 Chapter 62 : Tentang Deni
64 Chapter 63 : Pulang ke rumah
65 Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66 Chapter 65 : Kedekatan
67 Chapter 66 : Kelas membuat kue
68 Chapter 67 : Kehamilan
69 Chapter 68 : Perhatian ekstra
70 Chapter 69 : Kebetulan
71 Chapter 70 : Benci bau
72 Chapter 71 : Bertemu lagi
73 Chapter 72 : Kumpul bertiga
74 Chapter 73 : Pameran
75 Chapter 74 : Keguguran
76 Chapter 75 : Jalan-jalan
77 Chapter 76 : Ketahuan?
78 Chapter 77 : Deni pacaran?
79 Chapter 78 : Egois
80 Chapter 79 : Kirim bunga?
81 Chapter 80 : Arinka ke kantor
82 Chapter 81 : Rencana Renza
83 Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84 Chapter 83 : Mata-mata
85 Chapter 84 : Berbalas pesan
86 Chapter 85 : Sebuah paket
87 Chapter 86 : Sebuah paket 2
88 Chapter 87 : Dugaan tersangka
89 Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90 Chapter 89 : Mulai terbongkar
91 Chapter 90 : Titik terang
92 Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93 Chapter 92 : Tertangkap
94 Chapter 93 : Shopping
95 Chapter 94 : Tentang Risa
96 Chapter 95 : Video call
97 Chapter 96 : Ungkapan cinta
98 Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99 Chapter 98 : Kepergok
100 Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101 Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102 Chapter 101 : Bertemu Ema
103 Chapter 102 : Merah marun
104 Chapter 103 : Makan siang bersama
105 Chapter 104 : Periksa kandungan
106 Chapter 105 : Salah paham
107 Chapter 106 : Siaga
108 Chapter 107 : Curhat
109 Chapter 108 : Baikan
110 Chapter 109 : Manja
111 Chapter 110 : Antar pulang
112 Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113 Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114 Chapter 113 : Sinta bertamu
115 Chapter 114 : Tentang Sinta
116 Chapter 115 : Ke kantor
117 Chapter 116 : Si killer Deni
118 Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Chapter 1 : Perjodohan
2
Chapter 2 : Terpaksa
3
Chapter 3 : Seorang Gadis
4
Chapter 4 : Sesak
5
Chapter 5 : H-1
6
Chapter 6 : The Wedding
7
Chapter 7 : malam pernikahan
8
Chapter 8 : Hadiah Nenek
9
Chapter 9 : Debaran
10
Chapter 10 : Sarapan
11
Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12
Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13
Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14
Chapter 14 : Tentang Giska
15
Chapter 15 : Tamu tak diundang
16
Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17
Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18
Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19
Chapter 19 : Kekesalan
20
Chapter 20 : Hari pertama kerja
21
Chapter 21 : Salah tingkah
22
Chapter 22 : Sebuket bunga
23
Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24
Chapter 24 : Berangkat bersama
25
Chapter 25 : Masih berbelanja
26
Chapter 26 : Renza vs Jefran
27
Chapter 27 : Cemburu
28
Chapter 28 : Sakit part (1)
29
Chapter 29 : Sakit part (2)
30
Bonus
31
Chapter 30 : Sakit part (3)
32
Chapter 31 : Makan malam
33
Chapter 32 : Pengakuan
34
Chapter 33 : Berhenti kerja
35
Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36
Chapter 35 : Toko buku
37
Chapter 36 : Perkenalan ulang
38
Chapter 37 : Kencan? (1)
39
Chapter 38 : Kencan? (2)
40
Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41
Chapter 40 : Membeli kado
42
Chapter 41 : Menyatakan cinta
43
Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44
Chapter 43 : Dilema di Hotel
45
Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46
Chapter 45 : First night
47
Chapter 46 : Belanja bersama
48
Chapter 47 : Bucin
49
Chapter 48 : Bucin 2
50
Chapter 49 : Cinta pertama?
51
Chapter 50 : Acara amal
52
Chapter 51 : Ngambek
53
Chapter 52 : Malam panjang
54
Chapter 53 : Motor baru
55
Chapter 54 : Bertemu Sinta
56
Chapter 55 : Galau
57
Chapter 56 : Rumah sakit
58
Chapter 57 : Kunjungan Risa
59
Chapter 58 : Honeymoon 1
60
Chapter 59 : Honeymoon 2
61
Chapter 60 : Honeymoon 3
62
Chapter 61 : Honeymoon 4
63
Chapter 62 : Tentang Deni
64
Chapter 63 : Pulang ke rumah
65
Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66
Chapter 65 : Kedekatan
67
Chapter 66 : Kelas membuat kue
68
Chapter 67 : Kehamilan
69
Chapter 68 : Perhatian ekstra
70
Chapter 69 : Kebetulan
71
Chapter 70 : Benci bau
72
Chapter 71 : Bertemu lagi
73
Chapter 72 : Kumpul bertiga
74
Chapter 73 : Pameran
75
Chapter 74 : Keguguran
76
Chapter 75 : Jalan-jalan
77
Chapter 76 : Ketahuan?
78
Chapter 77 : Deni pacaran?
79
Chapter 78 : Egois
80
Chapter 79 : Kirim bunga?
81
Chapter 80 : Arinka ke kantor
82
Chapter 81 : Rencana Renza
83
Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84
Chapter 83 : Mata-mata
85
Chapter 84 : Berbalas pesan
86
Chapter 85 : Sebuah paket
87
Chapter 86 : Sebuah paket 2
88
Chapter 87 : Dugaan tersangka
89
Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90
Chapter 89 : Mulai terbongkar
91
Chapter 90 : Titik terang
92
Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93
Chapter 92 : Tertangkap
94
Chapter 93 : Shopping
95
Chapter 94 : Tentang Risa
96
Chapter 95 : Video call
97
Chapter 96 : Ungkapan cinta
98
Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99
Chapter 98 : Kepergok
100
Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101
Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102
Chapter 101 : Bertemu Ema
103
Chapter 102 : Merah marun
104
Chapter 103 : Makan siang bersama
105
Chapter 104 : Periksa kandungan
106
Chapter 105 : Salah paham
107
Chapter 106 : Siaga
108
Chapter 107 : Curhat
109
Chapter 108 : Baikan
110
Chapter 109 : Manja
111
Chapter 110 : Antar pulang
112
Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113
Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114
Chapter 113 : Sinta bertamu
115
Chapter 114 : Tentang Sinta
116
Chapter 115 : Ke kantor
117
Chapter 116 : Si killer Deni
118
Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!