Suamiku, Cintai Aku

Suamiku, Cintai Aku

Chapter 1 : Perjodohan

Suasana desa hari ini sangat damai, seperti biasanya tanpa hiruk pikuk. yang ada hanyalah kicauan burung dan tetesan embun. sedikit mendung, seperti suasana hati Arinka. pasalnya, hari itu adalah hari kepergian sang ibu kepangkuan Ilahi. tinggallah dirinya yang hidup sebatang kara, tanpa kawan dan saudara.

Hidup di desa tidak mudah. Arinka harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerja keras mnjadi buruh cucian lumayan melelahkan, dan hanya mendapatkan upah yang tidak seberapa. Di desa nya Arinka, pekerjaan sangat lah sulit, hanya pekerjaan kasar seperti kuli saja yang bisa di kerjakan, dan para wanita sangat tidak cocok bekerja begitu. Maka dari itu sebagian memilih merantau dan mengadu nasib di ibukota.

Arinka yang merasa ingin mengubah hidupnya, tergiur oleh tetangga ingin mengadu nasib juga di ibukota, dan disana Arinka mempunyai keluarga yaitu seorang bibi, kakak dari Alm.Ibunya, jadi dia bisa lebih mudah untuk tinggal di ibukota, dan mencari pekerjaan, tidak perlu hidup mengotrak tetapi bisa tinggal gratis. Walaupun hanya akan jadi Asisten rumah tangga, tidak apa-apa asal halal. Arinka sadar betul karena ijazah sma tidak terlalu istimewa di ibukota.

Berkemaslah Arinka, dengan membawa baju didalam tas jinjingnya, ia melihat sekitar rumahnya, setiap sudut ia pandangi, ia mungkin akan merindukan kampungnya ini jika sudah tinggal di kota, apalagi dengan rumahnya. pagi-pagi sekali ia berangkat dengan bus tujuannya. Perasaannya bercampur aduk, ada rasa senang akan bertemu Bibinya, dan ada rasa haru karena akan meninggalkan rumahnya yang tak tau kapan akan kembali. wanita itu menghubungi bibi Yati, agar segera menjemputnya di terminal nanti jika ia sudah sampai di ibukota.

 ***

Arinka sangat terkejut melihat rumah Bibi Yati, ternyata lumayan besar untuk ukuran rumah di desanya. Bi Yati adalah kakak ibu nya Arinka, yang menikah dan menetap di ibukota. Bibi Yati juga mempunyai seorang anak lelaki, tetapi sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri. Bibi Yati dan suaminya Paman Ali sangat senang, Arinka bisa tinggal bersama mereka, karena mereka saat ini hanya tinggal berdua saja, hitung-hitung menambah anggota keluarga dan meramaikan rumah.

Arinka sangat senang tinggal disana, seolah ia mempunyai ayah dan ibu lengkap. Arinka juga tidak akan tinggal diam, ia sudah berniat mencari pekerjaan dari kampung, ia tidak ingin hanya hidup gratis, tapi Bibi Yati tidak mengijinkan. Karena bagi bi Yati, Arinka itu ibarat anak sendiri, jadi bi Yati dan paman Ali masih bisa menghidupinya.

Bi yati mempunyai teman bernama nenek Murti. Beliau sering berkunjung kerumah Bi Yati. Nek Murti adalah nenek yang baik, ramah dan sopan, walaupun kaya beliau tidak pernah menyombongkan kekayaannya. Nek Murti juga sering bercerita tentang cucu lelakinya kepada bi Yati.

"Arinka perkenalkan, ini Nenek murti. Beliau adalah Majikan Paman Ali, sini cium tangannya," ucap Bi Yati sambil tersenyum.

Arinka mendekat dengan kaku, lalu ia mencium tangan Nenek Murti, dan kemudian duduk si sofa bersama-sama.

"Siapa namamu?" tanya Nenek Murti dengan lembut.

"Namaku Arinka, Nek," seraya tersenyum manis.

"Nama yang cantik, secantik orangnya," puji Nek Murti yang membuat Arinka tersipu malu mendengar pujian dari Beliau, wajahnya bersemu merah seperti tomat.

Mereka sering bercerita dan tertawa bersama, hampir setiap hari Nenek Murti berkunjung ke rumah Bi Yati, sekedar mengobrol ringan dan lama kelamaan Nenek Murti mulai menyukai sosok Arinka yang periang, lembut dan sopan itu. terbesit dibenak Nenek Murti ingin menjadikan Arinka sebagai calon istri dari cucunya.

Bersepakatlah, Bi Yati dan Nenek Murti untuk menjodohkan cucunya itu kepada Arinka. tetapi Bi Yati sempat menolak, karena takut Arinka tidak akan mau menerima perjodohan ini. Bagaimanapun juga arinka adalah gadis muda yang berhak menentukan pasangannya sendiri. Tapi akhirnya Bi Yati menerima kesepakatan itu, karena Bi Yati itu type orang yang tak enakan, apalagi Nenek Murti adalah atasan tempat suaminya bekerja. Bi Yati juga banyak berpikir, siapa tau Arinka akan bahagia karena Nenek Murti sangat kaya. itung-itung bisa merubah nasib Arinka kelak, pasal cinta pasti cinta bisa tumbuh seiring waktu pikirnya.

Bi Yati berbicara kepada Paman Ali tentang perjodohan itu. Paman Ali lalu memanggil Arinka yang tengah asyik menyetrika pakaian. Arinka bekerja sebagai buruh setrika, karena dia berdalih tak enak bila tak ada kesibukan, ia hanya makan, tidur dengan gratis, makanya ia berinisiatif mencari pekerjaan sambilan. Arinka berhenti dan duduk di hadapan paman dan bibinya itu.

"Arinka, Paman dan Bibi ingin mengatakan sesuatu, ini bersifat penting."

Arinka hanya mengangguk, dan mendengarkan. lalu Paman mulai berbicara tentang perjodohannya dengan cucu nenek Murti. Arinka hanya terdiam tak bersuara, tangannya meremas kuat jari jemarinya, ia juga tengah dilanda kebingungan. Disisi lain Arinka tak enak hati bila menolak. karena sudah berapa banyak kebaikan yang diberikan oleh Paman dan Bibinya itu, mungkin bagi Arinka ini adalah saatnya untuk membalas budi mereka.

Setelah berpikir panjang, Arinka lalu mengangguk kepalanya pelan, sontak membuat Bibi dan Paman sangat bahagia. Bi Yati dengan segera menelpon Nenek Murti, mengatakan bahwa Arinka menerima perjodohan itu. Arinka padahal belum mengenal sosok lelaki yang akan menjadi suaminya itu, tetapi Arinka berusaha ingin membahagiakan keluarga bibinya.

 

"Apa-apaan, Nek!" Teriak seorang lelaki yang nada marah.

"Ini demi kebaikanmu, wanita ini juga cantik dan baik hati, Nenek sangat menyukainya."

"Aku bahkan belum mengenalnya? Bagaimana kalian telah setuju tanpa bertanya kepadaku?"

"Apa kamu mau, perusahan jatuh ketangan orang yang tak bertanggung jawab, selama kamu belum menikah, kamu tidak bisa mengambil alih perusahan Fariq Company."

"Tapi, kenapa harus perjodohan? Aku bisa mencari wanita lain, dan lagi aku juga mempunyai seorang pacar." ucap lelaki itu.

"Nenek tidak suka dengan pacarmu itu, ia terlihat tidak baik, tidak sopan. pokoknya nenek mau kamu menikah dengan Arinka tanpa tapi lagi."

"Namanya bahkan baru pertama kali aku dengar, nama yang kampungan!" pekik lelaki itu sambil tertawa keras dengan emosi yang membara.

"Sudahlah, Nenek akan menentukan tanggal pernikahanmu dengan Ali."

"Ali siapa?" tanya lelaki itu lagi.

"Ali yang kerja di Perusahaan kita."

"Bukankah Ali yang selalu nenek ceritakan itu seorang OB?"

"iya, Kenapa? " jawab Nenek Murti lantang.

"Ya Tuhan, apakah Nenek sudah kehilangan akal sehat. menjodohkan aku dengan anak keluarga rendahan seperti itu, aku tidak mau! " ucap lelaki itu sekali lagi dengan nada berteriak.

"Memang apa salahnya? mereka semua orang baik, Nenek suka. jangan terlalu banyak menghujat orang lain dan terima saja. Apa kau mau perusahan kita jatuh ketangan saudara tiri nenek yang tak bertanggung jawab? lalu kita miskin dan tak punya apa-apa, diusir dari rumah mewah dan semua fasilitas yang kau miliki musnah. Kau memilih miskin atau menikah? Ucap Nenek Murti dengan nada yang naik setingkat lebih tinggi.

"Huh! terserah," Lelaki itu lalu pergi dan meninggalkan Neneknya dalam keadaan sangat marah, bahkan menoleh saja tidak.

"Renza, kau mau kemana?" panggil Nenek keras.

Lelaki itu lalu pergi dengan segala kegundahan didadanya, dia sangat pusing akibat tingkah nenek tuanya itu, tapi bagaimanapun dirinya sangat menyayangi sang nenek dan tak ingin mengecewakannya.

**Bersambung..

hay hay aku penulis baru, mohon maaf bila banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan..

tolong dukung aku ya 😍

Dengan cara Vote dan comment.

Salam sayang dariku buat Pembaca semua.

luv u 😘**

Terpopuler

Comments

Pino Kiyo

Pino Kiyo

aku orang kebungbader

2022-09-14

0

Nur rahmayana

Nur rahmayana

mampir Thor......

2022-07-14

0

Riski riski

Riski riski

nyimak

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Perjodohan
2 Chapter 2 : Terpaksa
3 Chapter 3 : Seorang Gadis
4 Chapter 4 : Sesak
5 Chapter 5 : H-1
6 Chapter 6 : The Wedding
7 Chapter 7 : malam pernikahan
8 Chapter 8 : Hadiah Nenek
9 Chapter 9 : Debaran
10 Chapter 10 : Sarapan
11 Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12 Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13 Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14 Chapter 14 : Tentang Giska
15 Chapter 15 : Tamu tak diundang
16 Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17 Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18 Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19 Chapter 19 : Kekesalan
20 Chapter 20 : Hari pertama kerja
21 Chapter 21 : Salah tingkah
22 Chapter 22 : Sebuket bunga
23 Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24 Chapter 24 : Berangkat bersama
25 Chapter 25 : Masih berbelanja
26 Chapter 26 : Renza vs Jefran
27 Chapter 27 : Cemburu
28 Chapter 28 : Sakit part (1)
29 Chapter 29 : Sakit part (2)
30 Bonus
31 Chapter 30 : Sakit part (3)
32 Chapter 31 : Makan malam
33 Chapter 32 : Pengakuan
34 Chapter 33 : Berhenti kerja
35 Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36 Chapter 35 : Toko buku
37 Chapter 36 : Perkenalan ulang
38 Chapter 37 : Kencan? (1)
39 Chapter 38 : Kencan? (2)
40 Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41 Chapter 40 : Membeli kado
42 Chapter 41 : Menyatakan cinta
43 Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44 Chapter 43 : Dilema di Hotel
45 Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46 Chapter 45 : First night
47 Chapter 46 : Belanja bersama
48 Chapter 47 : Bucin
49 Chapter 48 : Bucin 2
50 Chapter 49 : Cinta pertama?
51 Chapter 50 : Acara amal
52 Chapter 51 : Ngambek
53 Chapter 52 : Malam panjang
54 Chapter 53 : Motor baru
55 Chapter 54 : Bertemu Sinta
56 Chapter 55 : Galau
57 Chapter 56 : Rumah sakit
58 Chapter 57 : Kunjungan Risa
59 Chapter 58 : Honeymoon 1
60 Chapter 59 : Honeymoon 2
61 Chapter 60 : Honeymoon 3
62 Chapter 61 : Honeymoon 4
63 Chapter 62 : Tentang Deni
64 Chapter 63 : Pulang ke rumah
65 Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66 Chapter 65 : Kedekatan
67 Chapter 66 : Kelas membuat kue
68 Chapter 67 : Kehamilan
69 Chapter 68 : Perhatian ekstra
70 Chapter 69 : Kebetulan
71 Chapter 70 : Benci bau
72 Chapter 71 : Bertemu lagi
73 Chapter 72 : Kumpul bertiga
74 Chapter 73 : Pameran
75 Chapter 74 : Keguguran
76 Chapter 75 : Jalan-jalan
77 Chapter 76 : Ketahuan?
78 Chapter 77 : Deni pacaran?
79 Chapter 78 : Egois
80 Chapter 79 : Kirim bunga?
81 Chapter 80 : Arinka ke kantor
82 Chapter 81 : Rencana Renza
83 Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84 Chapter 83 : Mata-mata
85 Chapter 84 : Berbalas pesan
86 Chapter 85 : Sebuah paket
87 Chapter 86 : Sebuah paket 2
88 Chapter 87 : Dugaan tersangka
89 Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90 Chapter 89 : Mulai terbongkar
91 Chapter 90 : Titik terang
92 Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93 Chapter 92 : Tertangkap
94 Chapter 93 : Shopping
95 Chapter 94 : Tentang Risa
96 Chapter 95 : Video call
97 Chapter 96 : Ungkapan cinta
98 Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99 Chapter 98 : Kepergok
100 Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101 Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102 Chapter 101 : Bertemu Ema
103 Chapter 102 : Merah marun
104 Chapter 103 : Makan siang bersama
105 Chapter 104 : Periksa kandungan
106 Chapter 105 : Salah paham
107 Chapter 106 : Siaga
108 Chapter 107 : Curhat
109 Chapter 108 : Baikan
110 Chapter 109 : Manja
111 Chapter 110 : Antar pulang
112 Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113 Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114 Chapter 113 : Sinta bertamu
115 Chapter 114 : Tentang Sinta
116 Chapter 115 : Ke kantor
117 Chapter 116 : Si killer Deni
118 Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Chapter 1 : Perjodohan
2
Chapter 2 : Terpaksa
3
Chapter 3 : Seorang Gadis
4
Chapter 4 : Sesak
5
Chapter 5 : H-1
6
Chapter 6 : The Wedding
7
Chapter 7 : malam pernikahan
8
Chapter 8 : Hadiah Nenek
9
Chapter 9 : Debaran
10
Chapter 10 : Sarapan
11
Chapter 11 : Pengangkatan Ceo
12
Chapter 12 : Pindah Rumah part 1
13
Chapter 13 : Pindah Rumah part 2
14
Chapter 14 : Tentang Giska
15
Chapter 15 : Tamu tak diundang
16
Chapter 16 : Kedatangan nenek dan bibi
17
Chapter 17 : Mencari pekerjaan
18
Chapter 18 : Terbongkarnya rahasia giska
19
Chapter 19 : Kekesalan
20
Chapter 20 : Hari pertama kerja
21
Chapter 21 : Salah tingkah
22
Chapter 22 : Sebuket bunga
23
Chapter 23 : Romantis yang tertunda
24
Chapter 24 : Berangkat bersama
25
Chapter 25 : Masih berbelanja
26
Chapter 26 : Renza vs Jefran
27
Chapter 27 : Cemburu
28
Chapter 28 : Sakit part (1)
29
Chapter 29 : Sakit part (2)
30
Bonus
31
Chapter 30 : Sakit part (3)
32
Chapter 31 : Makan malam
33
Chapter 32 : Pengakuan
34
Chapter 33 : Berhenti kerja
35
Chapter 34 : Berkunjung ke kantor
36
Chapter 35 : Toko buku
37
Chapter 36 : Perkenalan ulang
38
Chapter 37 : Kencan? (1)
39
Chapter 38 : Kencan? (2)
40
Chapter 39 : Obrolan bersama Deni
41
Chapter 40 : Membeli kado
42
Chapter 41 : Menyatakan cinta
43
Chapter 42 : Makan malam dan ulang tahun
44
Chapter 43 : Dilema di Hotel
45
Chapter 44 : Menginap dirumah Bi Yati
46
Chapter 45 : First night
47
Chapter 46 : Belanja bersama
48
Chapter 47 : Bucin
49
Chapter 48 : Bucin 2
50
Chapter 49 : Cinta pertama?
51
Chapter 50 : Acara amal
52
Chapter 51 : Ngambek
53
Chapter 52 : Malam panjang
54
Chapter 53 : Motor baru
55
Chapter 54 : Bertemu Sinta
56
Chapter 55 : Galau
57
Chapter 56 : Rumah sakit
58
Chapter 57 : Kunjungan Risa
59
Chapter 58 : Honeymoon 1
60
Chapter 59 : Honeymoon 2
61
Chapter 60 : Honeymoon 3
62
Chapter 61 : Honeymoon 4
63
Chapter 62 : Tentang Deni
64
Chapter 63 : Pulang ke rumah
65
Chapter 64 : Bertengkar dahulu, sayang kemudian
66
Chapter 65 : Kedekatan
67
Chapter 66 : Kelas membuat kue
68
Chapter 67 : Kehamilan
69
Chapter 68 : Perhatian ekstra
70
Chapter 69 : Kebetulan
71
Chapter 70 : Benci bau
72
Chapter 71 : Bertemu lagi
73
Chapter 72 : Kumpul bertiga
74
Chapter 73 : Pameran
75
Chapter 74 : Keguguran
76
Chapter 75 : Jalan-jalan
77
Chapter 76 : Ketahuan?
78
Chapter 77 : Deni pacaran?
79
Chapter 78 : Egois
80
Chapter 79 : Kirim bunga?
81
Chapter 80 : Arinka ke kantor
82
Chapter 81 : Rencana Renza
83
Chapter 82 : Romansa Deni dan Risa
84
Chapter 83 : Mata-mata
85
Chapter 84 : Berbalas pesan
86
Chapter 85 : Sebuah paket
87
Chapter 86 : Sebuah paket 2
88
Chapter 87 : Dugaan tersangka
89
Chapter 88 : Siapa tersangka sebenarnya?
90
Chapter 89 : Mulai terbongkar
91
Chapter 90 : Titik terang
92
Chapter 91 : Pelaku sebenarnya
93
Chapter 92 : Tertangkap
94
Chapter 93 : Shopping
95
Chapter 94 : Tentang Risa
96
Chapter 95 : Video call
97
Chapter 96 : Ungkapan cinta
98
Chapter 97 : Jalan-jalan malam
99
Chapter 98 : Kepergok
100
Chapter 99 : Menginap rumah Risa
101
Chapter 100 : Kerumah Nek Murti
102
Chapter 101 : Bertemu Ema
103
Chapter 102 : Merah marun
104
Chapter 103 : Makan siang bersama
105
Chapter 104 : Periksa kandungan
106
Chapter 105 : Salah paham
107
Chapter 106 : Siaga
108
Chapter 107 : Curhat
109
Chapter 108 : Baikan
110
Chapter 109 : Manja
111
Chapter 110 : Antar pulang
112
Chapter 111 : Anniversary 1 tahun
113
Chapter 112 : Kegiatan pagi hari
114
Chapter 113 : Sinta bertamu
115
Chapter 114 : Tentang Sinta
116
Chapter 115 : Ke kantor
117
Chapter 116 : Si killer Deni
118
Chapter 117 : Akhir cerita bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!