Sepanjang perjalanan April kepikiran tentang apa yang di bilang Edwin tadi pada ibu tirinya,soal rencana Edwin yang akan menikahi dia secepatnya.
Walaupun hanya sekilas mata Edwin melirik ke arah April,Edwin mengerti apa yang sedang di pikirkan April saat ini.
"Kamu tidak mau menikah denganku?" Tanya Edwin yang sontak membuat lamunan April buyar.
"Aku tidak akan memaksamu untuk mau menikah denganku,tapi cobalah pikirkan,jika kamu menikah denganku apa yang kamu cita-cita kan selama ini akan terwujud" Timpal Edwin lagi.
Perkataan Edwin membuat April berfikir."Apakah Edwin akan menikahi ku beneran?"
"Aku akan menikahi mu! Jika kamu mau" Pertanyaan di hati April memperoleh jawaban saat itu juga dari Edwin.
"Memangnya kamu men..." April tidak meneruskan kata-katanya.
"Mencintaimu maksudmu?" Tanya Edwin sambil menengok ke arah April.
"Iya" April menjawab dengan pelan.
"Halah.. ,Jaman sekarang mana ada yang namanya cinta.Yang penting semuanya membuat kita senang ya kita jalani" Edwin sangat enteng mengatakan itu semua,berbeda dengan pemikiran April.Dia pernah bermimpi menikah dengan pangeran yang menunggang kuda putih yang begitu April cintai,begitu pun pangeran itu dia sangat mencintai April juga.
"Pikirkanlah dulu matang-matang,aku butuh jawabanmu secepatnya!" ucap Edwin lagi.
April tidak mengerti kenapa bisa Edwin mengajaknya menikah sungguhan.Padahal di antara keduanya belum saling mengenal satu sama lain.
Sekalipun benar yang di katakan Edwin,kalau April menikah dengannya maka semua yang April cita-citakan akan terwujud.Terutama cita-citanya untuk merubah takdir kemiskinannya.Akan tetapi tetap saja itu membuatnya bimbang.
Sekitar 60 menit,mobil yang di kendarai Edwin berbelok di sebuah hotel bintang lima.
"Ayo keluar calon istriku!" celetuk Edwin.Tidak biasanya malam itu Edwin membukakan pintu mobil untuk April.
April yang sedari tadi memandang ke luar jendela membelalakkan matanya mendengar apa yang di katakan Edwin.Kemudian April celingak-celinguk untuk membuang grogi dan berusaha terlihat tenang."Terima kasih" ucap April seraya keluar dari mobil itu.Edwin dan April berjalan masuk ke hotel.
"Udah kamu gak usah banyak pikiran malam ini,tidurlah yang nyenyak!" Edwin telah mengantarkan April ke kamarnya.Dia pun tidak ingin mengganggu April lama-lama.Edwin membiarkan April tidur di kamar hotel itu sendirian.Sedangkan dia tidur di kamar lain.
"Besok aku akan mengajakmu ke kantor" kata Edwin kemudian dia berlalu dari kamar itu.
April menganggukkan kepalanya seraya mengikuti Edwin untuk menutup pintu kamarnya.
Punggung April menyender di pintu.Malam ini adalah malam yang membingungkan bagi April.
April berpikir apakah dia lebih baik menikah dengan Edwin tanpa cinta atau nanti saja menikahnya siapa tau ada laki-laki yang datang yang April cintai?
April belum bisa memutuskan yang akan dia pilih malam itu.
***
"Selamat pagi pak !" Sapa para pegawai yang berpapasan dengan Edwin dan April.
"Pagi" Jawab Edwin singkat dan datar.Sedangkan April mengulas senyum pada mereka.
Ternyata Edwin adalah seorang CEO di perusahaan Jaya Diva.Perusahaan itu adalah sala satu perusahaan nomer satu yang paling sukses diantara perusahaan-perusahaan lainnya.Dia mewarisi perusahaan itu dari almarhum ayahnya yang belum lama ini telah meninggal dunia.
Pantas saja kalau perusahaan itu di incar juga oleh adik dan ibu tirinya.Segala macam cara di lakukan oleh ibu dan adik tirinya itu.Bahkan status Edwin yang masih lajang pun di ajukan pada pengacara agar dapat menjadi alasan di berikannya perusahaan milik almarhum pada adik tiri Edwin yang sudah menikah dan mempunyai satu orang anak.
Pengacara pribadi Tuan Jaya Diva tidak mengabulkan permohonan ibu tiri Edwin,karena Edwin lah satu-satu nya anak kandung dari Tuan Jaya Diva,walaupun dengan kenyataan kalau Edwin belum mempunyai pasangan.
Usia Edwin kini memang sudah pantas jika mempunyai istri.Namun Edwin sudah merasa cukup dengan adanya wanita-wanita penghibur yang selalu bisa memuaskan dirinya,dengan segepok uang yang Edwin hadiahkan untuk mereka.Jadi Edwin berpikir untuk apa dia harus repot-repot menikah?Pernikahan hanya akan mengekang dia dari kebiasaan yang sering dia lakukan.Edwin berpikir seorang istri saja tidak akan cukup untuk bisa memuaskan lahir batinnya tiap malam.
Pengacara almarhum pak Jaya Diva itu kemudian menyuruh Edwin agar segera menikah agar bu Sukma tidak terus merongrong perusahaan itu.Makanya Edwin setelah bertemu dengan April timbullah rencana di otaknya.Edwin akan memanfaatkan April untuk membungkam mulut bu Sukma.
Setelah kepergian Edwin dan April semua yang ada di kantor riuh membicarakan mereka.
Semua penasaran dengan sosok wanita yang begitu menawan yang di gandeng oleh Edwin.
"Wah siapa wanita beruntung yang di gandeng bos kita ya?" Kata salah satu pegawai sambil berdiri melepaskan dulu tangannya dari laptop yang ada di depannya.
"Gak tau,wanita itu cantik sekali.Dia juga terlihat sopan" jawab pegawai satu nya lagi."Kayanya mereka akan segera menikah deh"
"Iya bisa jadi" Kata semuanya.
Selama menuju ruangannya Edwin tidak melepaskan gandengan tangannya.
April terlihat terkesima, karena dia baru pertama kalinya masuk ke dalam kantor semegah ini.
Sampai ke ruangan tempat Edwin bekerja, Edwin menyuruh April untuk duduk di kursi tamu dan menunggunya." Duduklah! Tunggu di sini sebentar!"
April pun tidak menolak dia menuruti apa yang di perintahkan Edwin.
Edwin menuju kursi kebesarannya meninggalkan April.Kemudian dia menelpon seseorang.
"Datang sekarang ke ruanganku!"
"Siap bos,aku segera menuju ke sana"Temannya pun kini masuk ke dalam ruangan itu.Dia sudah biasa nyelonong masuk ke ruangan bos sekaligus temannya itu.
"Lo dapet bidadari dari mana?" Kata Bagus sambil duduk di kursi depan Edwin.Bagus terlihat terkesima dengan sesosok wanita cantik yang sedang duduk di kursi.
"Lo..lo..,gini-gini gue ini bos kamu!" Kata Edwin bercanda.
"Iya bos gendeng,ha ha ha" Jawab bagus sambil tertawa ngakak.
Baik dalam keseharian ataupun di kantor mereka tidak seperti atasan dan bawahan jika sedang berdua.Mereka kadang akur,kadang berantem,apalagi kalau sudah bercanda.Jailnya itu gak ketulungan.
"Cantik kan?" Tanya Edwin sambil mengernyit kan kedua alisnya.
"Itu sih bukan cantik lagi,tapi cantik banget bro!!" Jawab Bagus sambil melirik ke arah April.
"Lo temuin di mana itu cewek? Tanya Bagus penasaran.
"Ada deh" Edwin tidak mengatakan yang sebenarnya pada temannya itu.
"Lo cari informasi siapa saja antek-antek ibu tiri gue di kantor ini.Nanti gue pecat mereka semua!!" Edwin mengalihkan pembicaraan dan memerintahkan temannya itu untuk menyelidikinya secepat mungkin.
"Baik bos,ya sudah gue lanjutin dulu pekerjaan gue" Bagus berdiri dan keluar dari ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments