Act 2: Pertemuan dan Teror

Ketika keempat prajurit itu kembali ke kerajaan mereka melapor apa yang telah terjadi pada Thor, Raja Gordon turut bersimpati dan memutuskan untuk menarik semua pasukan yang berada di perbatasan wilayah barat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Raja Gordon mulai menyadari ancaman iblis yang semakin menguat, oleh karena itu dia berencana untuk membentuk aliansi antar kerajaan agar bisa membangun kekuatan untuk melawan para iblis. Namun hal tersebut bukanlah hal yang mudah karena tiap-tiap kerajaan mempunyai ego masing-masing dalam menjalankan kekuasaanya.

-------------------------------

Disisi lain Danny tidak sadarkan diri karena shock dengan apa yang telah terjadi dengan dirinya. Setelah ia sadar ia melihat langit-langit yang tidak ia kenal.

"Uuh..."

"..."

"Aku... dimana?"

Mengamati sekelilingnya, ia berada disebuah rumah kayu reyot. Tiba-tiba seorang gadis datang mendatanginya.

"Eh?.. siapa kamu?" Danny terkejut dengan adanya gadis asing, dan lagi ia memerhatikan sekelilingnya, ternyata ia berada di atas ranjang kamar di rumah ini.

"Tuan.. bisa mengenali bahasa saya?"

"Memangnya kenapa?.. kamu bicara jelas kok."

Terlihat seorang gadis berwajah cantik dengan mata biru bersinar dan rambut hitam yang terurai panjang, berpakaian rapih dan mengenakan rok panjang namun setelah diperhatikan lebih lanjut ia memiliki telinga yang agak panjang.

"Apa kamu seorang elf?" Danny menerka, ia tertarik menanyakan hal itu oleh sebab ia pernah membaca buku tentang para ras, salah satunya adalah ras elf dengan telinga yang agak panjang.

"Ya, dan juga bisa disebut setengah elf juga." jawabnya.

""Mustahil, ras lain selain manusia seharusnya sudah punah ribuan tahun lalu!"

"Tidak Tuan, ras elf berhasil kabur dari serangan iblis."

"Memang serangan tersebut melenyapkan hampir seluruh elf, namun ada sebagian yang berhasil selamat seperti saya." Lanjutnya

"Berarti tidak hanya kamu elf yang tersisa."

"Ya Tuan."

"Apakah ada seseorang yang lain disini selain kamu?"

"Tidak ada Tuan, saya sudah tinggal di sekitar hutan timur ini selama bertahun-tahun, lalu saya menemukan tuan pingsan disebelah lubang besar."

"Dan kamu membawaku kesini?"

"Iya Tuan."

"Ba..Bagaimana dengan yang lain?!"

"Tidak ada seorangpun yang saya temui selain Tuan di daerah itu."

"A ... Apa?!"

"Apakah tidak ada penduduk desa disekitaran sana?!" ucap Danny sembari mengguncang-guncangkan gadis tersebut

"Maafkan saya Tuan."

"Si ... sial!!!"

Danny merasa terpukul atas kejadian yang menimpanya dan merasa belum percaya atas hal tersebut.

"Kalau saya boleh tahu, bagaimana tuan bisa selamat dari sana?"

Danny mulai menceritakan hal apa yang ia ingat sebelum dirinya sampai di sini.

"A ... aku tidak tahu, setelah terkena serangan penyihir semuanya begitu gelap."

"Tapi aku bisa mendengar suara-suara dalam kepalaku, terjatuh di lubang besar yang amat dalam."

"Dan ketika aku sadar, aku melompat seperti biasa namun tak disangka aku berhasil sampai dipuncak tanah."

"Hmmm, Tuan ada hal yang ingin saya katakan."

"A ... apa itu?"

"Kemungkinan besar Tuan telah mendapatkan kemampuan khusus ketika tuan sadar dari peristiwa yang menimpa tuan."

"Apa maksudmu?" Danny kurang mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Gadis ini.

"Sebenarnya bahasa yang digunakan elf dan manusia sangat berbeda, seharusnya tuan juga tidak bisa mengobrol dengan saya." ujar perempuan itu sembari memasang ekspresi seolah tengah memikirkan sesuatu.

"A ... aku mendapatkan kemampuan?"

"Ya Tuan ...."

"Boleh saya tahu nama Tuan siapa?"

"Saya Danny."

"Saya Cecilia Tuan." Gadis ini memperkenalkan dirinya.

"Salam kenal Tuan Danny ...." lanjutnya

"Sa ... salam kenal juga."

"Boleh aku memanggilmu Cecilia?"

"Boleh Tuan."

"Dan satu lagi, jangan panggil aku tuan, panggil saja Danny."

"Baiklah ...Tuan Da ... Danny."

Danny sedikit tersenyum karena melihat Cecilia tetap saja menggunakan kata 'tuan'.

"Apa kamu tahu dimana rasmu yang lain berada?"

"Saya tidak tahu."

"Bagaimana kalau kita pergi mencari saudara-saudaramu."

Terlihat matanya berbinar-binar ketika ditawari hal tersebut.

"Tapi lukamu masih belum pulih." Ia mengkhwatirkan Danny yang baru saja ia selamatkan itu.

"Tak apa."

"Satu lagi, terima kasih banyak atas pertolonganmu."

"Sama-sama Tuan Danny." ujarnya sembari tersenyum manis

-------------------

Raja iblis yang selanjutnya dipanggil Raja Archifer, berperawakan tinggi besar bermata merah darah yang menyala, tubuhnya berwarana coklat kemerahan dengan corak yang terukir ditubuhnya, ia telah menyusun rencana yang matang selama ratusan tahun. Memperkirakan segala situasi dan mulai menjalankan rencananya untuk menguasai dunia.

Mendengar bahwa ia telah menguasai wilayah gurun bagian barat ia semakin optimis dengan penaklukannya. Selain ia memiliki empat komandan besar, ia juga memiliki ratusan ribu pasukan iblis yang siap dikerahkan kapan saja.

Markas iblis yang berada di utara dari masing-masing kerajaan yang ada, tidak terjamah oleh kehidupan lain selain dari ras mereka. Bahkan sebagian dari mereka hidup normal di desa serta di kota tanpa tahu apa-apa tentang rencana kaumnya tersebut. Wilayah mereka terdiri dari lautan, kota, gurun, padang rumput, gunung, semuanya mereka manfaatkan untuk menjamin kelangsungan hidup mereka.

Masyarakat kaum iblis berpenampilan beragam, ada yang bertanduk merah besar dan bertubuh besar serta kukunya panjang, ada pula yang tidak memiliki tanduk namun tubuh mereka berwarna merah, seringkali ras iblis melahirkan bayi yang sama sekali tidak mirip dengan rasnya baik warna kulit ataupun ciri khasnya, menurut tradisi yang ditetapkan di sana bayi tersebut harus dibunuh karena dianggap akan menjadi malapetaka bagi kaum iblis bila dibiarkan hidup.

Kaum iblis mengenal pemimpin mereka sebagai seorang yang baik yang mengayomi dan melayani masyarakatnya sehingga Raja Archifer memiliki reputasi baik yang kuat sebagai seorang raja. Prajurit iblis pun senantiasa memberi bantuan pada rakyatnya yang membutuhkan sehingga kehidupan disana tenang dan damai.

------------------------------------

Ditempat lain yaitu daerah selatan hutan, Victoria salah satu dari empat komandan besar raja iblis menggunakan kemampuan pembencinya sehingga seluruh wilayah hutan terkena efeknya, binatang-binatang mulai liar tak terkendali, bahkan benda mati seperti pohon pun ikut menjadi liar bak orang berlarian tanpa arah dan tujuan.

Targetnya adalah sebuah desa kecil di wilayah selatan yang bernama Thimir, Desa yang terletak jauh dari pusat kerajaan dan hanya ada satu-satunya desa di wilayah hutan tersebut konon desa tersebut menyimpan kekuatan magis yang besar.

Penduduk desa yang tak tahu apa-apa menjadi korban bisu atas penyerangan tersebut, ada yang terinjak pohon besar sampai ke diterkam dan dimakan binatang buas, semua kekejian ini tak dapat dihentikan siapapun, orang tua sampai anak-anak tak terkecuali.

Ketika Victoria sampai disana ia menggunakan sihir pencarian, butuh waktu beberapa saat sampai ia menemukan kristal biru yang berkilau terkubur ditengah desa, kristal biru tersebut menyimpan kekuatan sihir penetral yang amat besar, ia pun menyimpannya jika suatu saat dibutuhkan bisa ia digunakan.

Kini di Desa Thimir hanya ada sejumlah mayat besar yang tergeletak, berhari-hari lamanya sampai akhirnya prajurit wilayah selatan mengetahui kejadian tersebut, Raja Fernando yang mengetahui kejadian tersebut segera memerintahkan untuk menguburkan mereka dengan layak dan demi menjaga kententraman rakyat ia melarang siapapun untuk mengetahui kejadian ini agar tidak terjadi kekacauan yang panjang. Bukan tanpa sebab, Raja Fernando memiliki rencana lain untuk menangani masalah ini.

Rakyat yang tinggal di pusat kota tidak menyadari apa-apa, namun kejanggalan mulai terlihat ketika tiba-tiba berita pembantaian itu mulai tersebar didesa, terjadilah kekacauan yang besar di wilayah kerajaan selatan kekuatan pembenci Victoria lah yang telah memberikan informasi tersebut ke benak setiap rakyat. Teror yang disebarkan menjadi momok yang menakutkan bagi siapapun yang mendengarnya.