[Annatasia Sherlyna Veronica.]
"Tante suka bikin kue ya?" tanya gue basa basi.
Tante Siska-nama mamanya Michael- menghentikan kegiatannya mengaduk tepung dan menatap gue lalu tersenyum.
"Sebenarnya dulu nggak, tapi karena Michael itu suka kue kacang, tante jadi sering buat kue ini." ucap beliau sambil tertawa.
Gue ikut tersenyum. Gue pikir tadi beliau mau mengajak gue kemana, ternyata tante Siska tadi cuma ngajak gue belanja bahan bahan untuk membuat kue.
"Tolong kamu tuangkan kacang itu kedalam adonan tante." pinta tante Siska.
Gue mengangguk patuh. "Semua tante?" tanya gue.
"Iya semua, sekalian tolong kamu pecahin 5 telur dan masukin juga kesini, ahh sekalian itu minyak gorengnya di masukin sini juga." ucap Tante Siska dan gue pun melakukan apa yang beliau suruh.
"Duh maaf ya tante jadi ngerepotin kamu, padahal kita baru kenal tapi kamu udah tante buat repot kayak gini... Eh tapi nggak apa-apa lah ya kan sekalian buat kamu belajar nanti kalau jadi istri nya Michael kan jadi bisa buat kue yang Michael suka." ucap tante Siska panjang lebar.
Ini orang napasnya kuat banget ya, ngomong tanpa jeda gitu?
Dan gue cuma bisa pasang senyum buat bales ucapan tante Siska karena jujur pake banget gue nggak tau harus bilang apa. Gue ngerasa bersalah banget deh jadinya udah boongin tante Siska yang baik banget gini. Gue kan cuma pacar boongannya Michael, gimana nanti reaksi tante Siksa kalau tau gue ini bukan pacar beberannya Michael?
"Sherlyna kenapa kamu bengong?"
Gue mengerjapkan mata beberapa kali waktu tante Siska melambaikan tangan kearah gue. "Ma-maaf tante." ucap gue gugup.
"Ahh nggak apa-apa kok, sini kamu bantuin tante bentuk kue... Ini kamu pake sarung tangan dulu." ucap tante Siska.
"Jangan kaku begitu, Sherlyna. Anggap aja aku ini Mama kamu." Lanjut tante Siska.
Bunda...
Mendenger tante Siska ngomong gitu kok gue jadi kangen sama bunda ya... Hah... Diam diam gue menghela nafas panjang lalu memakai sarung tangan yang diberi tante Siska. serelah itu gue duduk di dekat tante Siska, ia beliau emang membuatnya di lantai dengan alasan tikar plastik.
Gue memperhatikan tante Siska yang serius banget bentuk kue kacang ini jadi kecil kecil, berbentuk hati. Dan gue pun mulai mengikuti tante Siska yang mengajari gue membentuk kue ini dengan baik.
tante Siska pun memasukan kue kacang yang telah berbentuk hati ke dalam oven, sembari menunggu kue kacang itu matang, kami kembali membentuk bahan kue kacang.
Ternyata nggak sulit, hanya butuh kesabaran yang ekstra untuk membentuk kue ini sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Setelah entah berapa jam akhirnya semua kue kacang buatan kami telah jadi dan tinggal menyusun di toples saja.
"Tante kok buatnya banyak banget? Emang mau ada acara keluarga ya?" tanya gue basa basi sambil menyusun kue ke dalam toples.
"Acara keluarga? Ahh nggak juga... Ini juga palingan juga satu minggu udah abis di makan Michael sama Papanya, mereka itu doyan banget sama kue kayak gini." ucap Tante Siska di akhiri dengan kekehan kecil.
Eh buset deh ya kali kue sebanyak ini bisa habis dalam waktu satu minggu.
Benar benar amazing deh, bayangin aja seberapa banyak kue kacang yang tante Siska buat dengan bahan dua kilo tepung segitiga biru dan satu kilo kacang? Buanyak banget pokoknya.
"Kenapa? Kamu kaget ya?" tanya tante Siska.
"Oh iya kamu kenal Michael sudah berapa lama?" tanya tante Siska lagi.
"baru aja tadi kenal sama anak tante."
Nggak kok, gue nggak bilang gitu. Itu cuma berani gue ucapin dalem hati doang.
"Baru sekitar enam bulan tante." ucap gue dengan senyum, semoga tante Siska ngak curiga kalau gue boong.
"Oh iya."
"I-iya tante."
"Udah lumayan lama juga ya, ahh kenapa baru hari ini Michael ngenalin kamu ke tante sih." ucap tante Siska dengan wajah kesal.
"Mungkin karena kami juga harus saling mengenal dulu tante." ucap gue asal.
"Omong-omong kamu punya beberapa saudara?" tante Siska kembali bertanya dengan nada yang sudah ceria lagi.
Duh lama lama kok kayak bunglon ya, sebentar kesal, sebentar ceria lagi.
"Punya dua adik laki-laki tante." balas gue.
"Wah jadi kamu anak pertama dong ya? Kayak Michael juga anak pertama dan terakhir juga sih hihi." ucap tante Siska lalu terkikik geli.
Tante Siska ini adalah tipe orang yang mudah tertawa dan humoris, juga sepertinya sangat penyayang. Jika saja Bunda bisa seperti tante Siska?
Duh gue nggak boleh bicara kayak gitu, gue nggak boleh bandingin tante Siska sama Bunda. Karena mereka adalah dua orang yang berbeda.
"Mama!"
"Di sini."
Gue mengeryitkan dahi saat mendengar seseorang pria berteriak dan tante Siska pun balas berteriak. Nggak lama muncullah Michael dengan wajah kusut, seperti baju belum di setrika.
"Mama kemana aja sih? Tadi Michael nyariin Mama tau." ucapnya kesal.
"Nyariin Mama atau nyariin yang Mama bawa." goda Tante Siska.
Michael nggak membalas ucapan tante Siska dan langsung berjalan kearah kami. "Mama lagi buat apa?"
"Bukan Mama yang buat loh, tapi calon istri kamu." ucap tante Siska.
"Dih emang cewek model kayak dia bisa buat kue Ma." ucap Michael melirikku sinis.
Gue mendelik kesal, kalau nggak ada tante Siska udah gue cabein tuh mulutnya! Pedes banget ngomongnya, kek habis makan sambalado.
"Kamu jangan bicara kayak gitu, bilang aja kalau kamu mau bilang 'Sherlyna itu adalah calon istri idaman kamu' tapi kamu nya aja gensi." ucap Tante Siska sambil tersenyum.
"Dih calon istri idaman, ogah banget Ma." ucap Michael kesal.
Gue mendelik, siapa juga yang mau jadi istri dia!
Kalau bukan karena gue butuh uang untuk ke dua adik gue, nggak bakalan gue juga mau jadi pacar walau cuma boongannya dia.
"Dih mulutnya mah bilang ogah, tapi dalem hati mah aslinya bilang 'iya banget ma'."
Asli kok gue nggak ngerti ya sama gue manusia ini, anak dan mama tapi saling bicara sinis?
"Cobain deh, enak banget loh."
"Nggak ahh, Michael mau mandi aja... Nggak doyan Michael sama kue buatan dia." ucapnya lalu beranjak pergi.
Tante Siska menatap gue dengan senyum manisnya. "Kamu harus sabar ya kalau pacaran sama Michael, dia mah orangnya emang gitu kok. Bilangnya enggak tapi hatinya bilang iya.... Lagi pula tante udah setuju sama hubungan kalian ini."
Lagi lagi gue cuma bisa tersenyum untuk membalas ucapan tante Siska.
"Tante ini sudah sore jadi Sherlyna pamit pulang dulu ya, kan kue nya juga udah selesai." ucap gue.
"Oh iya ini udah sore ya... Nggak sekalian makan malem di sini aja?"
"Nggak ahh tante, lain kali aja ya."
"Oh oke... Ini buat adik adik kamu nanti dirumah." tante Siska menyodorkan satu toples yang berukuran besar kearah gue.
"Duh tante itu kebanyakan deh."
"Nggak apa-apa kok, ini kan juga masih banyak. Nggak boleh di tolak ya.... Kamu tunggu di ruang tamu dulu ya, tante panggilin Michael buat nganter kamu pulang."
"Nggak perlu tante, Sherlyna bisa pulang sendiri kok."
"Naik apa? Tadi kan kamu sama tante?"
Baru saja gue mau membuka suara, tante Siska susah duluan berbicara lagi.
"Pokoknya kamu harus di antar pulang sama Michael."
Author pov.
"Nyusahin banget sih lo jadi orang."
"Gue nggak minta lo buat nganterin gue ya."
Michael mendengus kesal lalu mulai menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran rumahnya.
"Gue jadiin lo pacar bohongan gue bukan malah buat gue jadi supir lo." ucap Michael.
Sherlyna mendelik... "Lagian buat apa sih lo jadiin gue pacar boongan lo, tapi sikap lo ke gue juga sinis gitu di depan nyokap lo."
"Biar nyokap gue nggak bawel mau jodohin gue sama cewek pilihannya." ucap Michael santai.
"Heh di jodohin? Kayak nggak laku aja lo, padahal mah tiap hari gonta ganti cewek, kek ganti kolor." cibir Sherlyna.
"Mama gue nggak tau soal itu dan dia ngiranya gue ini homo karena nggak pernah pacaran." ucap Michael malas.
"Lah kenapa lo nggak pacaran aja sama salah satu cewek temen tidur lo itu?" tanya Sherlyna.
"Mama gue nggak bakalan percaya kalau gue kenalin mereka." ucap Michael.
"Aneh juga sih kalau tante Siska bisa nyangka lo itu homo karena nggak pernah bawa pacar ke rumah, kan aslinya lo itu bajingan." celetuk Sherlyna.
"Diem lo! Gue udah transfer sejumlah uang ke rekening lo." ucap Michael.
"Thanks, dan sampai kapan gue jadi pacar boongan lo?" tanya Sherlyna.
"Kapan pun gue mau." balas Michael santai.
"Gila lo!"
"Bodo!
"Gue nggak mau!"
"Yaudah lo harus balikin uang yang gue transfer dan juga lo harus bayar semua hutang lo ke perusahaan gue." Ucap Michael.
Sherlyna mendengus, ia tidak mungkin melakukan itu semua. Dia memilih memalingkan wajahnya dan menatap jalanan dari kaca sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
butirandebu
duh, apa semua laki2 kaya gini sih, bener2 ngga bsa baca lagi hiks
2020-10-17
1
Lucky ramdhian sopandi
masa sama bos ngomongnya lu gue sih...kurang sopan deh autor
2020-07-17
0