Fionier kembali , daisy langsung berdiri untuk menghampirinya, dia kawathir melihat Fionier memakai jubah, mungkin terjadi sesuatu
"nona anda dari mana saja?".
" aku habis mencari udara segar".
"lalu kenapa anda memakai jubah, jubah siapa ini nona?".
Gadis itu tampak kawathir sekali, fionier menatap gadis itu, baru pertama kali dia dikawathirkan seperti ini, selama ini hidup didalam menara tidak pernah ada yang mengawatirkan nya
" Rambut ku berubah warna putih mungkin karena memakai kekuatan Aegis, kebetulan ada sebuah jubah yang tergeletak jadi aku mengambilnya".
Wajah daisy sekarang malah tampak marah, dia menaru kedua tangan di pinggang nya
"nona anda mengambilnya?, bagaimana jika yang punya sedang mencari jubahnya". sekarang gadis itu malah mengomel
Fionier mengalihkan pandangannya dari daisy yang menatapnya marah, sejujurnya pria yang punya jubah ini sudah tahu, namun memang Fionier tidak ijin karena dia langsung kabur
"baiklah aku salah, tapi mau gimana lagi".
"sudahlah Daisy, nona Fionier melakukan itu karena hal mendesak, malah bisa jadi gawat jika ada orang yang melihat rambut nona Fionier".
Chrysant menjadi penolong Fionier, Daisy pun menghela nafasnnya, yang dikatakan kakaknya ada benar juga, meski bertentangan tapi dia bisa memaklumi
"jadi sekarang kita harus gimana?" tanya Fionier ke Chrysant
"rumah kalian sudah habis terbakar saat ini"
Chrysant dan Daisy tertunduk kebawah, Zimla masih tertidur dipangkuan Chrysant
"karena toko sudah selesai, kita akan menunda pembukaannya terlebih dahulu, mulai sekarang kita bisa tinggal disana" ucap Chrysant dengan pelan
"benar hanya itu satunya jalan, lagipula kita membangun itu memang untuk bisa ditinggali bagian atasnya" ucap Fionier
mungkin berat bagi mereka meninggalkan rumah yang sudah menjadi kenangan banyak hal yang terjadi disana, meski begitu mereka tetap harus melanjutkan kehidupan mereka kedepannya
" untuk sementara kita istirahat disini, sambil menunggu pagi, sebelum itu kita akan kembali dulu kerumah kalian untuk melihat jika ada barang yang masih bisa diselamatkan".
mereka berdua mengangguk, Daisy tidur disebelah paha kakaknya yang masih kosong karena disebelah satunya lagi ada Zimla
sedangkan Fionier duduk dengan memeluk kakinya, dia masih terpikirkan oleh kejadian tadi
keluarga Kaisar sudah melihatnya pasti, tapi masih ada kemungkinan dia juga tidak melihat, tapi dia pasti tahu karena kuda nya sudah sembuh dan itu hanya bisa disembuhkan seorang Aegis
Fionier berharap semoga pria itu tidak melihat wajahnya
"Chaspia besok bantu aku, kamu bisa melihat siapa yang melakukan itu pada rumah mereka".
Chaspia mengangguk, dia sudah kembali normal meski sikapnya sedikit tenang biasanya dia akan terbang-terbang dan duduk di atas kepala Fionier, dia juga suka mencubit dan mengganggu Zimla
matahari mulai terlihat, Chrysant membangunkan adik-adiknya untuk bersiap, mereka berjalan kerumah mereka
api sudah padam ,meski masih banyak asap yang keluar, rumah itu sudah benar-benar habis terbakar, tidak ada yang bisa mereka selamatkan
Daisy terduduk ditanah, dia menangis dan menutup mulutnya, dia tidak menyangka, jika bukan karena Fionier mereka mungkin sudah habis ikut terbakar
Chrysant dan Zimla hanya bisa memeluk daisy, mereka juga menjadi sedih, melihat anak-anak itu hati Fionier sangat sakit sekali, Chaspia juga ikut menangis, suasana disana sangat terharu
"Chaspia masuklah ketubuhku" ucap fionier yang membuat Chaspia langsung mengerti dan dia segera melakukan apa yang diperintahkan
setelah Chaspia masuk, Fionier hanya bisa berbicara dari dalam dirinya yang terkurung disebuah ruangan putih
"bisa kah kamu melihat siapa yang melakukannya".
Chaspia yang sudah didalam tubuh Fionier melakukan tugasnya, dia memakai kekutan Arrival nya untuk melihat apa yang terjadi sebelumnya
gambaran itu mulai muncul, 2 orang pria menaburkan sebuah bubuk dipinggir rumah mereka kemungkinan ini adalah racun,lalu menuangkan minyak tanah dan kemudian melemparkan api
bisa disimpulkan karena bubuk yang tercampur dengan api, menyebar melalui asap dan dihirup oleh mereka bertiga sehingga mereka bertiga tidak dapat bangun
Chaspia dan Fionier sangat kesal, bisa-bisanya orang jahat itu melakukan hal seperti ini dengan kejam
chaspia melihat lagi gambaran kedua pria itu, meski memakai penutup wajah, tapi salah satu dari mereka terkena semburan api yang membuat sepatunya ikut terbakar sedikit namun langsung dimatikan oleh teman satunya
ini bisa menjadi petunjuk untuk Fionier mencari orang itu dan mengetahui siapa yang telah melakukan dan menyuruh hal seperti ini
meskipun Fionier sudah memikirkan satu orang yang bisa dipastikan kemungkinan dialah orang yang menyuruh melakukan ini
dan untuk pelaku pembakaran bisa jadi orang yang masih berada di daerah ini
Chaspia keluar dari tubuh Fionier, mungkin dia merasa tidak kuat melihat kejadian itu , diapun ijin untuk pergi berjalan-jalan dan akan kembali ke toko pusat kota mereka
"mari kita ke pergi, kita akan menyewa kereta kuda untuk kepusat kota".
mereka bertiga berdiri, meski masih sedih , mereka mencoba menerima, kenangan dengan ibunya sudah tidak ada lagi, kini tinggal mereka bertiga yang tersisa
seperti biasa dipasar tampak ramai sekali, mungkin tidak ada yang mengetahui apa yang sudah terjadi dengan keluarga mereka, karena kebetulan tempat tinggal mereka sangat jauh dari rumah warga
orang-orang dipasar menyambut Zimla dengan sangat senang karena dia anak yang sangat lucu, sedangkan Daisy berusaha tersenyum agar tidak diketahui oleh orang-orang disana mereka telah mengalami hal yang menyedihkan
Fionier ikut dengan Chrysant mencari kereta kuda yang akan pergi kepusat kota, diperjalan Chrysant bertemu dengan teman yang bekerja juga dengannya di toko
mereke berbincang sambil menunggu Chrysant, Fionier melihat-lihat kereta kuda yang bisa mereka sewa, harganya sangat mahal-mahal, namun untuk saja Fionier menyimpan uang tabungannya dari hasil bekerjanya sedikit-sedikit jadi mereka bisa menyewa yang lumayan nyaman
setelah selesai memesan, Fionier kembali ke tempat Chrysant untuk memberitahu bahwa dia sudah memesan kereta kuda dan akan pergi memanggil Daisy dan Zimla untuk segera pergi
"Chrysant". panggil fionier
" ya, nona". Chrysant langsung menghentikan pembicaraannya dan berlari menghampiri Fionier
" aku akan pergi memanggil adik-adikmu, keretanya sudah dipesan". ucap Fionier
Chrysant mengangguk dan tersenyum, Fionier menoleh ke arah temannya, tampak pria itu juga langsung mengangguk dan tersenyum ke Fionier
" nona kenalkan ini teman kerja saya, namanya mimosa".
" senang berkenalan dengan anda nona, saya Mimosa". pria muda itu langsung bersikap ramah, dia membungkukkan badannya
Fionier memperhatikan pria muda itu , sampai mata Fionier tertuju ke sepatu pria itu, ada sebuah bekas bakar dari sepatunya, mata Fionier melotot, pupilnya bergetar, dia ingat apa gambaran yang diperlihatkan oleh Chaspia tadi
"nona, anda baik-baik saja" tanya Chrysant
Fionier harus tenang, hanya dia yang tahu hal ini, ditambah pria ini ternyata juga teman Chrysant
Fionier berusaha tersenyum ke pria muda itu, dan pergi untuk memanggil daisy dan Zimla yang masih mengobrol dengan para pedagang
" Daisy, Zimla ayo kita pergi".
Mereka berdua berpelukan dengan para pedagang itu untuk mengucapkan selamat tinggal karena kemungkinan mereka akan jarang ke situ lagi
Daisy dan Zimla disuruh naik kekereta terlebih dahulu, dan Fionier menghampiri Chrysant yang masib berpamitan kepada teman-teman nya
" Chrysant, Daisy da Zimla sudah naik, kita pergi". ajak Fionier
Chrysant langsung terburu-buru , Fionier sedikit berbicara dengan pemuda yang sepatu nya ada bekas bakar
" Sepatumu...ah tidak itu, apakah itu terbakar??". Tanya Fionier
Pemuda itu langsung tersenyum ramah , sangat memuakkan melihat senyum dari orang yang bersalah namun masih bisa berkeliaran dan tersenyum kepada korbannya
" Benar nona, namun ini sudah saya perbaiki".
" Benarkah??, seperti nya bekasnya sangat besar".
" Dengan keahlian ibu saya, sepatu ini bisa diperbaiki dan bisa saya pakai nona".
Lagi-lagi dia terus tersenyum, Fionier mencoba menahan dirinya agar tidak kelepasan, bagaimana pun dia tidak bisa langsung menangkap pemuda itu
" Berhenti tersenyum dan malu lah". Ucap Fionier, setelah itu dia meninggal kan pemuda yang termenung karena perkataan dari Fionier
Fionier kembali ke kereta kuda, saat ini mereka harus fokus dulu untuk tujuan yang ingin mereka lakukan
Setelah Chrysant naik, kereta kuda pun berjalan menuju pusat kota
Perjalanan mereka lumayan panjang, sampai akhir mereka tiba di pusat kota
Zimla kecil langsung berlarian dan kesenangan, dia tidak sabar untuk bertemu teman-teman yang ada disana
Namun karena harus pergi ke toko dulu jadi Zimla harus ikut kesana, wajah anak kecil itu langsung lesuh seketika, dia tidak bersemangat
" Ayolah Zimla, kamu bisa pergi bermain setelah kita selesai beres-beres". Ucap Chrysant menghibur adik kecilnya
Wajah Zimla tampak muram, berjalan deluan dari mereka bertiga, anak kecil itu sungguh menggemaskan saat merajuk seperti ini
Mereka tiba di toko, semua tampak takjub melihat toko mereka yang sudah selesai dibangun dengan sangat bagus, ini benar-benar seperti toko-toko mahal
Crhysant sangat pandai menata bentuk toko ini, mereka semua tersenyum melihat hasil kerja Chrysant yang begitu bagus
Mereka masuk ke dalam toko, dan lagi-lagi mereka takjub karena didalam toko tidak kalah bagus dari depan toko, meja-meja dan kursi dibentuk dengan unik, warna cat tembok nya juga sangat indah
Bewarna biru langit dengan campuran abu-abu membuat toko itu benar-benar terlihat sederhana namun mewah
" Kak ini semua kamu yang buat?". Tanya Daisy.
Chrysant mengangguk dengan percaya diri, wajah langsung terlihat berbinar-binar dan memerah
Daisy langsung pergi mengecek seluruh toko, mulai dari dapur hingga ruang istirahat mereka dilantai 2, tidak berhenti-henti dia melontarkan pujian kepada Chrysant
" Kamu mengerjakan ini dengan sangat baik". Puji Fionier
" Tidak nona, semua juga karena bantuan teman-teman saya".
" Teman-teman??".
" Benar nona, mereka yang tadi bersama saya?".
Fionier langsung teringat pemuda yang memiliki bekas terbakar di sepatu nya, mengingat itu Fionier menjadi merasa mual dan kesal, ternyata pemuda itu ikut dalam membangun toko ini
Bagaimana jika Chrysant tahu bahwa temannya itu lah yang sudah hampir membunuh mereka semua, pasti Chrysant tidak akan diam, dan dia akan kecewa namun Fionier tidak bisa mengatakan nya
Melihat dia yang sangat senang bercerita tentang teman-teman nya, pasti dia benar-benar bahagia
Ditambah Daisy yang wajahnya langsung memerah saat disebutkan nama pemuda tadi, kemungkinan Daisy menyukai pemuda itu
Kini Fionier harus menyembunyikan nya , agar hubungan mereka baik-baik, tapi tidak begitu saja, Fionier akan menemui pemuda itu nanti untuk menanyakan hal yang sesungguhnya
Seperti disambar petir disiang hari, takdir sedikit bercanda, tiba-tiba saja di siang hari ini, pemuda yang ingin dihindari terlebih dahulu oleh dirinya, tiba-tiba datang bersama pemuda lainnya
Mereka datang dari pasar untuk membeli barang di pusat kota dan mampir sebentar ditoko milik mereka
Fionier merasa kesal sekali, kenapa harus secepat ini dia bertemu dengan pemuda itu, padahal mereka baru saja beberapa Minggu membuka toko, dan sedang berjalan dengan baik
" Chry??". Sapa mereka
Crhysant langsung terburu-buru menyambut mereka sampai lupa membuka apronnya
" Santai saja Chry". Ledek salah satu mereka
Chrysant menyuruh mereka duduk dan memilih makanan untuk mereka nikmati
" Tidak perlu Chry,kami hanya mampir sebentar".
" Sudah pesan saja". Chrysant terus memaksa akhirnya merekapun menerima tawaran Chrysant dan memesan satu menu dan satu minum
" Aku akan kedapur untuk memberikan ini kepada Daisy".
" Tunggu Chry". Pemuda itu langsung berdiri dan menghentikan Chrysant dengan menarik tangannya.
" Ada apa?".
" Biar aku saja yang menghantarkan nya". Jawab pemuda itu dengan sedikit malu
Semua teman mereka tertawa, mereka mengerti bahwa pemuda itu pasti ingin menemui Daisy, begitupun Chrysant, dia langsung memperbolehkan pemuda itu
Fionier hanya duduk dibangku kasir, dia terus melihat apa yang dilakukan pemuda itu, mungkin ini saat yang tepat untuk bertanya, dan juga saat yang tepat membongkar sosok asli dari pemuda itu
Pemuda bernama Mimosa itu berjalan kedapur demgan membawa catatan pesanan dari teman-teman nya
" Daisy". Panggil nya
Daisy yang mengenal suara itu langsung berhenti dan menoleh kebelakang, mungkin betapa rindunya dia kepada pemuda itu, sehingga matanya berbinar-binar menahan tangisnya.
" Apa kabar?".
" Aku baik, ka Mimo bagaimana?".
" Seperti yang kamu lihat aku juga baik".
Suasana didapur terasa terharu, pemuda itu membantu Daisy untuk menyiapkan hidangan yang dipesan, Daisy tampak senang sekali
Pintu toko terbuka, Chrysant dan Fionier langsung berdiri untuk menyambut orang yang akan masuk, namun ternyata itu adalah Zimla yang baru pulang dari toko sebelah
Setelah tinggal disini, Zimla sering menghabiskan waktunya ditoko sebelah , dia suka membantu dan belajar kepada pasangan kakek dan nenek itu tentang bunga
Setiap kali pulang dia pasti kotor , wajahnya nya penuh pasir dan bajunya kotor , Daisy selalu memarahinya namun karena adiknya sangat suka akhirnya Daisy pun membiarkan nya
Kakek dan nenek itu pun tidak merasa keberatan,dengan keberadaan Zimla, mereka sudah menganggap Zimla seperti cucu mereka sendiri
" Nona lihatlah". Zimla mengangkat sebuah bunga matahari yang terlihat indah karen mekar dengan sempurna
" Ini untuk nona , Zimla sendiri yang menanamnya". Bocah kecil itu berlari dan memberikan bunga ditangannya sambil tersenyum lebar
Fionier mengambil bunga nya dan tersenyum manis, semua orang yang melihat seketika senang, senyum Fionier bagaikan seorang malaikat ,membuat hati orang yang melihat nya menjadi bahagia dan hangat
" Terima kasih Zimla".
Daisy dan Mimosa keluar dari dapur sambil membawa makanan yang sudah selesai, " jadi hanya nona Fionier yang dikasih bunga?". Ucapnya
Zimla langsung tersipu malu dan pergi berlari keluar, semua orang tertawa melihat tingkah adik kecil mereka
Fionier berdiri dan berjalan kedapur disana masih ada Mimosa yang ingin mengambil makanan yang sudah jadi untuk dibawa kemeja didepan
" Bisa kita bicara sebentar?".
Ucapan tiba-tiba Fionier membuat pemuda itu terkejut dan langsung gugup, diapun meniyakan ajakan Fionier, mereka.pergi kebelakang toko untuk berbicara
Pemuda itu tampak malu, gugup seperti sedang diinterogasi oleh ibu dari Daisy saja , padahal seharusnya seorang pembunuh seperti dia tidak perlu melakukan hal seperti itu
" Anu.. nona, apa yang ingin anda bicarakan?". Meski ragu , pemuda itu berani untuk bertanya kepada Fionier
" Apa hubungan mu dengan Daisy". Tidak perlu basa-basi lagi Fionier ingin segera menangkap basah pemuda ini
" Itu-.. saya, hanya teman dengan Daisy". Wajah dan telinga Naya memerah,dia juga mengalihkan pandangannya kebawah
" Jauhi Daisy dan Chrysant juga, jangan perlu bertemu lagi dengan mereka".
" Maaf?!!". Pemuda itu tampak terkejut dengan perkataan Fionier
" Maaf nona, kenapa anda menyuruh saya untuk menjauhi mereka?". Tambahnya lagi, dia bertanya tanya
" Tidak ada alasan". Fionier segera pergi meninggalkan pemuda itu yang membatu seperti sedang mencerna apa yang dimaksud oleh Fionier
" Tunggu nona". Teriak pemuda itu yang membuat langkah kaki Fionier terhenti
" Maksud saya, bisakah anda jelaskan kenapa nona". Pemuda itu tampak berseteguh pada pertanyaannya
Hari sedikit panas, ditambah harus menghadapi pemuda yang bisa berpura-pura ini sangat mengabiskan waktu
" Kamu kan yang sudah membakar rumah mereka". Ucap Fionier spontan
Pemuda itu tampak kebingungan, Fionier yang melihat itu pun menjadi bingung juga
" Tt-tunngu nona apa maksud anda?, Bakar?, Rumah mereka?".
" Ya benar, jadi kamu tidak perlu berpura-pura lagi".
" Rumah mereka terbakar?".
Fionier menjadi ragu dilihat dari gerak-gerik pemuda ini dia memang seperti tidak tahu apa-apa, kemungkinan bisa jadi Fionier sudah salah paham, disaat seperti Chaspia juga tidak ada jadi dia tidak bisa melihat langsung melalui pemuda ini
" Kapan rumah mereka terbakar?, Saya bahkan tidak tahu itu".
" Lalu apa maksud nona saya yang membakarnya, itu tidak mungkin".
Seperti nya Fionier benar-benar salah paham, pemuda ini benar-benar terlihat baru tahu tentang ini
" Sepatumu yang terbakar,bukankah itu sepatumu?".
" Ahh, itu ayah saya menemukan nya saat pulang dari hutan, kemudian dia memberikam ke ibu saya untuk di perbaiki karena masih layak pakai, ibu kemudian memberikan nya ke saya". Jelas pemuda itu
" Tunggu jadi itu bukan milikmu?".
Fionier merasa malu dia sudah salah sangka kepada pemuda ini, bahkan dia juga dengan keras menyuruh nya untuk menjauhi Daisy dan Chrysant
" Tapi memang jika anda ingin saya menjauhi mereka, saya akan lakukan, tetapi saya tidak pernah membakar rumah mereka". Semakin jelas pemuda ini menjelaskan nya Fionier menjadi semakin merasa bersalah
" Hari pertama kali kami pergi ke pusat kota, saat itu malamnya rumah mereka dibakar oleh seseorang, dan orang itu memakai sepatu yang terbakar". Jelas fionier
" Jadi sepatu itu, apa mungkin itu punya mereka dan nona mengira saya yang melakukan nya".
Fionier hanya mengangguk karena apa yang dikatakan pemuda itu benar semua
" Nona, saya menyukai Daisy, Chrysant adalah sahabat terbaik saya, saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu kepada mereka".
" Saya pikir anda menyuruh saya menjauh karena saya pikir itu karena saya hanya orang bawah, pekerjaan saya juga hanya kuli panggul di pasar, sedangkan Daisy sekarang sudah mempunyai restauran hidupnya lebih baik".
" Saya tidak cocok berada disisinya".
Sekarang Fionier benar-benar semakin merasa bersalah, pemuda ini bahkan tidak percaya diri dengan hidupnya, dia mengakui rasa cintanya ke Daisy, tapi dia lebih memilih untuk menjaga jarak agar Daisy tidak tahu
" Maafkan aku, tapi sepatumu milik mereka ".
" Kalau begitu aku akan membuangnya nanti nona".
"Tunggu".
Fionier menghentikan pemuda itu, sepatu itu bisa menjadi petunjuk untuk dirinya lagi, mungkin dia bisa memakai kekuatan Chaspia agar mengetahui pelaku aslinya
" Berikan sepatu itu kepadaku". Tambahnya
Karena melihat pemuda itu yang bingung dia pun menjelaskan lagi, " itu bisa menjadi petunjuk untuk mencar pelaku sebenarnya".
" Saat saya kembali kepusat kota lagi ,saya akan membawakan nya untuk anda".
" Baik terima kasih, dan maaf karena aku sudah salah paham kepadamu".
" Tidak apa nona, yang anda lakukan kan untuk melindungi Daisy dan lainnya, saya malah harusnya berterima kasih".
Setelah masalah sepatu selesai, mereka berdua kembali kedalam, Daisy langsung mengomel karena dia harus pergi mengambil makanan sendiri, tapi melihat Mimosa ,wajah Daisy terus-terusan memerah, mungkin juga karena cuaca yang sedang panas hahaha
Teman-teman Chrysant pergi untuk kembali , meski mereka ingin membayar apa yang sudah mereka makan, tetapi Chrysant mengentikan mereka dan tidak mau menerima uang mereka karena Chrysant memang ingin menjamu teman-teman jauhnya
Malam setelah nya, Chaspia baru kembali entah dari mana ,jiwa satu ini memang suka berterbangan dan berjalan-jalan, dia tidak bisa diam disatu tempat
" Dari mana saja kamu". Oceh Fionier, karena semestinya dia bisa membantu hari ini tapi karena dia pergi jadi Fionier harus menunggu sampai pemuda itu datang lagi
" Hahaha aku habis bertemu dengan idolaku". Ucapnya sambil cengar-cengir
" Idola?".
" Iya seperti orang yang kamu kagumi ,dan kamu menjadi fans orang tersebut, kebetulan kemarin aku sempat mendengar dia akan berada di alun-alun, jadi hari ini aku kesana untuk melihatnya".
Fionier tidak mengerti apa yang dimaksud jiwa satu ini,. lagipula untuk apa.mengidolakan orang, dan menjad fans, melihat Chaspia yang seperti sekarang ini , seperti nya dia tidak peduli hidup atau mati didunia ini, yang penting dia bisa melihat idola yag dia kagumi
" Sudahlah aku ingin istirahat".
Pantas hari ini pusat kota ramai sekali orang yang berdatangan ternyata memang ada orang yang datang, mungkin saja mereka yang datang juga ingin melihat idola yang sama dengan Chaspia
Fionier merasa kasihan dengan Chaspia yang seperti ini, meski dia terlihat senang tapi pasti dia ingin hidup seperti orang lainnya, tapi lagi-lagi melihat tingkah laku Chaspia mungkin saja Fionier tidak perlu kawathir karena seperti nya dia menikmati nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Susi Akbarini
lanjuuutttttt
2024-05-24
1
Susi Akbarini
siapakah idolanya ..
apakah pria di hutan bersama kudanya itu?
2024-05-24
1