Ruang Kelas Angker

Ruang Kelas Angker

Awal Kisah

Di Ruang Kelas 3A, SMA 1 Negeri Jakarta
Nafa
Nafa
Duh grogi, kaki gemeteran, tangan keringat dingin. (Lalu mengambil napas panjang)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Anak-anak, kalian kedatangan murid pindahan dari Kudus. Namanya Nafa
Fandi
Fandi
Cantik gak pak? (Teriak)
Titian
Titian
Wah anak kudus nih (Bergumam)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Tok Tok Tok (Memukul penghapus ke papan tulis)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Jangan berisik sendiri ya..
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Nafa... Silahkan masuk dan perkenalkan diri mu
Nafa masuk dengan malu-malu dan sedikit menunduk. Tangannya memegang jaket orange, bukan kurir Shopee ya, jaket sweater gaes. Dia mengenakan tas ransel hitam bermerek.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
NovelToon
Fandi
Fandi
(Deg deg deg deg deg jantungnya berdebar kencang)
Fandi
Fandi
Cantik amat (Bergumam)
Fandi
Fandi
(Fandi melihatnya tanpa kedip)
Meyi
Meyi
Wah gila, cantik banget. Semoga gak judes tapi biasanya orang kudus lemah lembut hehe (Bergumam sendiri)
Kedatangan Nafa membuat murid satu kelas berbicara sendiri, mereka berbicara soal penampilan Nafa dengan teman sebangkunya.
Nafa
Nafa
Hai... Nama Saya Nafa, gak pake s ya kalau pake s jadinya nafas hehe...
candaan garing Nafa membuat satu kelas semakin rame.
Nafa
Nafa
Semoga kita bisa berteman, soalnya rugi kalau gak berteman dengan saya
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Haha... baiklah Nafa... silahkan duduk di bangku belakang ya.
Meyi
Meyi
Duduk sama Meyi aja pak
Titian
Titian
Sama Titian aja pak
Fandi
Fandi
Berisik Lu pada, sini sayang... duduk ama abang (Sembari melambaikan tangan )
Bayu
Bayu
Kalau mau lulus dengan nilai bagus, jangan duduk sama orang pemalas kayak si Fandi. Sini duduk sama Kang Mas Bayu
Fandi
Fandi
Resek Lu, gak tau apa lagi usaha
Fandi
Fandi
Dari pada lu tukang nyontek
Murid-murid
Murid-murid
Huuu, Bayu sok rajin padahal dia sendiri juga malas, suka nyontek pula
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Sudah diam, biar Nafa yang memutuskan ingin duduk dimana. Asal jangan diatas genteng
Murid-murid
Murid-murid
Huaahahhaa
Nafa pun melangkahkan kaki dan memilih duduk dengan Meyi. Alasannya bukan karena dia memilih teman tetapi dia memilih duduk dekat dengan jendela yang menghadap kearah luar sekolahan.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Yuk buka buku paket Matematika, halaman...
Bruuuk
Murid-murid
Murid-murid
Aaaaaaaah
Ternit yang berada tepat di depan meja guru di kelas itu, mendadak rubuh. Mengenai meja guru dan dua meja anak. Beruntung anak-anak tidak terluka
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Duh... kok bisa ya... (Sambil mengelus dadanya yang kaget.)
Krekk krek gruuk grukk
Semua mencari asal suara
Rey
Rey
Pak lihat itu kipasnya oglak aglik. (Sambil menunjuk kipas)
Swiiiiing wuuuuush
Murid-murid
Murid-murid
aaaahhhh
Baling-baling kipas hampir mengenai tangan Rey
Rey sampai gemetaran, kurang 5 centi lagi, jari manisnya bisa saja terpotong. Semuanya menunduk dan bahkan beberapa keluar dari ruangan.
Pak Guru Dion mematikan tombol putaran kipas yang berada di atas ternit
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Anak-anak semuanya ambil tas dan keluar dari kelas ini.
Baru saja Dion mengatakan itu, Kipas serta ternit nya langsung ambruk. Untung saja anak yang duduk dibawah kipas sudah berdiri dan pergi
Semua murid-murid yang lain ketakutan dan langsung mengikuti arahan pak Dion. Beberapa murid malah bergunjing dan menuding kesialan itu berasal dari Nafa. Karena kejadian itu terjadi dibarengi dengan kedatangan Nafa, seolah alam tak menerima kedatangannya.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Kita pakai kelas lain ya. Bekas kelas 3E dahulu.
Dewi
Dewi
Eh pak jangan pak
Titian
Titian
Oh No
Nafa
Nafa
Kenapa semua murid menolak? (Bergumam kecil)
Murid-murid
Murid-murid
Please jangan pak... Angker kelasnya
Nafa
Nafa
Ahh masak sih, sekolahnya kelihatan gak serem kok (Membatin)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Angker gimana? Kelas itu bersih kok karena petugas kebersihan selalu membersihkannya walau kelasnya kosong
Fandi
Fandi
Tahun kemarin ada yang meninggal pak di tempat itu
Dewi
Dewi
Katanya sih pak, kalau malam hari kita berjalan, lalu kita menoleh ke belakang, nanti kita akan dihantui.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Konyol.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Yang jelasnya kita kalau berjalan ke depan, jangan lihat ke belakang nanti jatuh.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Menoleh ke belakang saat berjalan dapat membuat seseorang bertabrakan, tergelincir serta bisa juga dicurigai oleh orang yang melihatnya. Paham?
Nafa
Nafa
Nah betul ini, kalo jalan ya kedepan pandangannya (Membatin lagi)
Lalu Pak Dion menyuruh muridnya pergi, menuju kelas yang tidak terpakai.
Kelas tersebut tidak terpakai karena jumlah murid kelas 3, tahun ajaran ini sangat sedikit jika dibandingkan tahun kemarin
Semua murid masuk kemudian duduk di kelas 3 E yang lama tak terpakai, setelah Pak Dion membuka kunci ruangan. Pelajaran pun kembali dilakukan.
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Ada yang bisa jawab rumus di depan papan tulis ini? (sambil mengamati sekitar)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Rey... Fandi...
Fandi dan Rey menggelengkan kepala
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Nafa?
Nafa
Nafa
Baik Pak..
Nafa berjalan ke depan untuk menyelesaikan rumus soal.
Semuanya terkagum dengan Nafa, soal sesulit itu berani dia jawab.
Dewi
Dewi
Wah pinter nih anak (Membatin)
Nafa
Nafa
Kalau matematika sih itu favorit aku (Membatin)
Ketika beberapa langkah berjalan ke depan, ada yang memanggil nama Nafa. Reflek Nafa menoleh ke belakang, sambil berjalan ke depan.
Nafa
Nafa
Tidak ada yang panggil (Bergumam lalu melanjutkan berjalan ke depan)
Semua murid yang tadinya gaduh tiba-tiba terdiam
Begitu Nafa selesai menyelesaikan jawabannya, dia berbalik dan mendapati semua murid di kelas yang tadinya gaduh kini menjadi diam dan menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Termasuk pak Guru
Nafa
Nafa
Hmm sudah Pak.... Pak...
Pak Guru menatapnya saja tanpa bicara
NovelToon
Nafa
Nafa
Saya kembali ke bangku ya
Semuanya masih terdiam seperti sebelumnya, yang saling berbicara satu sama lain.
Bahkan mata mereka mengikuti Nafa hingga ke bangku
NovelToon
Nafa melihat dengan sekilas ada sosok perempuan sedang berdiri didepan, juga ikut menatapnya. Lalu ketika Nafa melihat didepan lagi, sosok tersebut menghilang
Dilihatnya lagi seraya mengucek mata. Tetap saja sosok itu menghilang.
Lalu Nafa merasakan tangan dingin memegang lengannya.
Ia menoleh ke samping tempat duduknya. Nafa ketakutan, karena yang tadi dilihatnya benar-benar seperti hantu. Ditambah suasana kelas yang tiba-tiba hening dan menyeramkan.
Nafa
Nafa
Huuuuuaaaaa (Berteriak seraya berdiri dan memundurkan langkah dari tempat duduknya)
Meyi
Meyi
Eh gue mau minjem setip, kenapa lu teriak?
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Ada apa Nafa?
Napas Nafa tersengal-sengal
Nafa terdiam ditempatnya berdiri lalu melihat pak Guru dan melihat suasana kelas kembali ramai seperti sebelumnya.
Nafa
Nafa
Tidak ada apa-apa pak (Menggeleng kepada Pak guru)
Pak Guru Dion
Pak Guru Dion
Silahkan kembali duduk
Nafa
Nafa
Apa yang terjadi? (Nafa bergumam, bertanya pada dirinya sendiri)
Meyi
Meyi
Lah kenapa tanya gue, harusnya gue yang tanya lu.. aneh... 😒
Meyi
Meyi
NovelToon
Nafa
Nafa
Kalau tidak salah tadi ada yang bilang 'Jangan menoleh ke belakang, saat berjalan di malam hari', tapi ini siang. Dan apa benar yang diucapkannya, karena setelah aku menoleh, semuanya jadi berbeda... (Membatin)
Terpopuler

Comments

D͜͡ ๓KURNI CACAH

D͜͡ ๓KURNI CACAH

di mana mana kalok ada yg manggil pasti reflek nengok🤣🤣baru part awal udah deg²gan baca nya 🤣

2024-09-17

1

Pena dua jempol

Pena dua jempol

aku orang Kudus... tinggal di mlati 🤣

2024-09-17

0

ㅤㅤD͜͡ ๓✰͜͡v᭄ㅤ

ㅤㅤD͜͡ ๓✰͜͡v᭄ㅤ

yeee kan ad yg manggil 😳 refleks kan 🤦‍♀️

2024-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!