ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE & PINTEREST (DevianArt)
------ back to Story :
Roboto memanggil robot medis dari jaringan khusus yang terhubung dengan komputer pintar pengendali gedung tersebut-Angel.
Sandra dibawa ke ruang perawatan untuk segera ditindak. Orang-orang yang awalnya ingin mencoba permainan tersebut malah takut dan memilih permainan yang lain.
Sandra memejamkan matanya rapat dengan rintihan tertahan sembari memegangi lengannya yang sakit. Roboto mengikuti robot medis menuju ke ruang pemeriksaan.
Sebuah ruang medis yang dijalankan sepenuhnya oleh robot dan tak ada manusia di sana, membuat Sandra sedikit gugup.
Sandra tak terbiasa dengan lingkungan tanpa rasa hangat dan kepedulian dari seorang manusia.
Pergelangan tangan Sandra yang memiliki barcode di-scan untuk mengetahui identitasnya.
Data pada diri Roboto diperiksa oleh robot petugas administrasi untuk mengecek riwayat permainan dan keselamatan selama berada di wahana Distrik 2 Sentra Video Games.
"Hasil rontgen menunjukkan jika lengan Mrs. Sandra retak. Jangan khawatir, kami akan melakukan tindakan pengobatan kepada Anda. Surat dokter akan dikirimkan ke tempat Anda bekerja sebagai izin tak masuk kerja selama masa penyembuhan, yang diperkirakan hingga 3 bulan," ucap robot perawat setinggi dada orang dewasa, berwarna putih, dan memakai topi layaknya perawat.
Hanya saja, robot tersebut terbuat dari plat baja ringan. Mata Sandra melebar seketika.
"What? 3 bulan? Tidak bisa! Aku harus tetap bekerja. Aku sedang mengikuti seleksi agar bisa menjadi seorang User. Jika aku izin selama itu, aku akan gagal, dan harus mengulang dari awal. Aku tidak mau, aku akan pergi dari sini, dan jangan kirimkan surat dokter itu ke tempat kerjaku!" tegas Sandra sembari menahan sakit di lengannya saat beranjak dari ranjang pasien.
Para robot hanya bisa diam ketika pasien mereka nekat pergi meninggalkan ruang medis sembari memegangi tangannya yang sakit.
Sandra memejamkan matanya rapat hingga pada akhirnya, BRUKK!!
"Oh, kau tak apa?" tanya seorang pria bermanik biru yang berhasil menangkap tubuh Sandra sebelum ia terhantam lantai yang dingin.
Sandra yang sudah letih dan kesakitan, pandangannya kabur. Perlahan, penglihatannya menjadi gelap hingga matanya terpejam dan tak sadarkan diri.
Cukup lama Sandra terpejam, tapi hal itu dimanfaatkan oleh dokter robot untuk mengobati cideranya.
Bius tambahan diberikan karena khawatir jika Sandra terbangun dan terkejut akan aktivitas di sekitarnya yang membuatnya memberontak lagi.
Pria itu memperhatikan dengan seksama ketika para robot medis melakukan pemasangan gips di lengan Sandra yang retak.
Hingga akhirnya, Sandra terbangun dan merasakan kaku di lengan kanannya yang sakit. Ia meraba tangannya dengan tangan kiri, dan seketika, matanya melebar.
Sandra terkejut saat menyadari jika lengannya terbalut benda keras berwarna putih. Jantung Sandra berdebar, ingin rasanya ia kabur dari tempat yang tak dikenalinya, tapi tubuhnya yang lemah, membuatnya terpaksa tetap bertahan di tempat tersebut.
"Di mana aku?" tanyanya heran karena kamar itu terlihat begitu mewah dengan fasilitas yang tak pernah dilihat olehnya selama hidup di Great Ruler.
PIP!
Sandra langsung menoleh dan mendapati sebuah pintu terbuka, ketika seorang pria berkacamata masuk dengan robot yang ia kenali-Roboto.
Pria yang terlihat ramah dan tampan itu berjalan berdampingan dengan robot pendamping permainan seperti membicarakan sesuatu.
"Hai."
"Oh!" pekik pria itu terkejut sampai papan yang terbuat dari plastik transparant dalam genggamannya jatuh ke lantai.
Sandra malah terkejut karena pria itu sampai memegangi dadanya. Tubuhnya terpepet tembok, seperti kaget karena ia memanggilnya.
"So-sorry, aku tak bermaksud mengagetkanmu," ucapnya tak enak hati dan perlahan duduk.
Pria itu melotot dan terlihat jelas saat menelan salivanya. Ia terlihat bingung dan malah cemas akan sesuatu karena bergerak ke sana kemari memegang sebuah benda lalu meletakkannya lagi. Sandra tersenyum.
"Apa kau petugas medis?" tanya Sandra ramah.
Pria itu kembali menatapnya, meski masih terlihat gugup dan menjaga jarak. Sandra berkerut kening ketika pria berkacamata itu malah mengusir Roboto dan keduanya keluar dari kamar.
Sandra mengedipkan mata. Ia tak tahu kenapa orang itu seperti ketakutan ketika bertemu dengannya.
Namun tak lama, pria itu kembali dengan senyum menawan sembari membetulkan kacamata.
Sandra kembali tersenyum. Ia malah ikut gugup setelah menyadari jika pria yang baru ditemuinya cukup tampan dengan mata biru yang menyejukkan.
"Hai," sapanya canggung.
"Hai. Mm, maaf. Aku di mana? Kau siapa?" tanya Sandra terlihat bingung.
"Oh, aku ... aku ... Blue," jawabnya ragu.
Kening Sandra berkerut. Ia menatap pria itu seksama dan seketika, matanya melebar.
"Colosseum Blue? Kau kah itu?" tebaknya mulai menaikkan intonasi.
"Yes," jawabnya yang diakhiri dengan senyum menawan.
Praktis, Sandra langsung menyibakkan selimut dan berdiri, tapi ia malah roboh lagi. Dengan sigap, Blue memeganginya, tapi Sandra menampiknya dengan kasar.
"Hei, hei. Aku tak akan menyakitimu. Duduklah," pintanya yang kembali menjaga jarak karena Sandra mempelototinya tajam.
"Kau. Apakah kau Matteo Corza?" tanya Sandra menunjuknya dengan nafas menderu.
Mata Colosseum melebar. Ia meminta Sandra untuk menenangkan diri. Blue memanggil kursi robotnya dan benda itu datang dengan sendirinya.
Sesaat, Sandra kagum akan semua benda berteknologi tinggi yang dimiliki pria tampan itu. Namun, Sandra menyadari, jika pria ini adalah penyebab tewasnya sang suami tercinta.
"Oke. Aku cukup yakin dari perubahan sikapmu jika kau sepertinya membenciku. Baiklah, anggap saja, ini sebuah pertemuan ekslusif. Kau berhak bertanya apapun dan aku akan menjawabnya. Namun berjanjilah, apapun informasi yang kau dapat dariku, jangan pernah bocorkan ke siapapun. Baik robot atau manusia, oke?" pintanya sembari duduk perlahan di RC-robot chair.
Sandra mengangguk pelan, meski matanya hanya terfokus pada pria berambut cokelat terang di hadapannya.
"Apa kau kembar?"
"Hem?" tanya Blue terlihat kaget hingga tubuhnya condong ke depan.
"Colosseum Blue. Apakah kau saudara kembar dari Matteo Corza?" tanya Sandra menegaskan.
Blue terlihat bingung. Ia diam sejenak, tapi pada akhirnya, senyum tipis muncul di sudut bibirnya.
"Jadi, itu 'kah yang dikatakan orang-orang? Aku dan Matteo kembar? Atau itu dari pemikiranmu sendiri?" tanyanya memastikan.
"Di luar sana rumor mengatakan kalian kembar," jawab Sandra lugu.
Blue tersenyum. "Ya, kami kembar. Ingat, ini rahasia," jawabnya pelan menegaskan.
Sandra mengangguk pelan. Entah kenapa, jawaban pria di depannya membuatnya sedikit lega. Blue diam menatap gerak-gerik Sandra yang tertunduk seperti memiliki banyak asumsi di kepalanya.
***
Tuh, dah lele kasih visual abang Colosseum Blue. Jangan ditagih lagi ya. Kwkwkw.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Wati_esha
Matteo Corza - Colosseum Blue kembar?
2023-11-24
0
Wati_esha
Matteo Corza, dong ya. Target dendamnya Sandra.
2023-11-24
0
Wati_esha
Siapa dia, yang datang & kembali pergi bersama Roboto?
2023-11-24
0