Sarah berlari di sepanjang lorong lobi rumah sakit. Dia sangat terkejut mendengar kabar, kalau suaminya ditemukan dalam keadaan pingsan di dalam kamar VIP hotel tempatnya mengadakan pesta semalam.
Pikirannya kacau. Dia tidak habis pikir, bagaimana suaminya bisa berada di kamar hotel. Sedangkan yang dia tahu, Farrel meminta izin untuk pulang ke rumah lebih dulu .
Semalam Sarah memang pulang dalam keadaan mabuk, jadi dia tidak sempat memeriksa apakah suaminya benar benar pulang ke rumah atau tidak.
“Ina, dimana Pak Farrel?” tanyanya pada sekretaris yang sudah mendampingi Farrel selama 3 tahun itu
“Ada di dalam bu, dokter sedang memeriksanya. Tapi bu….handphone ibu kenapa ya? Kata pihak rumah sakit, ibu tidak bisa dihubungi”
“Hah…oh itu….handphone saya mati, lupa ngecharge” Sarah tidak mungkin memberitahukan keadaan dirinya yang mabuk semalam “Apa yang terjadi sebenarnya?” Tanyanya mengalihkan pembicaraan
“Subuh tadi, pihak hotel menghubungi saya dan memberitahu kalau Pak Farrel pingsan di salah satu kamar. Ada security yang curiga dengan cahaya warna merah yang menyala di kamar yang dipesan Pak Farrel. Saat diperiksa, ternyata Pak Farrel sudah terbaring dilantai dengan luka luka dan pintu kamar yang tidak terkunci” cerita sang sekretaris
“Apa!!! Bagaimana bisa? Dan ngapain Farrel ada di kamar itu?”
“Karena kamar yang dipesan adalah VIP, dan tentunya sangat mengutamakan prifasi, jadi tidak ada CCTV yang bisa merekam keberadaan Pak Farrel semalam bu. Tapi ada cleaning service yang katanya melihat Pak Farrel masuk kesini dan…..” Ina ragu untuk menjawab
“Dan...?” Sarah semakin penasaran
“Sepertinya Pak Farrel memesan dan membawa perempuan ke kamar bu” jawabnya sambil menunduk takut
“BRENGSEK!!!”
Sarah sangat marah mendengar semua cerita Ina. Rasa khawatir yang sejak tadi menggelayuti hatinya kini berubah menjadi sumpah serapah. Kedua tangannya mengepal dan nafas yang memburu.
“Ternyata lo nggak pernah berubah. Bahkan semakin parah. Sia sia gue khawatir dengan keadaan lo. Kalau tahu begini, gue mendingan nglanjutin tidur atau ke salon”
Sarah langsung membalikkan badan, berjalan menjauhi kamar VIP rumah sakit tanpa ingin melihat rupa suaminya yang katanya sedang terluka. Menghentak hentakkan kaki sepanjang jalan menuju mobil yang berada diparkiran sambil terus menggerutu.
Flasback
Saat itu perusahaan Farrel memerlukan bantuan dana untuk bisa maju, dan Sarah menawarkan diri untuk membantu dengan imbalan pernikahan. Dan keputusan Sarah untuk menjerat Farrel agar mau menikahinya dengan bantuan sang ayah malah tidak memberinya kebahagiaan.
Sarah tahu benar kebiasaan suaminya. Farrel sering memesan layanan wanita penghibur sejak mereka menikah. Walaupun itu dilakukan sembunyi sembunyi, sarah tetap bisa mendengar semua berita itu dari orang orang suruhannya yang sengaja dibayar untuk mengawasi Farrel.
Farrel tidak pernah mencintai atau menginginkan Sarah dalam hidupnya. Berbeda dengan Sarah yang sudah sejak lama menginginkan Farrel. Melihat Serena yang sering diperlakukan istimewa oleh Farrel, membuat jiwanya cemburu bukan main dan berniat merebut Farrel dengan berbagai cara.
Sepertinya nasib baik berada di pihak Sarah saat itu. Iya, hanya saat itu. Karena setelah mereka resmi menjadi suami istri, Farrel terang terangan memperlihatkan sifat kasar dan tidak pedulinya. Sangat jauh berbeda dengan perlakuannya pada Serena. Itulah yang menjadi alasan Sarah ingin menghancurkan karir dan juga melenyapkan nyawa Serena.
Off
“Hallo….dimana lo? Bawa gue ketemu dukun yang lo rekomendasiin ke gue. SE-KA-RANG!!” perintahnya pada orang yang berada diujung telpon
“Sepertinya harus begini jalannya. Kalau Serena mati, Farrel pasti akan belajar mencintai gue dan berhenti menyewa perempuan perempuan jal*ng itu buat pelampiasan” gumamnya penuh emosi
---------------------------------------------
“Kenapa Bang Jon bawa Rena pulang kerumah sih!” Serena mendengus kesal pada sang supir, setelah menyadari kalau mereka sudah berada di halaman rumahnya
“Ibu kangen sama mbak”
“Tapi keadaan Rena lagi kayak gini sekarang!” bentak Serena pada Joni sambil memperlihatkan bekas cup*angan di tulang selangkanya
“Makanya pake baju yang bener dikit” Jawabnya sinis
Joni tidak memperdulikan Serena yang masih mengomel. Dia turun dari mobil lebih dulu dan langsung mengunci pintu gerbang yang masih terbuka. Sepertinya Bi Sari dan semua penghuni rumah masih tidur, mengingat waktu sudah melewati tengah malam bahkan hampir subuh.
Serena masih berada di dalam mobil, sendirian. Bang Jon sudah masuk ke dalam rumah tapi tidak menutup pintu. Tiba tiba Serena merasa sedang diawasi. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri. Saat matanya menangkap sosok yang tidak terlihat jelas wajahnya, bulu kuduknya mulai berdiri.
Rasa takut membuat jantungnya berdetak lebih cepat disertai keringat dingin. Berkali kali mengerjapkan mata untuk bisa melihat dengan pasti sosok yang membuatnya penasaran.
“Kayak pernah liat, tapi dimana ya. Itu manusia apa bukan sih?”
Serena terus mencoba untuk mengingat sosok itu dari posturnya. Mengingat kalau dia juga pernah dibuntuti seorang wartawan yang ingin mengetahui identitasnya saat baru menjadi kekasih Farrel
“Aakh….” Serena berteriak saat ada tangan dingin yang memegang pundaknya
“Hei! Kenapa harus teriak sih. Mbak mau tidur di mobil? Kenapa dari tadi ngga turun?”
***
Siapa dia?
Jeng jeng jeng
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Andini marlang
pasti si anak kecil yang cantik tapi mukanya Datar 😁
2023-12-09
0
Vivian lopez
mungkin bang Jono jodohmu kelak
2022-05-12
0
Berdo'a saja
😂😂😂😂😂bang jon
2022-02-21
0