"Sayaaang…..kamu kok ngga bilang sih, kalau mau dateng. Katanya sibuk?”
“Hmm…biar surprise. Apa kamu suka?”
“Pastilah”
Sarah menggelayut manja dilengan Farrel, sengaja ingin menunjukkan kemesraan hubungan mereka pada Serena.
“Sepasang manusia brengs*k” gumam Serena sambil berlalu begitu saja, meninggalkan pasangan yang kini membuatnya ingin muntah.
Sejak Farrel meninggalkannya begitu saja, Serena belum pernah terlihat menggandeng laki laki manapun. Itu membuat Farrel menjadi tinggi hati. Dia menganggap Serena tidak bisa melupakannya dan masih mengharapkannya kembali. Hari ini dirinya tidak menyangka, kalau akan bertemu dengan Serena yang tidak pernah mau menemuinya lagi sejak perpisahan malam itu.
Bahkan dihari pernikahan Farrel dan Sarah, gadis itu tidak menunjukkan diri. Padahal namanya jelas jelas tertulis ada di daftar hadir tamu undangan. Dalam hati kecilnya, Farrel berharap bisa bertemu dengan gadis itu karena masih sangat mencintainya.
Sikap Serena yang begitu apa adanya, sederhana dan sangat mandiri, membuat Farrel jatuh cinta. Sangat berbeda dengan sikap Sarah, istrinya yang begitu manja dan juga sombong. Itu membuat Farrel sedikit menyesal dengan pernikahannya.
“Gue ke toilet dulu ya” pamit Serena pada Miki yang sedang sibuk memoles make up ke wajah model model yang hari ini akan berlenggak lenggok di catwalk.
Miki hanya mengangguk kepala sebagai jawaban.
Saat Serena akan membuka pintu toilet dan keluar bilik, tiba tiba tubuhnya didorong oleh seseorang dan mengunci pintu kembali. Farrel kini berada tepat berada di depan mata Serena yang kaget dengan kehadirannya.
“Farrel! Ngapain lo disini?” ucapnya sedikit berbisik tapi diselingi nada marah didalamnya.
“Gue kangen sama lo”
Tanpa aba aba, Farrel langsung menempelkan bibirnya ke bibir Serena dengan lembut. Mengembalikan kenangan kenangan manis saat mereka masih bersama. Serena dan Farrel tentu sering melakukan ini dan bahkan mereka juga pernah tidur bersama di apartemen milik mereka masing masing.
Serena mendorong tubuh Farrel untuk menjauh saat dirasa ciuman itu membuatnya hampir kehabisan nafas.
“Lo apa apaan sih?”
Farrel tidak menjawab sepatah katapun. Dia kembali mendaratkan bibirnya dibibir Serena. Mulai dari yang paling lembut sampai sedikit kasar dengan menggigit gigit kecil. Bibir itu sangat dirindukannya. Tangannya mulai menelusuri paha Serena yang sedari tadi sudah menggoda jiwa kelaki lakiannya. Membelai lembut dan mulai naik ke daerah kewanitaan gadis yang sedang dicumbunya.
Tangan Serena bergerak menghentikan tangan nakal milik Farrel. Serena tidak bisa mengeluarkan kata kata, karena mulutnya dikuasai oleh bibir pria yang telah mengambil kenikmatan pertamanya. Bahkan Serena tidak punya kesempatan sedetikpun untuk menolak perlakuan Farrel.
Bilik toilet yang sempit membuat Farrel dan Serena tidak leluasa bergerak. Keduanya bahkan menahan diri untuk tidak mengerang dan mengeluarkan lenguhan dari rangsangan hebat yang sedang mendera jiwa mereka.
“Hen…hentikan Farrel” pinta Serena dengan terbata karena terus tergoda dengan perlakuan pria yang pernah mencintai dan dicintainya
“Kenapa? Kenapa harus berhenti? Gue tahu, kalau lo juga kangen sama gue” bisik Farrel ditelinga Serena yang terlihat lemas akibat ulahnya. Dia terus memainkan tangannya di daerah kewanitaan Serena yang kini sudah basah.
“Nanti ada yang liat” ucap Serena kembali
“Baiklah. Untuk sekarang gue akan berhenti.” Farrel melepaskan tangannya dari tubuh Serena dengan sangat terpaksa. Dirinya benar benar belum puas menikmati tubuh wanita yang masih ada di dalam hatinya. Kemudian Farrel mulai membantu gadis itu merapikan rambut dan juga gaunnya yang sudah melorot akibat permainan bibir Farrel didada Serena.
Setelah dirasa semua sudah rapi, Farrel keluar terlebih dahulu dari bilik toilet yang menjadi saksi penyaluran rindu dua manusia. Meninggalkan Serena yang memang menyuruhnya untuk pergi terpisah, agar tidak menimbulkan kecuigaan. Tapi sebelum itu, Farrel mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Serena. Membelai pipinya lembut dan penuh kasih sayang.
Saat Serena hampir menarik knop pintu bilik itu, Serena mendengar langkah kaki dan juga suara orang yang sangat dikenalnya yang akhirnya membuatnya mengurungkan niat untuk keluar dan memilih menunggu sesaat.
“Apa! Apa maksud lo! Bagaimana bisa Si Aki meninggal begitu saja?! Terus gimana dengan santet yang gue kirim buat mantan suami gue? Gue ngga mau Farrel balikan sama perempuan jalang itu!”
Serena jatuh di atas kloset duduk yang berada dibelakangnya. Mendengar kata demi kata dari orang yang diketahui sedang menelpon sambil marah marah di depan bilik toilet tempatnya berada. Serena mengenal suara itu, suara wanita itu. Sahabatnya. Atau lebih tepatnya lagi, mantan sahabatnya.
Orang yang sudah lama menemaninya sebagai orang terdekat selain keluarga. Orang pertama yang melihatnya menangis saat harus bekerja keras di awal awal menjajaki dunia model. Orang yang sangat disayanginya sebagai sahabat terbaik dari yang baik.
Tapi akhirnya menjadi orang yang paling menyakiti dengan merebut prianya. Walaupun Serena tahu itu hanya karena bisnis, tapi tetap meninggalkan luka yang paling perih.
Orang yang paling bisa menyakiti kita adalah orang terdekat. Semakin dekat, maka dia bisa menusuk kita lebih dalam. Lebih baik menghadapi musuh yang memperlihatkan permusuhan, daripada menghadapi musuh yang bertopeng persahabatan.
***
Up Senin 091219 00:20
Kemarin ada yang minta up panjang. Ini udah dipanjangin ya, walau sedikit he…hee
Laptopnya lagi ngambek
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Yanti Yanti
betul banget tdk ush trllu percaya pada seseorang
2024-01-24
0
Mamah Kekey
di sini yang jahat Sarah
2023-11-24
0
Elmy Pratama
sangat mencintai serena kok kawinnya sama yg lain
2023-01-29
0