Ting tong…
“Bang Jon. Ada apa?”
“Ngga ada apa apa mbak. Saya cuma disuruh nganterin makan buat mbak Serena. Kata ibu, ini semua makanan kesukaan mbak Serena. Joni membawa bungkusan yang ditata rapi. Rantang yang dipastikan berisi makanan enak favorit Serena
“Makasih ya Bang Jon”
“Apa malam ini, mbak Serena tidur disini?” Joni bisa melihat kalau Serena baru saja selesai mandi yang masih menggunakan kimono mandinya dan juga handuk kecil yang menutupi rambut basah.
“Iya Bang Jon. Kenapa?”
“Saya takut kalau mbak rena tiba tiba sakit dan tidak ada yang jagain”
Serena tahu arti sakit yang dimaksud oleh Joni. Dan juga sangat mengerti dengan wajah khawatir yang bisa dilihat oleh matanya.
“Ngga papa Bang Jon. Saya jamin, saya nggak akan kumat kumat lagi”
Joni kaget mendengar jawaban dari Serena. “Maksud mbak Serena?”
Serena hanya mengganti jawaban dengan senyuman, lalu mengusir dengan nada halus “Bang Jon pulang aja. Jagain ibu”
-
Hampir tengah malam waktu saat ini. Serena yang sudah sangat yakin dengan keputusan yang diambilnya, mulai memasuki kamar khusus. Ritual itu harus dilakukan di tengah malam.
Serena mulai menyalakan beberapa lilin yang mengitari sesaji dengan menggunakan korek. Lalu berjalan untuk mematikan lampu yang tadi masih menyala menyinari kamar khusus itu.
Kamar itu kini hanya mengandalkan pendar dari lilin lilin kecil sebagai sumber pencahayaan, terkesan agak menyeramkan, karena sangat tidak terbiasa untuk Serena yang sering terkena lampu terang saat berlenggak lenggok di atas catwalk.
Mulai membuka tali kimono yang dikenakannya, melepaskan semua yang menempel di tubuhnya sampai tidak tersisa. Serena mulai naik ke atas kasur empuk yang sudah ditaburi bunga dan juga minyak berbau menyengat pemberian Ni maryam.
Sepertinya ini adalah malam pengantinnya, dimana dia akan memulai malam malam selanjutnya dengan pasangan yang akan terus menjadi teman tidurnya. Malam pengantin yang mungkin diidamkan oleh setiap pasangan yang baru saja resmi menjadi sepasang suami istri secara sah di mata hukum agama dan juga negara.
Tapi sayangnya, itu tidak berlaku untuk seorang Serena. Dia akan memulai malam malamnya dengan makhluk astral yang sudah tentu tidak bisa dia sentuh layaknya pasangan lainnya. Dia bahkan tidak mengenal wajah pasti suami yang akan memilikinya malam ini.
Serena merebahkan diri dan mencari posisi ternyaman. Menutup kedua matanya yang kemudian menyebutkan nama makhluk yang di sepakati sebagai suami gaibnya sebanyak tiga kali.
“Datanglah….datanglah, datanglah. Aku memanggilmu”
Bulu kuduk Serena mulai meremang. Hawa dingin tiba tiba saja datang menusuk kulit menembus tulang.
Serena masih memejamkan matanya. Ada rasa takut yang datang bersama hawa dingin itu. Ingin rasanya Serena lari dan membatalkan semuanya, tapi itu sudah terlambat. Sekarang tidak ada lagi jalan untuk mundur.
Serena hanya berdiam diri sambil mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan. Dia benar benar gugup dan juga sangat tegang. Detak jantungnya semakin tidak bisa di kendalikan, dengan keringat dingin yang terus mengalir saat menunggu sesuatu yang sebentar lagi akan datang. Sesuatu yang sengaja dia panggil sendiri.
Lalu
“Ha…..haa….ha…haaa”
Suara tawa yang terdengar nyaring ditelinga Serena dan membuatnya semakin ketakutan.
“Jangan takut istriku….aku akan memberikan semua yang kau inginkan.”
“Kembalikan semua yang mereka kirimkan untukku dan berikan aku kejayaan.” Serena menyebutkan semua keinginannya. Ni Maryam memang mengajarkan Serena untuk menyebutkan keinginannya pada saat akan melakukan hubungan suami istri dengan makhluk yang baru saja menjadi suaminya.
Jabat tangan yang dilakukannya dengan Ni Maryam beberapa hari lalu adalah sebuah kontrak yang akan mengikat makhluk itu dengan Serena.
Serena mulai merasakan sentuhan hangat layaknya sentuhan manusia. Belaian lembut yang dimulai dari tangan , kaki , rambut dan akhirnya disekujur tubuh.
Serena memberanikan diri untuk sedikit demi sedikit membuka matanya. Diantara cahaya yang remang remang, Serena bisa melihat seorang laki laki gagah dengan tubuh tegapnya.
Selayaknya manusia, makhluk itu memiliki kesempurnaan fisik. Walau tidak begitu jelas dibagian wajahnya, tapi Serena mulai menikmati perlakuan makhluk yang saat ini sedang menikmati tubuhnya.
Belaian dan sentuhan sensual yang kini membuatnya semakin bergairah terus dirasakan Serena. Ini bukan yang pertama kali untuk Serena. Sebelumnya dia juga pernah melakukannya dengan mantan pacar yang kini sudah menikah dengan wanita pilihannya. Lebih tepatnya merebut prianya dua bulan lalu.
Tapi untuk saat ini Serena merasakan setiap sentuhan dan rangsangan yang lebih nikmat dari yang pernah dirasakannya dulu. Tubuhnya benar benar bisa menerima setiap keindahan dari kelembutan yang membuatnya lupa diri.
***
Kemarin ada yg minta lanjut
Dan
hari ini Si_Ro up 2 bab sekaligus, senin 19:50
Baca juga ceritaku "Belum Jadi Mantan" yang udah tamat, jadi ngga perlu nunggu nunggu up yg kadang bikin penasaran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Mamah Kekey
seperti nya pernah baca tapi lupa..
2023-11-24
0
Diankeren
bca'in kmentar² rider jdi ktwa Eike.... krain Eike doank yg mkir sprti tu ( Bima n Ningsih ) 🤣🤣
trnyta kita idem.
2022-07-22
0
Berdo'a saja
Hem hem hem
2022-02-21
1