Saat ini Serena sudah berada di dalam aparteman miliknya. Membawa bungkusan plastik yang berisikan dengan bermacam sesaji yang tadi pagi dibelinya dipasar.
Mulai menatanya di atas tampah kecil. Mulai dari beberapa macam bunga, pisang, dan tidak lupa satu botol minyak dengan bau menyengat yang didapat dari Ni Maryam.
Ada dua kamar di dalam apartemen miliknya, dan Serena berniat menggunakan salah satunya khusus untuk melakukan aksinya malam ini. Hari ini adalah hari kamis yang bertepatan dengan malam jum’at kliwon. Dan itu sesuai dengan perintah dari Ni Maryam.
Serena hanya mengisi kamar itu dengan meja polos yang sudah ada sesaji diatasnya dan diletakkan dipojok ruangan. Dan satu buah ranjang yang sengaja dipindahkan yang kini tepat berada ditengah tengah. Tidak ada hiasan apapun, bahkan foto Serena sendiri juga tidak ada. Cat dindingnya pun berwarna gelap dengan lampu yang sengaja tidak akan dinyalakan, karena Serena akan menggunakan lilin untuk penerangan
Sangat berbeda dengan kamar satunya yang ada di apartemen itu. Kamar yang penuh dengan foto Serena dengan berbagai ekspresi. Ada juga foto foto saat dirinya melakukan fashion show dengan menggunakan dres mahal rancangan desaigner terkenal. Cat tembok dengan warna ceria, kasur yang dipasang sprei bunga bunga kecil. Ada juga meja rias dengan alat alat make up.
“Kok gue jadi gugup gini ya?"
“Dan kenapa gue malah merasa ragu. Padahal semuanya sudah siap dan lengkap”
Serena mondar mandir tidak jelas didepan kamar khususnya itu sambil terus bicara sendiri. Kedua tangannya disatukan dengan jari jari yang saling bertaut. Keyakinannya berkurang. Keraguannya bertambah.
Ni Maryam sudah memberinya peringatan. Tidak ada jalan untuk mundur, saat semuanya sudah dimulai.
Ada rasa enggan untuk membalas dalam hatinya yang sedang bertarung dengan rasa dendam dengan mengingat semua yang sudah dirasakannya.
Handphonenya berdering
“Hallo….”
“Mbak! Ibu mau ngomong nih” terdengar suara Zahra diujung telepon
“Rena….sekarang kamu dimana nak?”
“Serena lagi kerja bu, kenapa?” jawabnya berbohong.
“Perasaan ibu tiba tiba tidak tenang. Kamu baik baik aja kan sayang?”
“Iya bu. Rena baik baik aja kok. Ibu istirahat ya, jangan banyak pikiran. Rena ngga mau ibu sakit lagi”
Ibu Serena bisa merasakan apa yang terjadi dengan anak gadisnya. Walau tidak melihat secara langsung. Jiwa keibuannya memberitahukan padanya, kalau anaknya sedang dalam bahaya.
“Ya sudah, ibu tutup dulu ya. Ibu mau tidur siang dulu”
“Iya bu”
-
Matahari mulai menenggelamkan diri di ufuk barat. Meninggalkan jejak kuning lembayung pada awan sore menjelang malam.
Serena semakin gugup. Masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Kini perutnya terasa lapar. Seharian ini Serena hanya makan satu kali dan itu hanya sarapan dipagi hari tadi. Pikirannya terlalu sibuk sampai melupakan makan siang.
Ting tong…
“Bang Jon. Ada apa?”
Ngga ada apa apa mbak. Saya cuma disuruh nganterin makan buat mbak Serena. Kata ibu, ini semua makanan kesukaan mbak Serena. Joni membawa bungkusan yang ditata rapi. Rantang yang dipastikan berisi makanan enak favorit Serena
“Makasih ya Bang Jon”
“Apa malam ini, mbak Serena tidur disini?” Joni bisa melihat kalau Serena baru saja selesai mandi yang masih menggunakan kimono mandinya dan juga handuk kecil yang menutupi rambut basah.
“Iya Bang Jon. Kenapa?”
“Saya takut kalau mbak rena tiba tiba sakit dan tidak ada yang jagain”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Yully Produsen
sepertinya bang Joni ada rasa sama Serena,slalu care atau hanya menganggapnya sbg adik krna hutang budi sama org tuanya Serea
2022-02-28
1
Berdo'a saja
bang jon perhatian banget sihhhh
2022-02-21
0
Ayuk Vila Desi
jadi merinding....
2022-02-03
0