Bab 8

Pagi-pagi sekali pintu rumah Mawar di ketuk. Siapapun penghuni yang ada di dalam pasti merasa penasaran siapa tamu yang datang pagi ini.

"Permisi. Saya mau bertemu dengan Nona Mawar."

"Mawar? Ada perlu apa kau dengan anak ku?" Tanya Nyonya Kantil.

"Ada paket yang harus saya berikan pada nya."

"Silahkan tinggalkan saja paket itu di sana. Nanti biar aku yang berikan pada Mawar." Ucap Nyonya Kantil sambil tersenyum.

Bagaimana tidak, biasanya memang ia yang selalu mengambil paket-paket milik Mawar. Jika ia suka, maka itu milik nya.

"Maaf, saya tidak bisa. Saya harus bertemu langsung dengan Nona Mawar."

"Mawar sedang tidak ada di rumah. Dia pergi dan belum pulang."

"Kalau begitu, saya akan menunggu sampai Nona Mawar pulang dan memberikan paket ini langsung pada nya."

Nyonya Kantil sangat kesal. Apa-apa an Tukang paket ini. Buat repot aja.

"Ada apa sih ma? Siapa tamu kita?" Tanya Maharani.

Seketika ide di benak sang Nyonya langsung muncul.

"Loh, Mawar. Kamu udah di rumah. Kemana aja sih Mama cariin nggak ada tadi. Itu, ada paket atas nama dirimu."

Maharani yang melihat Ibu nya mengedipkan mata langsung mengerti ke mana arah pembicaraan sang Mama.

"Oh, ada paket ya. Baiklah, sini bang paket nya. Aku Mawar." Ucap Maharani dengan percaya diri.

Tangan nya langsung terulur pada paket yang ada di tangan laki-laki itu. Namun, tiba-tiba saja, tangan Rani yang sudah memegang paket, di pukul oleh laki-laki yang membawa paket.

" aww,,, kok tangan ku di pukul sih. Kan sakit."

"Maaf, saya di beri amanah untuk memberikan paket ini kepada Nona Mawar. Dan saya yakin, anda bukan Nona Mawar."

"Dari mana kamu tahu kalau saya bukan Mawar? Sok tahu ya kamu. Tukang antar paket aja banyak tingkah. Pergi kamu dari sini."

"Tidak! Saya hanya akan pergi jika Nona Mawar sendiri yang mengusir saya. Dan, setelah menyerahkan paket ini langsung pada nya."

"Dasar tukang aneh. Saya lapor polisi kamu." Ucap Nyonya Kantil dengan nada mengancam.

"Silahkan. Saya tidak takut. Ini pekerjaan saya."

Nyonya Kantil dan Maharani kehabisan kata-kata. Baru kali ini mereka bertemu dengan tukang antar paket yang aneh. Biasa nya paket hanya di letakkan saja di depan rumah mereka jika paket itu sudah di bayar.

Tapi ini, Kurir nya sendiri ingin menyerahkan langsung paket itu.

"Rani, panggil Mawar ke sini. Buat susah aja pagi-pagi."

"Iya, Ma."

Rani pun memanggil Mawar yang baru saja siap mandi dan akan bersiap-siap untuk pergi.

"Ada apa?" Tanya Mawar

"Ada paket."

Mawar heran, biasa nya kalau ada paket mereka mana pernah memberi tahu Mawar. Mawar pun langsung keluar karena penasaran.

"Ada apa ya?"

"Saya di perintahkan Pak Angga untuk memberikan paket ini kepada Nona."

Mata Nyonya Kantil dan Maharani melotot sempurna. Pantas saja mereka tidak berhasil membujuk Kurir yang satu itu.

"Paket apa?"

Laki-laki itu langsung memberikan sebuah paket ke tangan Mawar. Ia bahkan tidak beranjak dari sana sebelum Mawar membuka paket itu.

Mawar membuka paket dan sangat terkejut, saat melihat ponsel termahal keluaran terbaru yang masih beberapa saja yang di produksi.

Nyonya Kantil dan Maharani malah tidak bisa bernafas. Pandangan mata Maharani tidak beranjak sekali pun.

Tiba-tiba ponsel itu berdering. Terlihat nama Angga di sana. Ternyata, ia duluan mengontak atik ponsel itu.

"Halo calon istri. Bagaimana, suka sama ponsel nya?"

"Suka. Terima kasih ya." Ucap Mawar sambil tersenyum.

Hal itu di abadikan oleh laki-laki yang tidak lain adalah orang kepercayaan nya Angga.

"Ada beberapa paket lain nya yang aku kirimkan. Kamu pakai ya. Aku nggak terima komentar lain. Selamat menikmati."

Mawar membuka paket lainnya yang ternyata satu set skincare dari ko-rea. Skincare yang hanya bisa di pakai oleh orang-orang kaya yang ada di sana.

Paket selanjut nya, sebuah gaun indah dan juga hijab senada dari desainer terkenal. Belum lagi satu set perhiasan dan ada beberapa makanan dan cemilan.

Mawar tersenyum sumringah. Apalagi saat melihat ekspresi ibu dan anak itu. Senang sekali rasanya melihat mereka menjadi patung.

Reno yang akan pergi ke kantor pun begitu terkejut. Ia melihat semua barang-barang mewah itu ada di depan Mawar.

"Sayang, aku mau semua itu. Belikan ya." Ucap Maharani pada Reno.

Reno hanya bisa menahan nafas. Gila aja Maharani meminta hal yang mustahil.

"Ya kan kamu tinggal minta aja sama Mawar. Sama saudara kan harus saling berbagi." Ucap Reno.

"Maksud nya? Kayak aku yang harus berbagi manusia sampah kayak kamu?" Ucap Mawar kesal.

Enak saja mereka mau minta ini semua. Dasar parasit tidak tahu diri.

Terpopuler

Comments

Siti Aisyah

Siti Aisyah

aku suka gaya mawar🤣🤣🤣

2024-05-30

0

Zahra Cantik

Zahra Cantik

keren mawar 🤣

2024-05-30

0

Ajusani Dei Yanti

Ajusani Dei Yanti

dasar manusia muka tembok

2024-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!