Chapter 12

Bulan purnama yang terang mengiringi pesta pernikahan nya.

Amira tampak sangat bahagia, Baru kali ini ia memandang nya dengan jarak yang sangat dekat.

Ia melihat sepasang mata itu, ia mengagumi betapa cantiknya mata itu, bulu mata yang lebat dan lentik.

Dia memang pangeran tampan nan cantik.

🍀🍀🍀🍀🍀

Orang tua mereka menyuruhnya beristirahat, hari sudah semakin larut.

Amira menuntun pria itu, hari ini mereka sudah sah sebagai sepasang suami-istri.

Para pelayan membantu nya dan menunjukkan jalan menuju kamar Pangeran Beizitang Mo Ran.

Lalu para pelayan itu memberi hormat untuk meninggalkan mereka berdua.

Amira memandangi setiap sudut Kamar nya, sangat monoton dengan balutan warna yang serba gelap.

Ia tak habis fikir, kenapa kamar dan kasur itu tak dihiasi bunga-bunga mawar pada umumnya kamar pengantin baru.

Amira terlihat sangat kesal, seperti di sepelekan.

Ia menyandarkan suaminya itu di sebuah kursi yang mirip sofa.

membelai rambutnya, dan berkata.

" Sayang, aku keluar sebentar tunggu aku ya disini ".

Gadis cantik dengan balutan gaun pengantin itu keluar dengan Geram, mencari ruang pelayan untuk memarahi mereka.

Tapi dalam satu sudut lorong itu seseorang seperti menunggu nya.

Seseorang itu menarik tubuhnya.

" Sayang, aku sudah menunggu mu sangat lama ".

Pria itu berpakaian sangat rapi, ia seperti keluarga bangsawan tidak mirip dengan seorang pelayan.

Amira melotot memandangi pria itu, dengan sigap melepaskan tubuhnya.

" Siapa kamu, berani nya memegang tubuhku ."

Pria itu tersenyum sengit.

" Bukankah setiap pengantin Mo Ran akan tidur dengan ku ".

Ucap nya sadis.

Amira menampar wajah pria itu dengan keras, lalu meninggalkan nya, Ia bergumam " Dasar Gila ."

Pria itu hanya tersenyum sengit memandangi kepergian gadis itu.

Gadis itu seperti kehilangan tenaga karena terlalu lelah dengan acara pernikahan nya.

Ia mengurungkan niatnya untuk menemui para pelayan malam ini, mungkin bisa dilakukan nya esok hari.

Ia memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat.

Pangeran itu masih terduduk di kursi yang nampak seperti sofa itu dengan tatapan kosongnya.

Amira tersenyum dengan wajah terharu,

" Sayang, kamu benar menunggu ku disini ."

membelai rambutnya yang halus itu.

Amira menuntun nya ke tempat tidur dan melepaskan jubah pengantin nya yang nampak berat itu, lalu membaringkan nya.

Badan nya sangat letih, ia hanya membersihkan badan seadanya.

lalu tidur di samping suaminya itu.

Ia terngiang ucapan Pria yang hendak berbuat tak senonoh dengan nya, Kata " Setiap " membuat nya berfikir jauh, apakah Mo Ran pernah menikah dengan wanita lain, hanya dengan membayangkan saja hati nya sangat sesak.

Ia seperti terbakar cemburu, dan seakan tak rela.

Amira membelai rambut pria itu, memandangi nya dan mencium pipi nya.

Hati nya bergumam " Kau hanya milikku, tak ada yang boleh memiliki mu selain diriku ".

Pria itu sama sekali tak bergeming, masih dengan tatapan kosongnya.

Amira membelai nya, dan mencium bibirnya dengan sangat lembut.

Gadis itu merasakan desiran hasrat di tubuhnya, hanya saja malam pertama mereka tak akan terjadi.

Amira tersenyum dengan tabah.

" Selamat tidur sayang, Jangan lupa memimpikan diriku ."

Amira terlelap dengan tangan masih membelai pipi pria itu.

tak berselang lama pria itu pun juga memejamkan matanya.

Kasur penuh bunga mawar itu masih terlihat sangat segar.

Seseorang memeluk tubuhnya dari belakang dan menciumi lehernya.

Gadis itu melihat sepasang mata indah itu.

Tersenyum sangat manis, lalu meraih tangannya dan mencium nya.

Dalam hembusan nafas nya ia Berbisik pelan " Aku mencintaimu Li Xian Ai ."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***