Chapter 11

Percakapan orang tua mereka sangat akrab.

Tapi diam-diam Perdana menteri Guang Zhu memperhatikan Puteri semata wayangnya itu.

Tak biasa nya ia melihat anak nya tersipu malu seperti itu.

" Puteri Li Xian Ai memang sangat cantik, tak heran banyak sekali pemuda yang berdatangan untuk melamar, termasuk kami yang kala itu melamar puteri ".

Ucap Lembut Kaisar Jiang Tang.

Namun sepertinya perkataan itu tak terdengar oleh Amira, ia masih fokus memandang seseorang di depan nya.

Gelagat itu langsung terbaca oleh para orang tua itu.

" Li Xian Ai " Nama itu berkali-kali di panggil oleh Perdana Menteri Guang Zhu, saat akhirnya Zi Mei yang berdiri di belakang Gadis itu tersadar, sahabat nya itu sedang tidak fokus.

Ia menepuk lembut pundak Amira, barulah ia tersadar bahwa semua orang di ruangan itu sedang memperhatikan nya.

Ia jadi salah tingkah dan menggaruk kepala nya.

" Maaf Yang mulia Kaisar saya tidak Fokus, mohon ampuni kelancangan saya ".

Menundukkan sedikit kepala nya.

Tiba- tiba tawa Kaisar Jiang Tang meledak, membuat Amira semakin salah tingkah.

" Apakah ada yang aneh di wajah Puteraku, Puteri Li Xian Ai ."

Kaisar itu berucap sambil menyeringai.

" Tidak ada, tidak ada yang salah Yang Mulia Kaisar Jiang Tang, saya benar-benar meminta maaf ".

Gadis itu semakin kikuk di buat nya.

Kaisar itu membahas lagi tentang lamaran tempo lalu dan menyuruh melupakan kejadian itu, Kaisar Jiang Tang meminta jawaban Bangsawan Zhu.

Perdana menteri Guang Zhu mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada Kaisar Jiang Tang atas penghinaan yang puteri nya lakukan kepada Pangeran Beizitang Mo Ran.

Kaisar Jiang Tang, memang menginginkan Puteri Li Xian Ai untuk menjadi menantu nya.

Kala itu Saat Pangeran Beizitang Mo Ran masih berumur lima tahun, ia selalu menyebut nama Li Xian Ai dan berharap menikahi nya kelak saat ia dewasa.

Amira tersipu malu mengatakan kata "Bersedia" kepada keluarga bangsawan Tang.

Acara pertemuan keluarga itu berjalan mulus dengan jamuan yang hangat.

Hingga mereka menyepakati tanggal pernikahan, semua nya bersuka cita hanya saja Ibu Suri tiri Pangeran Beizitang Mo Ran terlihat berbeda, ia seperti menyimpan sedikit rasa tidak setuju atas rencana pernikahan itu.

Ia terus memandang Amira dengan tatapan sinis.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Saat tanggal pernikahan sudah di tetapkan Amira tidak di perkenankan menemui Pangeran Beizitang Mo Ran begitu pun sebaliknya sampai pernikahan mereka berlangsung.

Amira bersandar di ayunan anyaman taman dengan memandangi langit yang nampak kebiruan itu.

Di samping nya ada Sahabat setia nya Zi Mei.

" Amira, aku tidak menyangka, kau sudah akan menikah padahal aku baru saja dekat dengan mu, tapi kau sudah akan meninggalkan istana ini ".

" Tenang Saja Zi Mei aku akan membawa mu bersama ku di sana.

Wajah Gadis bermata sipit itu tiba-tiba sumringah.

" Dan kau tahu, Kenapa ya hatiku rasanya Rindu sekali, saat berada di dekatnya jantung ku berdegup sangat kencang, walaupun dia tak memandang ku, tapi aku yakin dia juga merasakan adanya diriku disana ."

🍃🍃🍃🍃🍃

Pernikahan termegah itu akhirnya datang, tepat saat bunga Meihua bermekaran.

Upacara adat, dan perayaan pesta rakyat mereka gelar.

Amira terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pengantin yang selaras dengan calon suaminya.

Mereka duduk bersama dalam pelaminan itu, pandangan kosong Pangeran Beizitang Mo Ran tak berubah.

Ia tetap tampan meski tak berekspresi, Amira terus memandangi nya, ia merasakan sangat bahagia.

Baginya ini adalah hidup nya sekarang, tak perduli ia datang dari era mana, pembatas dinding ruang dan waktu itu hilang seketika. yang ia jalani sekarang adalah bagaimana bisa terus bersama Pangeran itu.

Amira menggenggam tangan Pangeran tampan itu, dengan sedikit berbisik.

" Aku menantikan malam pengantin kita Sayang ".

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***