Langit berhiaskan bintang bertaburan menambah gemerlapnya Malam.
Bulan itu sudah tak malu-malu menampakkan sinar nya yang begitu terang.
Seberkas cahaya datang menghampirinya, seketika semua nya berubah.
🍀🍀🍀🍀🍀
Perlahan ia membuka matanya, cahaya terang membuat mata nya bias.
Ia bangun dengan memegangi kepala nya yang masih sangat berat, bersandar di sebuah pohon besar yang rimbun.
Lalu ia menyadari bahwa ini bukan lagi di Perpustakaan daerah tempatnya bekerja, tetapi seperti di sebuah hutan.
ia langsung beranjak dengan tenaga yang masih setengah nyawa.
berjalan mengikuti arah tanpa berfikir panjang, sesekali ia terjatuh karena kondisi badannya yang lemah, mata nya seperti ingin menutup kembali, tapi ia tetap bangkit dan terus berjalan.
Tak lama ia menemukan sebuah desa yang sangat ramai, lebih mirip seperti pasar karena banyak sekali orang-orang yang berdagang dan riuh orang berlalu lalang.
Satu hal yang baru saja ia sadari, Pakaian yang mereka kenakan sangat kuno begitu pun yang ia kenakan, Amira terjatuh lemas menyadari bahwa ini bukan mimpi melainkan Nyata, bahwa ia melintasi waktu ke jaman sejarah kerajaan.
Ia terus berjalan tanpa tujuan pasti, hanya saja ada sedikit kejanggalan, orang-orang itu melihat nya dengan tatapan sinis seakan menaruh kebencian yang mendalam, Gadis itu mempercepat langkah kaki nya.
Entah berapa desa yang ia lewati hingga kaki nya terasa rapuh untuk berjalan.
masih dengan tatapan sinis orang-orang yang memandangi nya, Amira tampak merasa sangat gelisah, ia berharap ini adalah mimpi di siang hari dan kemudian seseorang membangunkan nya.
Gongggggg !!! Gonggggggg !!! Gongggggg !!!!
Bunyi pukulan benda yang nampak seperti gong itu menggelegar di penjuru desa, banyak sekali orang-orang dengan sigap meninggalkan aktivitas mereka lantas berlarian ke arah jembatan dekat danau.
Amira yang tak mengerti hanya kebingungan.
Beberapa kali ia hampir jatuh karena desakan orang yang berlarian menyenggol dirinya kesana kemari.
Saat tempat itu hampir tak berpenghuni, Amira berjalan mengikuti sisa-sisa orang yang berlarian ke arah kerumunan orang di dekat danau.
Seperti akan ada pertunjukan Konser, semua orang di desa itu tumpah di satu tempat seakan menunggu artis idola.
Amira berjinjit menengadahkan kepala nya karena rasa penasarannya.
Hingga saat seorang Pria separuh baya berdiri dan berteriak dengan keras mengucapkan pidato nya.
Pria yang hampir tertutup uban itu masih sangat tampan dan gagah memakai pakaian bangsawan yang sangat terhormat.
Amira hanya mendengar dengan samar pidato itu, yang jelas di telingan nya adalah dua gadis di depannya yang sedang asyik bergunjing.
" Lihat Pangeran itu Sangat tampan ya,
aku berani bertaruh ketampanannya tiada yang bisa menandingi, hanya saja putra mahkota itu Idiot,
sangat di sayangkan wajah tampan itu ".
Gadis sebelah nya menyahuti
" Seandainya dia tidak idiot, mungkin aku mau menjadi permaisuri nya, Kaisar juga seperti nya sudah mau turun tahta ".
Amira lalu memandangi ke atas panggung lagi, di sana terduduk seorang laki-laki yang di deskripsikan dua gadis tadi, ia memang sangat tampan seperti artis yang sedang berpakaian kerajaan, seperti hendak syuting film kolosal.
hanya saja pandangan mata nya kosong, apakah benar ia memang benar-benar keterbelakangan mental.
Lamunan Amira buyar saat seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
" Nona Li xian Ai, apakah benar itu anda..?"
Gadis berkuncir bulat dua itu menatapnya lekat-lekat.
Amira menoleh kebingungan,
" Maaf saya, Amira bukan yang anda sebutkan tadi ".
Gadis berwajah khas Tionghoa itu memeluknya erat dengan perasaan yang sangat gembira.
" Nona Xian Ai, mari pulang Ayah anda sudah sangat khawatir atas hilang nya anda selama tiga hari ini ".
tanpa basa-basi gadis itu menarik tangan Amira meninggalkan kerumunan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
eca<love>(╥╯﹏╰╥)งZeE//👀~♥~
ip
2020-09-17
0
Shinta Nur Fitriana
thor...km jangan jdi pencuri dong...
masa fto ak di ambil😂😂😂😂
2020-04-03
0
Desi Ramadani
kok mirip rose black link ya!!!
2020-01-01
3