*Siapa Lelaki itu???
"Allah akbar! allahu akbar!" suara adzan subuh tengah berkumandang.
"Ummm..Hoaam! Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur, aamiin!..hei nis..nisa bangun udah subuh, ayo bangun sholat!" panggilku pelan sembari menepuk pelan bahu anisa yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Hoaam! Emm, Hoaam" Anisa yang enggan untuk membuka mata, terus saja ia menguap sembari menggaruk garuk kepalanya dan mengusap matanya, hal tersebut sudah menjadi lagu wajib bagi anisa saat dibangunkan sholat.
"Tutup mulut Nis, nanti dimasuki syaiton, hayu bangun, wudhu"
"Iya, iya Iksi"
Setelah wudhu merekapun menunaikan sholat subuh secara berjama'ah di imami iksiru, usai sholat pun mereka tidak melanjutkan tidur melainkan membaca Al-Qur'an sampai terlihat cahaya fajar yang menyinari setiap sisi jendela dan ventilasi asrama.
"Iksi, apa kegiatan lu hari ini?" tanya Anisa seketika.
"Hari ini aku mau berkunjung ke rumah respondenku dulu!"
" Responden lu ibu hamil kan?"
"Hu'um, sekalian ngecek status kesehatan mereka, masih ada waktu buat penelitian sebelum KKN Nis!" balas Iksi sembari menyiapkan kuesioner dan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil.
"Lu gak capek apah, istirahat lah sehari, jalan yuuk! kemana kek" dengan semangat Anisa mengajak Iksi, dengan menunjukkan mimik tubuh merayu berharap iksi termakan dengan ucapannya.
"Nis! sekarang tuh kita udah semester akhir, gak boleh berleha-leha, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin, lu kan ada revisi, mending lu konsul deh sekarang dari pada ngelantur gak jelas" tegas iksi mengingatkan sahabatnya yang super santai itu.
"iya, iya aku mandi sekarang" kini Anisa mulai terperanjat dari duduknya, lalu tertatih mengambil seperangkat alat mandi menuju kamar mandi.
"Oh iya Nis, nanti WA kak Hilwa yah, nanyain jam berapa kita ngumpul"
"Ok!" jawab Anisa dengan nada yang lemas seperti orang yang tidak bersemangat untuk hidup.
Jam dinding telah menunjukkan pukul 16.15 WIB, iksi pun bergegas kembali ke asrama.
"Assalamu'alaikum!"
"Waalaikumusalam!" terdengar suara Anisa dari dalam menjawab salam, sembari membukakan pintu.
"Loh! lu gak konsul hari ini?" tanya iksi dengan tatapan heran melihat Anisa masih ada di dalam kamar, sementara Anisa hanya terdiam dan tersenyum kecil sambil menatap iksi.
"Serius Nis, lu gak konsul hari ini?"
"Hmm, Iksi! aku seneng banget hari ini!" dengan perasaan amat bahagia, sontak Anisa memeluk Iksi.
"Seneng kenapa Nis?" lagi-lagi Iksi kebingungan dengan tingkah Anisa.
"Proposal aku udah di ACC Iksi, jadi lusa aku udah bisa sidang proposal!"
"Ouw yah?"
"Iya! makasih loh Iksi, selama ini lu udah nyemangatin aku" Anisa kegirangan sambil mencubit kedua pipi iksi.
"Alhamdulillah! Nis, masya allah aku seneng banget dengernya, congratulation yah Nis!"
"Iya Iksi, pokoknya entar malem kita rayain, tenang aja aku yang belanja" Anisa masih kegirangan bahagia seakan tidak menyangka proposalnya sudah di ACC.
"Nis, bahagia seperlunya aja, entar malem kita ke pengajian dulu, kita kan udah janji sama kak Hilwa, ngerayainnya nanti aja setelah lu udah sidang skripsi, gimana?" terang Iksi sembari tersenyum kecil pada Anisa.
"Hmm! ya udahlah gak apa-apa!"
"Ok, kalo gitu kita siap-siap sekarang"
Setelah adzan maghrib berkumandang, Iksi, hilwa dan Anisa sudah berkumpul di masjid untuk menunaikan sholat maghrib berjama'ah sekaligus menghadiri kajian di masjid kampus.
"Ramai banget yah, aku sampai canggung loh kak, waduuh ganteng banget cowok-cowoknya" Anisa keheranan melirik ke kiri dan ke kanan para mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari institusi lain.
" Hei! jaga matanya Nis, hehe harusnya kak Hilwa yang canggung, ini kan kampus kalian"
"Ini dari jurusan kesehatan semua kak?" iksi yang sedari tadi membungkam kini mulai bersuara.
"Gak Iksi, mereka itu berasal dari berbagai fakultas dan jurusan dari setiap kampus yang diundang"
"Ough!"
"Assalamu'alaikum, wr.wb!" ucapan salam dari seorang ustadz yang memimpin kajian tersebut, menandakan kajian akan dimulai.
"Waalaikumussalam, wr.wb" sontak seluruh audiens menjawab salam yang dilontarkan oleh ustadz tersebut. Setelah kurang lebih satu jam ustadz menjelaskan isi Al-Qur'an surah An-Nur, kini saatnya masuk ke sesi tanya jawab.
"Ya allah udah masuk sesi tanya jawab, apa nih yang mau ditanyain" tiba-tiba Anisa menggerutu kebingungan sambil membolak balikan lembar Al-Qur'an.
Hilwa tampak tenang dan terlihat seperti dia sudah menyiapkan pertanyaan yang akan ia lontar kan hanya tinggal menunggu kesempatan yang diberikan saja.
"Iksi, lu udah punya pertanyaan belum?" tanya anisa dengan suara lirih
"Aku bingung Nis mau nanya apa?" Iksipun tak ubahnya dengan anisa, sedari tadi terus saja ia membolak balikan lembar Al-Qur'an yang dipeganginya.
Belum selesai mereka memikirkan pertanyaan, tiba-tiba iksiru dikejutkan oleh pertanyaan sederhana dari seorang lelaki yang ada di balik tabir, seketika jantungnya berdegup sangat kencang, perasaan gerogi dan takjub mendengar pertanyaan lelaki itu, rasa penasaran pun mulai menghantuinya. iksipun hanya bisa melongo setelah mendengar pertanyaan tersebut.
"Iksi ? Iksi? lu kenapa?" dari belakang terus saja Anisa menggerutu layaknya ulat bulu.
"amm! gak, gak knapa napa kok Nis, hehe" Iksi yang merasa terkejut dan sedikit kaku dengan lirih ia menjawab pertanyaan Anisa.
Setelah kajian usai, diakhiri dengan sholat isa berjama'ah, iksirupun masih saja penasaran dengan lelaki misterius yang bertanya tadi.
"kak Hilwa, Iksi, aku duluan ke asrama yah, udah kebelet nih dari tadi"
"hmm! iya, iya hati-hati yah" balas Hilwa, sementara Iksi hanya tersenyum mendengar ucapan Anisa, namun kepalanya masih saja dipenuhi dengan rasa penasaran terhadap lelaki yang bertanya tadi.
"Eem! Kak, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Iksi sedikit canggung.
"Boleh, Iksi mau nanya apa?"
"Um! tadi lelaki yang menanyakan pertanyaan tentang aurat itu siapa yah kak?"
"Ow bentar" Seketika Hilwa melihat lihat jamaah yang ada di sekeliling mereka, yang juga sedang bersiap siap untuk pulang.
"Itu orangnya dek" sambung Hilwa, sambil menunjuk seseorang yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya yang berada tidak jauh dengan mereka.
"Yang mana kak?" tanya Iksi untuk meyakinkan kembali.
"Tuh, yang pakai baju kemeja kotak kotak merah hitam dek"
"Ohough, namanya siapa kak?" Iksin sangat terkejut saat mengetahui ternyata lelaki itu yang melontarkan pertanyaan tadi, namun rasa penasaran masih saja menghantui iksi.
"Uhm, maaf dek, kalo namanya kak Hilwa kurang tahu, soalnya kak hilwa gak begitu kenal dekat sama dia, hanya yang sedikit kak Hilwa tahu dia itu mahasiswa UGM jurusan kimia murni dek, emangnya ada apa dek?" tanya Hilwa balik penasaran.
"Ouw, gak, gak kenapa napa kok kak, hehe, hanya suka aja dengan pertanyaannya" Iksi terlihat gerogi saat menjawab pertanyaan Hilwa.
"Ouw iya, jemputan kakak udah ada, kakak pamit yah" pamitnya sambil cipika cipiki dan bersalaman dengan iksiru.
"Iya kak, hati-hati dijalan yah kak!"
"Insya allah dek, assalamu'alaikum!"
"Waalaikumusalaam"
Simpan Komentar dibawah ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
dwi marti mukhsinun
pertanyaAn laki2 itU kek gimana tor?
2020-11-25
1
Ettina Kebumen
msh nyimak thoor😎😁
2020-07-23
0
Ahmad Alhabsyi
visual thoor
2020-07-03
0